Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Evakuasi WN Brasil di Rinjani Lama? Basarnas Ungkap Kendalanya

Kompas.com - 30/06/2025, 13:12 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengungkapkan bahwa evakuasi WN Brasil, Juliana Marins, terkendala oleh medan dan cuaca di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.

Kepala Basarnas, Marsekal Madya Mohammad Syafii, menyatakan pihaknya akan melakukan evaluasi terkait evakuasi korban.

"Kalau kemampuan saya rasa kemampuan Badan SAR Nasional standar internasional. Seperti kami hadir di kejadian Turki, gempa di Myanmar Itu menjadi referensi kami," kata Syafii dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (30/6/2025).

Dia turut merespons komentar terkait lambatnya tim SAR dalam mencari korban. Menurut Syafii, petugas telah memenuhi standar untuk operasi penyelamatan.

Baca juga: WN Brasil Jatuh di Rinjani, Menhut Pikirkan RFID hingga Pemeringkatan Gunung

"Kalau misalkan ada netizen yang menyampaikan ini (evakuasi) lambat atau cepat sebenarnya sesuatu yang wajar, dan setiap ada kejadian kami pasti akan evaluasi," tutur Syafii.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Sementara itu, Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni, bakal mengevaluasi prosedur pengamanan atau SOP yang mencakup pemasangan papan penanda hingga pemberian gelang kedaruratan bagi pendaki.

"Termasuk ide RFID (radio frequency identification) yang dipasangkan di gelang, sehingga secara cepat apabila ada kondisi kedaruratan bisa terantisipasi dengan lebih baik," ujar Raja Juli.

Dia menyatakan, pemerintah tidak anti terhadap kritik. Karenanya, evaluasi akan dilakukan dalam waktu dekat sekaligus memperkuat kerja sama dengan Basarnas melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU).

Baca juga: Kepala TN Gunung Rinjani: Pendakian Harus Utamakan Keselamatan

"Sehingga reaksi kami nanti lebih cepat, dan pada level preventif juga dengan edukasi. Nanti relawan-relawan yang memang memiliki potensi besar kami tingkatkan kapasitasnya, sehingga kalau ada kondisi kedaruratan bisa bekerja sama kembali," jelas dia.

Selain itu, Raja Juli pun membuka peluang untuk memberikan sertifikasi kepada pemandu yang akan membawa para pendaki.

Adapun Juliana Marins ditemukan meninggal dunia, Selasa (24/6/2025) di jurang jalur puncak Gunung Rinjani. Tim SAR gabungan menjangkau posisi korban di arah Danau Segara Anak di sekitar Cemara Nunggal, Gunung Rinjani.

Baca juga: Flora Terancam Punah Ditemukan di Tepi Jalan TN Meru Betiri

Tim gabungan terdiri dari Basaranas, Unit SAR Lombok Timur, Brimob, Polisi Hutan, EMHC, Lorax, Porter dan Rinjani Squad. Total ada 48 personel yang terlibat dalam evakuasi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
LSM/Figur
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau