Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset Ungkap Dugong Berperan Jaga Keseimbangan Iklim

Kompas.com - 30/06/2025, 10:14 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pusat Riset Oseanografi (PRO) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa dugong turut menjaga keseimbangan iklim.

Peneliti PRO BRIN, Sekar Mira, menjelaskan di lautan, dugong berinteraksi dengan padang lamun yang menjadi rumah sekaligus makanan utamanya. Perilaku mamalia ini memengaruhi cadangan maupun aliran karbon di ekosistem pesisir khususnya padang lamun.

"Peran dugong dalam ekosistem laut tidak hanya sebagai pemakan lamun, tapi juga sebagai penggerak proses ekologi yang lebih luas, termasuk dalam mitigasi perubahan iklim," kata Mira dalam keterangannya, Senin (30/6/2025).

Aktivitas dugong termasuk makanan, ekskresi, hingga interaksinya dengan lamun berkontribusi pada siklus karbon di wilayah pesisir. Penelitiannya menunjukkan, dugong menjadi indikator kesehatan padang lamun serta karbon biru di laut.

Baca juga: Isu Emisi Karbon Tenggelam

“Selama ini, kita tahu bahwa lamun menyimpan karbon biru. Sedangkan spesies ini satu-satunya jenis mamalia laut yang benar-benar hanya mengandalkan vegetasi atau seagrass sebagai makanan utama,” tutur dia.

Mira menyebutkan jejak makan dugong turut berpengaruh terhadap laju pertumbuhan lamun dan mempercepat proses siklus biomassa ke dalam sedimen.

"Ini berpotensi meningkatkan penyimpanan karbon jangka panjang," imbuh Mira.

Kata dia, interaksi dugong dengan lamun juga bisa meningkatkan proses dekomposisi dan penyerapan karbon di sedimen. Kondisi itu menjadikannya sebagai bagian dari solusi ekosistem terhadap perubahan iklim.

Baca juga: Jaga Padang Lamun Penting untuk Konservasi Dugong

Mira berpandangan, penelitian ini memperlihatkan bahwa dugong bukan hanya bagian dari keanekaragaman hayati laut. Tetapi juga berperan penting dalam stabilitas iklim melalui ekosistem pesisir.

Karenanya, dia berharap agar hasil risetnya dapat mendukung perumusan kebijakan konservasi berbasis sains dan memperkuat integrasi karbon biru dalam agenda mitigasi perubahan iklim nasional.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Nikel dan Wajah Baru Morowali, dari Tanah Leluhur ke Pusat Industri Dunia
Nikel dan Wajah Baru Morowali, dari Tanah Leluhur ke Pusat Industri Dunia
Swasta
Dukung Pendidikan Inklusif, Garudafood Beri Beasiswa Santri Tunanetra hingga Anak Prasejahtera
Dukung Pendidikan Inklusif, Garudafood Beri Beasiswa Santri Tunanetra hingga Anak Prasejahtera
Swasta
Aliansi Perbankan Net Zero Hentikan Kegiatan Sementara
Aliansi Perbankan Net Zero Hentikan Kegiatan Sementara
Swasta
Paparan Logam dan Sulfat dalam Polusi Udara Berpotensi Tingkatkan Risiko Asma
Paparan Logam dan Sulfat dalam Polusi Udara Berpotensi Tingkatkan Risiko Asma
LSM/Figur
Tata Kelola Mangrove Perlu Terintegrasi dengan Tambak
Tata Kelola Mangrove Perlu Terintegrasi dengan Tambak
LSM/Figur
Krisis Iklim Makin Parah,  WALHI Desak Revisi UU Kehutanan Berparadigma Keadilan Ekologis
Krisis Iklim Makin Parah, WALHI Desak Revisi UU Kehutanan Berparadigma Keadilan Ekologis
LSM/Figur
Pesimis Kualitas Udara Jakarta Membaik, Menteri LH Ungkap Sumber Masalahnya
Pesimis Kualitas Udara Jakarta Membaik, Menteri LH Ungkap Sumber Masalahnya
Pemerintah
Badak di Kalimantan Timur Sisa Dua, Kemenhut Siapkan Induk Pengganti
Badak di Kalimantan Timur Sisa Dua, Kemenhut Siapkan Induk Pengganti
Pemerintah
Sudah Saatnya Penyelenggara Event Lebih Sustainable
Sudah Saatnya Penyelenggara Event Lebih Sustainable
Swasta
Studi Jawab Polemik Dampak Kebisingan Turbin Angin pada Manusia
Studi Jawab Polemik Dampak Kebisingan Turbin Angin pada Manusia
LSM/Figur
Produksi Daging Sapi di Brasil Picu Kenaikan Emisi Metana
Produksi Daging Sapi di Brasil Picu Kenaikan Emisi Metana
Pemerintah
Menteri LH: Banyak Produsen AMDK Pakai Air Tanah, Konservasi Cuma Mantra
Menteri LH: Banyak Produsen AMDK Pakai Air Tanah, Konservasi Cuma Mantra
Pemerintah
Laut Asam Melemahkan Gigi Hiu, Ancaman Baru bagi Predator Puncak
Laut Asam Melemahkan Gigi Hiu, Ancaman Baru bagi Predator Puncak
Pemerintah
'Circularity Tour', Aqua Libatkan Pelari Maybank Marathon dalam Aksi Lingkungan dan Ekonomi Sirkular
"Circularity Tour", Aqua Libatkan Pelari Maybank Marathon dalam Aksi Lingkungan dan Ekonomi Sirkular
Swasta
Alarm Punah! Badak Jawa Diprediksi Hilang 50 Tahun Lagi, Translokasi Jadi Jalan
Alarm Punah! Badak Jawa Diprediksi Hilang 50 Tahun Lagi, Translokasi Jadi Jalan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau