Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

70 Tahun Tumbuh Bersama Indonesia, Kawan Lama Group Berdayakan Perajin Tenun Iban di Kapuas Hulu

Kompas.com, 7 Agustus 2025, 18:18 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di belantara Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar), tradisi menenun kain Iban bukan sekadar kerajinan tangan, melainkan denyut nadi identitas budaya suku Dayak Iban.

Kain tenun tradisional itu memiliki peran sentris lantaran kerap digunakan dalam upacara adat suku Dayak Iban. Adapun motif khas Tenun Iban terinspirasi dari tumbuhan, hewan, fenomena alam, hewan mitologi, manusia kayangan, dan inspirasi dari alam mimpi.

Sebagai perusahaan yang berkomitmen terhadap pelestarian budaya dengan mendukung penguatan ekonomi sirkular komunitas secara berkelanjutan di Tanah Air, Kawan Lama Group melalui Yayasan Kawan Lama menyelenggarakan program “Aram Bekelala Tenun Iban” di empat dusun di Kapuas Hulu.

Kawan Lama Group yang tumbuh bersama Indonesia selama lebih dari 70 tahun mengambil nama dari bahasa Iban “Aram Bekelala Tenun Iban”. Nama ini memiliki arti “Mari Berkenalan dengan Tenun Iban”.

Baca juga: Kawan Lama Dukung Perluasan Pasar Produk Lokal di Inabuyer Expo 2023

Inisiatif ini berfokus pada pemberdayaan perempuan sebagai upaya mendukung peningkatan ekonomi komunitas, sekaligus menjaga kelestarian budaya Tenun Iban dan alam di Kapuas Hulu.

Menggandeng Cita Tenun Indonesia, program tersebut mencakup pelatihan, pengembangan motif dan desain tenun, edukasi penggunaan pewarna alami, pembekalan literasi keuangan, serta strategi pemasaran produk.

Ketua Yayasan Kawan Lama, Tasya Widyakrisnadi mengatakan bahwa dengan menginisiasi kolaborasi multipihak, program tersebut merupakan bagian dari komitmen Kawan Lama Group dalam mendukung keberlanjutan budaya Indonesia melalui pemberdayaan dan peningkatan ekonomi komunitas Dayak Iban.

“Kami berharap agar program ini dapat mengenalkan tenun Dayak Iban kepada masyarakat luas sekaligus mampu menghadirkan nilai tambah ekonomi tanpa menghilangkan pakem tradisi yang diwariskan secara turun temurun,” ujar Tasya.

Tasya memaparkan, pelatihan tersebut dilaksanakan di empat dusun di Kapuas Hulu, yakni Mungguk, Lauk, Kerugun, dan Sungai Utik. Di setiap dusun, Yayasan Kawan Lama memberikan pelatihan intensif untuk lima penenun perempuan dengan pendekatan training of trainers (ToT).

Dalam program tersebut, Yayasan Kawan Lama memberikan pelatihan kepada perwakilan penenun perempuan dari masing-masing dusun. Tujuannya, agar mereka dapat meneruskan ilmu tersebut kepada komunitas penenun di dusunnya masing-masing.

“Melalui pelatihan ini, kami ajarkan bagaimana menggunakan kulit rambutan, rengat, hingga air karat sebagai bahan pewarna yang ramah lingkungan. Penggunaan pewarna alami ini penting bagi kesehatan ibu-ibu penenun dan pemakai kainnya serta turut menjaga kelestarian alam,” tuturnya.

Baca juga: Kawan Lama Gelar Aksi Donor Darah Serentak di 30 Kota Indonesia

Tasya menambahkan, pemilihan Kapuas Hulu sebagai lokasi pelatihan bukan tanpa alasan. Wilayah ini memiliki keterbatasan akses infrastruktur dan informasi sehingga perlu didampingi secara langsung.

Menurutnya, Tenun Iban dapat menjadi alternatif sumber penghasilan potensial bagi ibu-ibu di Kapuas Hulu. Dengan bekerja sebagai penenun, ibu-ibu yang sebelumnya bekerja di ladang kini bisa bertahan di kampung halaman sembari tetap menjalankan peran sebagai ibu dan pelestari budaya.

“Selain menjaga budaya, menenun kain Iban juga bisa menjadi sumber penghasilan. Kami ingin anak-anak perempuan di sini kelak bangga menenun karena bisa mewarisi budaya sekaligus sebagai jalan penghidupan,” kata Tasya.

Tasya tak menampik, penenun kain Iban kerap menghadapi masalah pemasaran dan distribusi. Untuk menjawab kendala tersebut, Kawan Lama Group hadir dengan kekuatan ekosistem ritelnya yang telah melayani masyarakat Indonesia selama lebih dari 70 tahun.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bobibos Diklaim Lebih Ramah Lingkungan, Ini Penjelasan BRIN
Bobibos Diklaim Lebih Ramah Lingkungan, Ini Penjelasan BRIN
LSM/Figur
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau