Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derawan Bangun TPS3R, Dorong Pariwisata Berkelanjutan

Kompas.com - 16/09/2025, 16:31 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau, Kalimantan Timur meresmikan pembangunan TPS3R Rumah Pilah Sampah Derawan atau Rupiah, Senin (15/9/2025). Tujuannya, mendorong Derawan sebagai destinasi wisata berkelanjutan.

“Adanya pengolahan sampah yang representatif seperti TPS3R ini harapannya menjadi berkelanjutan. Jadi bukan hanya di Pulau Derawan saja, tetapi juga menjadi pelopor untuk diwujudkan di destinasi wisata lainnya yang ada di Kabupaten Berau," kata Wakil Bupati Berau, Gamalis, dalam keterangannya.

Lainnya, memaksimalkan daur ulang sampah untuk dijual kembali. TPS3R Rupiah dibangun di atas lahan seluas 20 x 20 meter dengan bangunan inti berukuran 15 x 10 meter.

TPS tersebut bisa mengurangi timbulan sampah di Berau yang tercatat mencapai 52.732 ton pada 2024. Sampah menumpuk seiring dengan 600-650 wisatawan yang hadir per hari ke kawasan ini. 

Baca juga: Greenpeace: Anggaran KLH Naik, tapi Alokasi Pengelolaan Sampah Masih Kurang

Sementara, berdasarkan data monitoring WWF total sampah non rumah tangga yang dihasilkan mencapai 46.105 kilogram per hari. Padahal Pulau Derawan berada dalam kawasan konservasi perairan yang memiliki ekosistem laut beragam dan dilindungi.

“Pembangunan TPS3R ini merupakan bentuk komitmen kami bersama untuk menjaga Pulau Derawan tetap bersih, indah, dan lestari. Kami ingin menunjukkan bahwa pariwisata dan kelestarian lingkungan bisa berjalan beriringan,” kata Kepala Kampung Pulau Derawan, Indra Mahardika.

Inisiasi Awal

Mulanya, WWF Indonesia dan Pemerintah Daerah Kabupaten Berau meyusun inisiasi pembangunan TPS3R lantaran 80 bangunan non rumah tangga, termasuk hotel dan rumah makan mengghasilkan sampah mencapai 11,16 ton per tahun.

Semua limbah langsung diangkut ke tempat pembuangan sampah sementara di Kecamatan Tanjung Batu. Maka, TPS3R akan mendorong dan mempermudah partisipasi aktif masyarakat mengelola sampah melalui pelatihan maupun pengelolaan komunal.

Baca juga: Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi

WWF-Indonesia turut mendukung operasional TPS3R dengan menyerahkan alat penunjang operasional seperti triseda, alat pelindung diri, mesin press sampah, kotak sampah daur ulang kantong khusus untuk pemilahan sampah.

Papan informasi tentang jenis sampah plastik, bahaya sampah plastik, dan alur pemilahan di TPS3R juga telah ditempatkan di Pantai Kiani, dermaga, tempat wisata Kuburan Kuda, hingga kantor kepala kampung.

Rupiah memiliki fasilitas utama berupa ruang pilah, gudang material daur ulang, dan ruang pengolahan sampah organik. Pembangunan TPS3R ditandai dengan acara adat suku Bajau dan peletakan batu pertama oleh Pemkab Berau, masyarakat Kampung Pulau Derawan, dan WWF Indonesia.

Di sisi lain, Marine Biodiversity Conservation Lead, WWF Indonesia, Candhika Yusuf, menyoroti studi menunjukkan penyu hijau dan sisik di Pulau Enggano, Bengkulu terbukti mengandung plastik.

"Studi global menunjukkan mikroplastik terdeteksi pada semua spesies penyu yang diteliti. Temuan ini menegaskan perlunya upaya serius mengurangi sampah laut demi melindungi spesies kunci dan sumber penghidupan masyarakat," tutur dia.

Baca juga: Timbunan Sampah Capai 140 Ribu Ton per Hari, Pengelolaannya Baru 15 Persen

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau