Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pameran Program Katalis, Tampilkan Bukti Nyata Kemitraan Inklusif Indonesia-Australia

Kompas.com, 7 Agustus 2025, 17:29 WIB
Sri Noviyanti

Editor


KOMPAS.com – Kolaborasi antara Indonesia dan Australia dalam kerangka Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) kembali menunjukkan hasil yang nyata. Hal ini terlihat melalui Pameran Program Katalis Indonesia-Australia Prosperity Exhibition 2025 yang digelar di Jakarta, Rabu (6/8/2025).

Wakil Menteri Perdagangan Indonesia, Dyah Roro Esti, menyebutkan bahwa kemitraan ini telah memberikan dampak positif dalam lima tahun terakhir. Nilai perdagangan kedua negara meningkat signifikan hingga mencapai 15,4 miliar dollar AS pada 2024, dengan pertumbuhan ekspor Indonesia ke Australia sebesar 14,46 persen dan impor tumbuh 17,42 persen sepanjang periode 2020–2024.

Tak hanya itu, investasi Australia di Indonesia juga terus berkembang, terutama di sektor-sektor yang mendukung pembangunan berkelanjutan seperti energi terbarukan, pertambangan, pendidikan, restoran, dan perhotelan.

Baca juga: IA-CEPA Berlaku, Indonesia Berpeluang Ekspor Alat Kesehatan ke Australia

“Ini membuktikan hasil kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan Australia di bawah kerangka IA-CEPA. Kalau sekarang kita berada di 15 miliar dollar AS, harapannya ke depan nilai ini bisa semakin meningkat,” ujar Dyah saat membuka Indonesia-Australia Prosperity Exhibition 2025, Rabu.

Menyoroti dampak sosial dan ekonomi

Program Katalis tak sekadar soal angka perdagangan dan investasi. Pameran ini menampilkan berbagai kisah sukses dari sektor kesehatan, pelatihan vokasi, pertanian, hingga transformasi digital, yang semuanya memberikan dampak langsung kepada masyarakat.

Pameran Program Katalis menampilkan berbagai kisah sukses dari sektor prioritas, termasuk kesehatan dan perawatan lansia, pelatihan vokasi, transformasi digital, dan pertanian.

Pameran Program Katalis menampilkan berbagai kisah sukses dari sektor prioritas, termasuk kesehatan dan perawatan lansia, pelatihan vokasi, transformasi digital, dan pertanian.Dok Katalis Pameran Program Katalis menampilkan berbagai kisah sukses dari sektor prioritas, termasuk kesehatan dan perawatan lansia, pelatihan vokasi, transformasi digital, dan pertanian.

Dyah mengakui pencapaian Katalis layak mendapat pengakuan karena telah memfasilitasi hubungan yang bermakna antara pelaku bisnis Indonesia dan Australia yang berkontribusi pada hubungan bilateral, seperti mempercepat ekspor buah ke Australia, mendukung proyek percontohan untuk mengekspor produk kakao (cokelat) premium dari Indonesia, dan memberdayakan kewirausahaan perempuan.

Baca juga: Mendag Sebut IA-CEPA Bakal Tekan Defisit Perdagangan dengan Australia

“Salah satu fokus kami di Indonesia saat ini adalah sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dimana para pelakunya banyak dari kalangan wanita. Fokus kami adalah bagaimana UMKM Indonesia ini bisa tembus ke pasar internasional, termasuk ke Australia,” tambah Dyah.

Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, juga menegaskan bahwa Pameran Program Katalis mencerminkan nilai kolaborasi yang lebih luas, tak hanya ekonomi, tetapi juga pembangunan kapasitas dan koneksi sosial antarbangsa.

“Melalui Katalis, kami tidak hanya memperjualbelikan barang, kami juga membangun keterampilan, menciptakan lapangan kerja, dan membentuk ekonomi regional yang lebih inklusif dan tangguh,” ujar Gita.

Pameran Program Katalis menampilkan berbagai kisah sukses dari sektor kesehatan, pelatihan vokasi, pertanian, hingga transformasi digital, yang semuanya memberikan dampak langsung kepada masyarakat.Dok Katalis Pameran Program Katalis menampilkan berbagai kisah sukses dari sektor kesehatan, pelatihan vokasi, pertanian, hingga transformasi digital, yang semuanya memberikan dampak langsung kepada masyarakat.

Contoh kolaborasi yang menarik adalah kemitraan antara University of New England (Australia) dan Universitas Binawan (Indonesia), yang menghadirkan pelatihan perawatan lansia bersertifikat Australia di Jakarta melalui kerja sama dengan Living Well Seniors Communities.

Di sektor teknologi, perusahaan identitas digital Privy juga membagikan pengalaman ekspansi mereka ke pasar Australia yang juga difasilitasi oleh Katalis.

Baca juga: Indonesia Resmi Berlakukan IA-CEPA dan AHKFTA, Wamendag: Ini Sesuai Visi Presiden

Gita mengaku turut mendukung untuk kesempatan majunya sektor UMKM dan pemberdayaan perempuan. Katalis melalui berbagai proyek akan berupaya memberi dukungan demi kemajuan melalui kerjasama bilateral antara Indonesia dan Australia.

“Kita tidak hanya membangun ekonomi, tetapi juga membangun jembatan sosial, budaya, dan kerja sama yang membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” tandas Gita.

Katalis menggarisbawahi peran program ini sebagai katalisator untuk pertumbuhan inklusif dan hubungan bilateral yang siap menghadapi masa depan, hubungan yang terus berkembang melalui visi bersama dan kerja sama strategis

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
8 Juta Anak Indonesia Memiliki Darah Mengandung Timbal Melebihi Batas WHO
8 Juta Anak Indonesia Memiliki Darah Mengandung Timbal Melebihi Batas WHO
Pemerintah
Bobibos Diklaim Lebih Ramah Lingkungan, Ini Penjelasan BRIN
Bobibos Diklaim Lebih Ramah Lingkungan, Ini Penjelasan BRIN
LSM/Figur
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau