BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pemerintah mulai menjalankan program rehabilitasi ekosistem mangrove di empat provinsi sebagai bagian dari inisiatif nasional bertajuk Mangroves for Coastal Resilience (M4CR).
Proyek M4CR sendiri dijalankan sejak 2022 hingga 2027 dengan pendanaan dari Bank Dunia senilai 171 juta dollar AS atau sekitar Rp2,7 triliun. Dana tersebut digunakan untuk rehabilitasi ekosistem serta pemberdayaan masyarakat pesisir.
Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH), Dyah Murtiningsih, menyatakan bahwa pendekatan berbasis masyarakat menjadi fondasi utama program M4CR.
Baca juga: Mangrove Festival 2025 Banyuwangi, Ajak Masyarakat Rehabilitasi Ekosistem Pesisir
“Ini program lintas kementerian dan lintas sektor. Selain Kementerian Kehutanan, juga melibatkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Lingkungan Hidup, Bappenas, Kementerian Keuangan, dan tentu saja pemerintah daerah,” jelas Dyah, Selasa (30/7/2025).
Pelaksanaan pertama program rehabilitasi ini difokuskan di kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Hal ini tidak lepas dari kekayaan vegetasi mangrove yang dimilikinya.
Kawasan ini memiliki total luas sekitar 44.000 hektare, dengan 1.100 hektare di antaranya merupakan kawasan mangrove.
Pemerintah menargetkan rehabilitasi hutan mangrove seluas 41.000 hektare dengan menanam lebih dari 80 juta batang pohon hingga tahun 2027.
Baca juga: Hari Mangrove Sedunia 2025, Tema dan Target Rehabilitasi Lahannya
Empat provinsi menjadi fokus utama program ini, yakni Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Keempatnya dikenal memiliki ekosistem mangrove terbesar di Indonesia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya