KOMPAS.com – Kolaborasi antara Indonesia dan Australia dalam kerangka Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) kembali menunjukkan hasil yang nyata. Hal ini terlihat melalui Pameran Program Katalis Indonesia-Australia Prosperity Exhibition 2025 yang digelar di Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Wakil Menteri Perdagangan Indonesia, Dyah Roro Esti, menyebutkan bahwa kemitraan ini telah memberikan dampak positif dalam lima tahun terakhir. Nilai perdagangan kedua negara meningkat signifikan hingga mencapai 15,4 miliar dollar AS pada 2024, dengan pertumbuhan ekspor Indonesia ke Australia sebesar 14,46 persen dan impor tumbuh 17,42 persen sepanjang periode 2020–2024.
Tak hanya itu, investasi Australia di Indonesia juga terus berkembang, terutama di sektor-sektor yang mendukung pembangunan berkelanjutan seperti energi terbarukan, pertambangan, pendidikan, restoran, dan perhotelan.
Baca juga: IA-CEPA Berlaku, Indonesia Berpeluang Ekspor Alat Kesehatan ke Australia
“Ini membuktikan hasil kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan Australia di bawah kerangka IA-CEPA. Kalau sekarang kita berada di 15 miliar dollar AS, harapannya ke depan nilai ini bisa semakin meningkat,” ujar Dyah saat membuka Indonesia-Australia Prosperity Exhibition 2025, Rabu.
Program Katalis tak sekadar soal angka perdagangan dan investasi. Pameran ini menampilkan berbagai kisah sukses dari sektor kesehatan, pelatihan vokasi, pertanian, hingga transformasi digital, yang semuanya memberikan dampak langsung kepada masyarakat.
Pameran Program Katalis menampilkan berbagai kisah sukses dari sektor prioritas, termasuk kesehatan dan perawatan lansia, pelatihan vokasi, transformasi digital, dan pertanian.
Dyah mengakui pencapaian Katalis layak mendapat pengakuan karena telah memfasilitasi hubungan yang bermakna antara pelaku bisnis Indonesia dan Australia yang berkontribusi pada hubungan bilateral, seperti mempercepat ekspor buah ke Australia, mendukung proyek percontohan untuk mengekspor produk kakao (cokelat) premium dari Indonesia, dan memberdayakan kewirausahaan perempuan.
Baca juga: Mendag Sebut IA-CEPA Bakal Tekan Defisit Perdagangan dengan Australia
“Salah satu fokus kami di Indonesia saat ini adalah sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dimana para pelakunya banyak dari kalangan wanita. Fokus kami adalah bagaimana UMKM Indonesia ini bisa tembus ke pasar internasional, termasuk ke Australia,” tambah Dyah.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, juga menegaskan bahwa Pameran Program Katalis mencerminkan nilai kolaborasi yang lebih luas, tak hanya ekonomi, tetapi juga pembangunan kapasitas dan koneksi sosial antarbangsa.
“Melalui Katalis, kami tidak hanya memperjualbelikan barang, kami juga membangun keterampilan, menciptakan lapangan kerja, dan membentuk ekonomi regional yang lebih inklusif dan tangguh,” ujar Gita.
Contoh kolaborasi yang menarik adalah kemitraan antara University of New England (Australia) dan Universitas Binawan (Indonesia), yang menghadirkan pelatihan perawatan lansia bersertifikat Australia di Jakarta melalui kerja sama dengan Living Well Seniors Communities.
Di sektor teknologi, perusahaan identitas digital Privy juga membagikan pengalaman ekspansi mereka ke pasar Australia yang juga difasilitasi oleh Katalis.
Baca juga: Indonesia Resmi Berlakukan IA-CEPA dan AHKFTA, Wamendag: Ini Sesuai Visi Presiden
Gita mengaku turut mendukung untuk kesempatan majunya sektor UMKM dan pemberdayaan perempuan. Katalis melalui berbagai proyek akan berupaya memberi dukungan demi kemajuan melalui kerjasama bilateral antara Indonesia dan Australia.
“Kita tidak hanya membangun ekonomi, tetapi juga membangun jembatan sosial, budaya, dan kerja sama yang membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” tandas Gita.
Katalis menggarisbawahi peran program ini sebagai katalisator untuk pertumbuhan inklusif dan hubungan bilateral yang siap menghadapi masa depan, hubungan yang terus berkembang melalui visi bersama dan kerja sama strategis
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya