Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Flora Terancam Punah Ditemukan di Tepi Jalan TN Meru Betiri

Kompas.com, 13 September 2024, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.comDehaasia pugerensis yang menjadi tumbuhan endemik langka dan terancam punah serta tersisa 191 individu dewasa ditemukan di kawasan Taman Nasional (TN) Meru Betiri.

Temuan flora langka tersebut berawal dari kegiatan pelatihan yang dilakukan Yayasan Save Indonesian Nature & Threatened Species (SINTAS) Indonesia dan Pusat Riset Ekologi dan Etnologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan pengelola TN Meru Betiri.

"Kami diberikan pelatihan eksplorasi terkait dengan flora Dehaasia itu. Dan saat peserta pelatihan turun ke kawasan rimba TN Meru Betiri, ditemukan cukup mudah tumbuhan endemik yang terancam punah itu tumbuh di tepi jalan," kata Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) TN Meru Betiri Nur Rohmah, Kamis (12/9/2024), sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Gajah Kalimantan Dinyatakan Terancam Punah akibat Penggundulan Hutan

Nur Rohmah berujar, BRIN sudah melakukan penelitian sejak 2020 dan menyatakan tumbuhan Dehaasia merupakan jenis flora endemik yang hanya satu-satunya ditemukan di Kabupaten Jember, tepatnya di Kecamatan Puger.

"Spesies Dehaasia pugerensis masuk daftar merah yang diterbitkan International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan kategori terancam kritis, sehingga kami bersyukur tumbuhan itu masih bisa ditemukan di kawasan TN Meru Betiri," tutur Nur Rohmah.

Dia menjelaskan, Dehaasia pugerensis ditemukan di kawasan Resort Andongrejo yang masuk Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Ambulu saat peserta pelatihan melakukan pelacakan di lapangan bersama pemateri.

Nur Rohmah bertutur, setidaknya terdapat lima individu flora Dehaasia pugerensis yang ditemukan di wilayah ini.

Baca juga: BRIN Bangun Bank Benih di 6 Lokasi, Cegah Tumbuhan Punah

"Namun beberapa petugas TN Meru Betiri juga menemukan di Resort Bandealit dan Resort Wonoasri. Keduanya masih masuk SPTN Wilayah II Ambulu, sehingga totalnya sekitar 15 individu," paparnya.

Nur Rohma meyakini bahwa, tumbuhan tersebut kemungkinan bisa ditemukan di kawasan TN Meru Betiri lainnya karena petugas dengan mudah menemukan tumbuhan tersebut.

Di satu sisi, pihaknya masih akan melakukan inventarisasi terkait populasinya ke depan.

Berdasarkan data inventarisasi flora di TN Meru Betiri, setidaknya terdapat 602 jenis tumbuhan yang terdiri atas 98 Familia dengan 242 jenis di antaranya berkhasiat sebagai tumbuhan obat.

Ke depan, lanjut dia, pihaknya memiliki pekerjaan rumah untuk inventarisasi populasi Dehaasia pugerensis yang ada.

Baca juga: Anggrek Langka Terancam Punah, BRIN Lakukan Upaya Konservasi

Pasalnya, tumbuhan endemik biasanya punya habitat tertentu dan khusus.

"Tumbuhan itu dalam status terancam kritis, sehingga harus dilindungi agar tidak punah. Tumbuhan yang tingginya sekitar 8 meter dan pohonnya tidak terlalu besar itu tidak menjadi potensi ilegal logging di zona rimba," katanya.

Ia mengatakan jenis flora yang tumbuh dan fauna yang hidup di kawasan TN Meru Betiri dipastikan akan terus bertambah seiring dengan kegiatan penelitian yang dilakukan mahasiswa dan dosen dari berbagai perguruan tinggi ke taman nasional tersebut.

Kawasan TN Meru Betiri merupakan salah satu wilayah di Pulau Jawa yang masih menyisakan formasi hutan hujan tropis dataran rendah dengan formasi yang relatif lengkap.

Tercatat setidaknya memiliki 512 jenis satwa yang terdiri atas 31 mamalia, 7 reptilia, 254 aves, 123 insecta, 40 pisces, 71 anthropoda, 17 odonata, 10 amphibi, 6 bivalvia.

Baca juga: DNA Harimau Jawa Ditemukan dari Rambut di Sukabumi, Bukti Belum Punah?

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
BUMN
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Swasta
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pemerintah
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Pemerintah
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
LSM/Figur
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Swasta
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
LSM/Figur
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Swasta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
BUMN
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Pemerintah
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
Pemerintah
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Pemerintah
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
LSM/Figur
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau