Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset: Serat Plastik Dongkrak Emisi Industri Fashion 7,5 Persen

Kompas.com, 31 Juli 2025, 18:02 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apparel Impact Institute (AII) mencatat emisi iklim di industri fashion melonjak 7,5 persen hanya dalam satu tahun.

Industri ini pun kini bertanggung jawab atas hampir 2 persen polusi iklim global.

Lonjakan emisi ini terjadi pada tahun 2023, setelah sempat menurun tipis 1,17 persen pada tahun 2022, dan beberapa tahun sebelumnya yang datar.

Dan menurut laporan tersebut salah satu penyebab utama kenaikan ini adalah maraknya penggunaan polyester murni, salah satu jenis plastik.

“Kita membaca tentang merek-merek yang mulai meninggalkan batu bara, berinvestasi pada energi terbarukan, dan berupaya mengurangi karbon dalam rantai pasok. Namun, kita juga melihat emisi masih saja naik,” kata Ryan Gaines, Chief Financial Officer AII.

Baca juga: Kurangi Sampah “Fast Fashion” lewat Gerakan Barter Pakaian

“Kesenjangan inilah yang paling mengkhawatirkan. Ini menunjukkan bahwa meskipun setiap pemain di industri membuat kemajuan, sistem secara keseluruhan masih berorientasi pada volume, kecepatan, dan fragmentasi ketidakseragaman," katanya dikutip dari Trellis, Jumat (25/7/2025).

Tak Mengejutkan

Lynda Grose, seorang pengajar desain fashion di California College of the Arts mengungkapkan temuan tersebut tidak mengejutkan karena industri telah lama menyadari volume emisi karbon terbesar dihasilkan dalam proses pembuatan barang baru.

Ia juga menambahkan bahwa industri seharusnya membuat lebih sedikit barang baru, terutama yang berasal dari bahan bakar fosil. Selain itu, perlu ada insentif untuk membatasi produksi produk baru dan meningkatkan cara-cara lain untuk menghasilkan pendapatan.

Dan dari laporan tersebut kemudian terungkap bahwa polyester menyumbang 57 persen dari semua serat yang digunakan dalam industri fashion.

Pada tahun 2023, perusahaan menggunakan 71,1 juta metrik ton polyester, naik dari 63,3 juta metrik ton di tahun 2022.

Pada saat yang sama, persentase polyester daur ulang dari total polyester justru turun dari 13,6 persen menjadi 12,5 persen.

Menurut laporan itu, merek-merek pun harus meningkatkan penggunaan bahan-bahan yang lebih baik.

Baca juga: Mengapa Slow Fashion Sulit Jadi Tren?

Perusahaan juga tidak hanya harus berhenti memproduksi lebih banyak pakaian daripada yang bisa mereka jual, tetapi juga harus serius dalam menghilangkan bahan bakar fosil dari rantai pasok mereka.

Laporan AII kemudian mencatat bahwa 55 persen emisi industri berasal dari pembuatan material, seperti tekstil dan hiasan. Diikuti oleh ekstraksi bahan mentah seperti kapas, kulit hewan, bahan bakar fosil sebesar 22 persen.

Lalu, pemrosesan bahan menyumbang 15 persen, dan produksi akhir hanya menyumbang 8 persen.

Tidak ada yang mengatakan bahwa mengurangi jejak karbon industri fashion itu mudah.

600 Punya Komitmen Net Zero

Kendati demikian jumlah perusahaan pakaian yang memiliki target net zero (nol emisi bersih) yang disetujui oleh Science-Based Targets initiative telah berkembang pesat, dari sekitar belasan perusahaan pada tahun 2019 menjadi 600 perusahaan pada bulan April tahun ini.

Untuk itu para profesional keberlanjutan perusahaan seharusnya berkolaborasi dengan tim lain seperti pengadaan, desain produk, keuangan, dan lainnya.

Kolaborasi ini bertujuan untuk mengembangkan dan menerapkan rencana aksi transisi iklim yang dapat mengambil tindakan mendesak dan dalam jangka pendek terhadap emisi.

Baca juga: Tekstil Hijau dari Kombucha, Revolusi Fesyen Ramah Lingkungan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kemenhut: Perambahan Ilegal Habitat Gajah di TN Kerinci Seblat Capai 4 Ha
Kemenhut: Perambahan Ilegal Habitat Gajah di TN Kerinci Seblat Capai 4 Ha
Pemerintah
Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan
Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan
LSM/Figur
Kota Global Butuh 105 Miliar Dollar AS untuk Pendanaan Proyek Iklim
Kota Global Butuh 105 Miliar Dollar AS untuk Pendanaan Proyek Iklim
Pemerintah
Target Berbasis Sains Tingkatkan Hubungan Korporasi dengan Investor Secara Signifikan
Target Berbasis Sains Tingkatkan Hubungan Korporasi dengan Investor Secara Signifikan
Pemerintah
Trend Asia: Indonesia Bermuka Dua soal Iklim, Janji Manis ke Dunia, Ingkari Warganya
Trend Asia: Indonesia Bermuka Dua soal Iklim, Janji Manis ke Dunia, Ingkari Warganya
LSM/Figur
Lembaga Ini Sebut Pengoperasian 20 PLTU di Indonesia Sebabkan 156.000 Kematian Dini
Lembaga Ini Sebut Pengoperasian 20 PLTU di Indonesia Sebabkan 156.000 Kematian Dini
LSM/Figur
Kapasitas Listrik dari Pembangkit Tenaga Angin Lepas Pantai Naik 3 Kali Lipat pada 2030
Kapasitas Listrik dari Pembangkit Tenaga Angin Lepas Pantai Naik 3 Kali Lipat pada 2030
LSM/Figur
Algoritma Medsos Semakin Tentukan Isu Publik yang Dianggap Penting
Algoritma Medsos Semakin Tentukan Isu Publik yang Dianggap Penting
LSM/Figur
Bersihkan Kawasan Mandalika, ITDC Tangani 7,2 Ton Sampah Kiriman di Pantai Tanjung Aan
Bersihkan Kawasan Mandalika, ITDC Tangani 7,2 Ton Sampah Kiriman di Pantai Tanjung Aan
BUMN
Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 2,52 Juta Kematian
Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 2,52 Juta Kematian
LSM/Figur
Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim
Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim
Pemerintah
Bukan dari Aspirasi Petani, Kebijakan Pertanian Sulit Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Bukan dari Aspirasi Petani, Kebijakan Pertanian Sulit Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
LSM/Figur
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Pemerintah
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau