Dalam uji fotokatalitik terhadap zat pewarna metilen biru dan metil oranye, yang biasa digunakan di industri. Arun mengatakan bahwa material fotokatalisis dinilai mampu menguraikan zat pencemar pewarna limbah masing-masing hingga 96 persen dan 92 persen sehingga limbahnya menjadi jauh lebih bersih atau tidak mencemari lagi hanya dalam waktu 90 menit.
Menurut Arun, bahkan saat kedua zat dicampur, efisiensi penguraian tetap tinggi. Hal ini menunjukkan potensi aplikatif yang kuat untuk pengolahan air limbah di industri.
“Nanohibrida yang kami kembangkan menunjukkan kinerja fotokatalitik tinggi, stabilitas baik, dan prospek besar untuk diterapkan dalam pengolahan air limbah dan aplikasi lingkungan lainnya,” ujar Arun.
Baca juga: Teknologi Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Jadi Keharusan di Jakarta
Pengembangan sel surya organik dan teknologi fotokatalisis nano-hibrida ini memperlihatkan pendekatan riset yang tidak hanya menekankan aspek performa teknologi, tetapi juga kontribusinya terhadap keberlanjutan.
Keduanya dapat mendukung agenda transisi energi bersih dan pengelolaan lingkungan yang lebih aman, efisien, dan ramah lingkungan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya