Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gajah di Sumatera Sisa 1.100 Ekor, Kemenhut Gencarkan Konservasi

Kompas.com - 07/08/2025, 19:25 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menyatakan bahwa pihaknya bakal merehabilitasi habitat sekaligus menghitung ulang populasi gajah di Sumatera. Dia mencatat, ada sekitar 1.100 ekor gajah yang hidup di 22 lanskap.

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bersama organisasi non pemerintah juga menggencarkan konservasi gajah di lahan milik Presiden Prabowo Subianto di Aceh melalui program Peusangan Elephant Conservation Initiative atau PECI. 

“Jadi paling tidak sekarang yang sedang dikerjakan mendata ulang atau menghitung ulang jumlah individu gajah yang ada di dua blok," ujar Raja Juli dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (7/8/2025).

Baca juga: Jaga Populasi, TN Way Kambas Gencarkan Breeding Gajah Sumatera

"Pak Presiden Prabowo itu, dari sekitar 9.000 HTI (hutan tanaman industri) milik beliau ada dua blok. Blok pertama seluas 21.000, blok kedua 14.000," imbuh dia.

Saat ini, pihaknya tengah berfokus pada blok kedua dengan jumlah gajah sekitar 40-50 ekor. Sementara di blok satu terdapat sekitar 27 ekor gajah. 

"Sekarang dengan menggunakan teknologi geotermal, Insya Allah nanti di September kami akan tahu lebih persis jumlah gajah di blok satu maupun blok dua," kata dia.

Libatkan Masyarakat 

Perbaikan habitat gajah termasuk menyiapkan pakan melibatkan masyarakat lokal di 12 desa penyangga. Dengan begitu hewan tidak keluar dari habitatnya atau masuk ke permukiman.

"Gajah sangat butuh mineral yang sangat banyak, jadi memperbanyak tempat-tempat di mana mengandung mineral campur dengan tanah tubuh gajah membutuhkan itu," jelas Raja Juli.

Selain itu, akan ada kubangan yang dibuat untuk mencukupi kebutuhan air kawanan gajah. Raja Juli menekankan, gajah sumatera merupakan spesies terancam kritis atau critically endangered menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Baca juga: 90.000 Hektare, Lahan HTI Prabowo Bisa Dukung Konservasi Gajah dengan Pengelolaan Baik

“Gajah Sumatera ini adalah harga diri Sumatera bahkan harga diri bangsa kita Indonesia. Ini adalah kekayaan negara yang banyak negara tidak memiliki. Saya kira kita akan pertahankan,” tutur dia.

Program Leader PECI, Robi Royana, menyatakan proyek konservasi di kawasan lanskap Peusangan meliputi tiga daerah utama yakni Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Bireun. Tujuannya, meredam konflik manusia dengan gajah.

"Sehingga gajah lebih betah di sana, frekuensi masuk ke lahan masyarakat berkurang. Itu yang kami desain akan dirancang di konsesinya PT THL (Tusam Hutani Lestari) sebagai bagian dari komitmennya Pak Menteri, Pak Presiden," ucap Robi.

Menurutnya, pemberdayaan ekonomi digencarkan dengan mendukung kegiatan agroforestri tanaman tahan gajah hingga pencarian off-taker atau pembeli hasil perkebunan masyarakat.

"Banyak sekali komoditas yang dikembangkan di sana, tetapi polanya seperti apa yang akan kami dorong, kami arahkan untuk pola agroforesti yang relatifly tahan gajah," sebut dia.

Baca juga: BKSDA Ungkap Ada 42 Harimau Sumatera di Bengkulu, Bukti Seblat Masih Habitat Penting

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bikin Rendang Teri, UMKM Asal Riau Sabet Juara 1 SisBerdaya & DisBerdaya DANA
Bikin Rendang Teri, UMKM Asal Riau Sabet Juara 1 SisBerdaya & DisBerdaya DANA
LSM/Figur
Menteri LH: 10.997 Hektare Lahan Kebakaran, 27 Perusahaan Diperiksa
Menteri LH: 10.997 Hektare Lahan Kebakaran, 27 Perusahaan Diperiksa
Pemerintah
Dorong Pebisnis Go Digital, SDS 2025 Tawarkan Solusi AI Siap Pakai
Dorong Pebisnis Go Digital, SDS 2025 Tawarkan Solusi AI Siap Pakai
Swasta
Gajah di Sumatera Sisa 1.100 Ekor, Kemenhut Gencarkan Konservasi
Gajah di Sumatera Sisa 1.100 Ekor, Kemenhut Gencarkan Konservasi
Pemerintah
Korsel Genjot Kapasitas Nuklir, Diprediksi Jadi 29,8 GW pada 2035
Korsel Genjot Kapasitas Nuklir, Diprediksi Jadi 29,8 GW pada 2035
Pemerintah
70 Tahun Tumbuh Bersama Indonesia, Kawan Lama Group Berdayakan Perajin Tenun Iban di Kapuas Hulu
70 Tahun Tumbuh Bersama Indonesia, Kawan Lama Group Berdayakan Perajin Tenun Iban di Kapuas Hulu
Advertorial
Bencana Alam Sebabkan Kerugian Ekonomi 135 Miliar Dolar AS di Paruh Pertama 2025
Bencana Alam Sebabkan Kerugian Ekonomi 135 Miliar Dolar AS di Paruh Pertama 2025
Swasta
Kota Makin Padat, Bunga-bunga Makin Kesepian Sulit Temukan Penyerbuk
Kota Makin Padat, Bunga-bunga Makin Kesepian Sulit Temukan Penyerbuk
LSM/Figur
Pameran Program Katalis, Tampilkan Bukti Nyata Kemitraan Inklusif Indonesia-Australia
Pameran Program Katalis, Tampilkan Bukti Nyata Kemitraan Inklusif Indonesia-Australia
Pemerintah
Kota Memanas, Yang Miskin Jadi Korban, Kita Butuh Heat Action Plan
Kota Memanas, Yang Miskin Jadi Korban, Kita Butuh Heat Action Plan
LSM/Figur
Pulau Padar Diperketat, Vila Tetap Dibangun dengan Skema Ekowisata
Pulau Padar Diperketat, Vila Tetap Dibangun dengan Skema Ekowisata
Pemerintah
Filantropis Indonesia Turut Dukung Aksi Atasi Krisis Iklim
Filantropis Indonesia Turut Dukung Aksi Atasi Krisis Iklim
Swasta
Menhut: Saya Akan Pastikan Pembangunan Pulau Padar Bagian dari Konservasi
Menhut: Saya Akan Pastikan Pembangunan Pulau Padar Bagian dari Konservasi
Pemerintah
Dukung Transisi Menuju 'Net Zero', PFI Gandeng Asosiasi Ahli Emisi Karbon
Dukung Transisi Menuju "Net Zero", PFI Gandeng Asosiasi Ahli Emisi Karbon
Swasta
Demi Keberlanjutan, Pusat dan Daerah Didorong Perkuat Penerapan EFT
Demi Keberlanjutan, Pusat dan Daerah Didorong Perkuat Penerapan EFT
Advertorial
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau