Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Serigala Menjaga Keseimbangan Ekosistem?

Kompas.com - 15/04/2025, 19:30 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keberadaan serigala di suatu ekosistem bukan hanya soal mempertahankan populasi hewan liar. Lebih dari itu, serigala adalah pilar penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem dan biodiversitas.

Dalam konteks krisis lingkungan global, konservasi predator puncak ini harus dipahami sebagai bagian integral dari strategi sustainability yang menyeluruh dan bersinergi dengan aspek kehidupan lainnya.

Penelitian dan kasus nyata dari Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat menjadi bukti konkret bagaimana keberadaan serigala dapat memulihkan keseimbangan ekologis.

Sejak serigala mulai diperhatikan kembali pada tahun 1995, terjadi pemulihan vegetasi secara signifikan. Pohon aspen dan willow kembali tumbuh, menghidupkan kembali habitat bagi berang-berang, burung, dan amfibi. Bahkan aliran sungai menjadi lebih stabil karena berkurangnya erosi tanah.

Keseimbangan ini dikenal sebagai trophic cascade, sebuah efek berantai ekologis yang mencerminkan pentingnya interkoneksi antara satu makhluk dengan makhluk lainnya dalam sistem alam.

Baca juga: Era Baru Konservasi Pesisir Derawan lewat Pendanaan Berkelanjutan

Ketidakhadiran serigala di sejumlah wilayah dunia menyebabkan overpopulasi herbivora seperti rusa dan elk, yang berujung pada degradasi lahan, hilangnya vegetasi, serta kerugian bagi petani akibat kerusakan tanaman yang disebabkan oleh hewan-hewan herbivora.

Melestarikan serigala bukan hanya menyelamatkan satu spesies, tetapi juga menyelamatkan jaringan kehidupan yang bergantung padanya. 

Namun, konservasi serigala tidak bebas tantangan. Di banyak wilayah masih merasa merasa keberadaan serigala memicu konflik dengan peternak. Masyarakat lokal masih merasakan kekhawatiran akan serangan serigala terhadap ternak mereka sehingga mereka tidak bersedia untuk turut bekerja sama untuk mengkonservasi serigala.

Oleh karena itu, pendekatan keberlanjutan perlu mencakup solusi inovatif seperti sistem kompensasi, penggunaan pagar listrik ramah lingkungan sebagai bentuk preventif dari agar kekhawatiran masyarakat tidak terjadi, hingga edukasi publik mengenai manfaat ekologis dengan adanya serigala.

Masa depan keberlanjutan tak hanya bicara soal manusia dan emisi karbon, tapi juga bagaimana kita memperlakukan makhluk lain yang menopang siklus kehidupan. Dalam hal ini, suara serigala di tengah hutan bisa jadi adalah nyanyian terakhir dari alam yang seimbang — atau tanda bahwa kita masih punya harapan untuk memperbaikinya.

Baca juga: Pembayaran Jasa Lingkungan Mendukung Konservasi Air di Hulu Sub DAS Pusur

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau