Selama dua hari sesi deep-dive, lebih dari 25 pembicara akan membedah strategi AI secara praktikal, di antaranya Dan Henry membahas tajuk “Strategi Pembingkaian Selebriti: Membuat $100k Pertama Anda Tak Terhindarkan”.
Baca juga: Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Komdigi Dampingi Digitalisasi UMKM
Ada pula General Manager TikTok Indonesia Kelly Umberfield mengulas topik “Peningkatan Skala E-commerce Sosial Bertenaga AI di Pasar Asia Tenggara Bernilai lebih dari 25 miliar dollar AS”.
Tak ketinggalan, Peter Kell dengan tema “Rekayasa Video Sales Letters yang Terkonversi lebih dari 11,3% serta Rory Flynn dengan bahasan “Tumpukan Prompt untuk Iklan Meta/TikTok yang Menguntungkan dengan CPC $0.02”
Pada hari ketiga, ada pula Horizon Networking dan Demo Day, termasuk sesi live-build AI commerce dalam waktu kurang dari 90 menit, serta forum tertutup bersama investor dan mitra platform teknologi.
Kehadiran SDS 2025 bukan sekadar perhelatan bisnis digital, melainkan juga upaya strategis untuk memperluas akses teknologi berbasis AI ke pelaku usaha dari berbagai skala.
Baca juga: Dorong Digitalisasi UMKM, BNI Andalkan 3 Hal Ini
Dengan infrastruktur digital yang berkembang pesat dan dukungan kebijakan, seperti program visa digital nomad, Bali dinilai sebagai ekosistem ideal untuk melahirkan arus pendapatan baru berbasis inovasi.
“Bali adalah tempat di mana fokus bertemu dengan kebebasan. Di sinilah arus pendapatan baru lahir dikelilingi oleh inspirasi dan didukung oleh infrastruktur yang andal,” jelas Racheal.
Melalui inisiatif tersebut, SVO dan SDS 2025 turut memperkuat peran teknologi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, menghadirkan solusi konkret untuk menjawab tantangan tengah transformasi digital global.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya