Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/10/2023, 12:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembangan kawasan Pulau Seribu untuk wisata berbasis bahari dan konservasi turut memajukan ekonomi biru di DKI Jakarta.

Pengembangan kawasan pesisir Pulau Seribu ini menjadi contoh konkret yang bisa dibawa Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 yang akan berlangsung di Provinsi Bali pada 11 Oktober mendatang.

Terlebih, konsep ekonomi biru di Jakarta saat ini sangat mendesak untuk diimplementasikan guna menjaga lingkungan serta memajukan pemberdayaan masyarakat di pesisir sehingga harus dipertahankan.

Kepala Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan IPB University Yonvitner mengatakan,w isata berbasis bahari dan konservasi di Pulau Seribu ini harus dipertahankan.

Baca juga: Program Ekonomi Biru Disebut Sejalan dengan SDGs

"Jangan sampai reklamasi dilegalkan karena akan merusak ekosistem, sumber daya, serta ekonomi masyarakat di Jakarta," ujar Yonvitner.

Kepulauan Seribu telah menjadi Pusat Konservasi Ekologi melalui Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1042 Tahun 2018 tentang Daftar Kegiatan Strategis Daerah (KSD).

Selain mempertahankan konservasi Pulau Seribu, penerapan budidaya laut serta industri bioteknologi juga harus ditingkatkan untuk mendorong ekonomi biru, khususnya kehidupan pesisir di Jakarta.

Budidaya udang vaname di laut dangkal, budidaya karapu, lobster, serta rumput laut, merupakan contoh budidaya laut yang bisa dikembangkan di Jakarta. Demikian juga budidaya ganggang untuk bioteknologi laut.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menambahkan, penerapan ekonomi biru melalui pariwisata maritim di Jakarta, khususnya kawasan konservasi Kepulauan Seribu, harus terus didorong karena memiliki potensi besar bagi warga pesisir.

Baca juga: AIS Youth Conference: Pemuda Negara Kepulauan Komitmen Lindungi Ekosistem Laut

Potensi dimaksud karena banyaknya warga Jakarta yang memiliki pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) tinggi untuk berwisata.

Dengan demikian potensi tersebut harus bisa diserap oleh Pulau Seribu yang lebih dekat dengan penduduk Jakarta.

"Namun perlu didorong bagaimana supaya pariwisata maritim di Pulau Seribu lebih memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan, dengan menerapkan prinsip yang tidak merusak alam dan meminimalisasi dampak terhadap lingkungan, terutama dari sisi limbah," kata Faisal.

Langkah mempertahankan wilayah konservasi Pulau Seribu harus terus didorong guna mendukung lima kebijakan ekonomi biru jangka panjang Indonesia yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada awal tahun 2023 ini.

Kelima kebijakan tersebut yaitu penambahan luas kawasan konservasi laut, penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan budi daya laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan, pengelolaan dan pengawasan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pengelolaan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan.

Baca juga: KTT AIS 2023 Pertajam Strategi Bersama Atasi Perubahan Iklim

Tak hanya di Tanah Air, berbagai negara kepulauan lainnya di dunia yang tergabung dalam Forum Negara-negara Kepulauan dan Pulau atau Archipelagic and Island States (AIS) turut menyoroti implementasi ekonomi biru, sehingga dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AIS Forum 2023 ekonomi biru menjadi salah satu dari tiga subtema.

Subtema Ekonomi Biru (Blue Economy) bertujuan untuk menjadikan ekonomi biru sebagai penggerak, pemulihan dan transformasi ekonomi negara pulau/kepulauan untuk membangun penghidupan masyarakat yang berprinsip pada kelestarian lingkungan dan keberlanjutan.

Terdapat pula subtema Laut Kita, Masa Depan Kita (Our Ocean, Our Future) yang bertujuan untuk menegaskan keprihatinan atas ancaman nyata perubahan iklim yang berdampak pada masa depan laut dan masa depan penduduk negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia.

Di sisi lain, subtema Solidaritas (Solidarity) bertujuan untuk menekankan tiga prinsip utama, yaitu saling ketergantungan, saling membantu, dan saling menguntungkan. Ketiga prinsip tersebut diadaptasi dari konsep gotong royong.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com