JAKARTA, KOMPAS.com – PT Agincourt Resources (PTAR) bersama Dinas Pertanian Tapanuli Selatan, Balai Penyuluh Pertanian Batangtoru, kelompok tani binaan, melakukan panen perdana uji varietas benih padi Siporang organik di area persawahan Kelompok Tani Aek Pahu, Desa Napa, Kecamatan Batangtoru, pekan lalu.
Hasil pengubinan panen perdana ini sebanyak 5,2 ton per hektar.
Siporang adalah benih padi unggul asal Kabupaten Tapanuli Selatan yang telah lolos sertifikasi dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia, dan Dertifikat Tanda Daftar Varietas Tanaman.
Dua sertifikat ini diserahterimakan oleh Bupati Tapanuli Selatan Dolly Putra Parlindungan Pasaribu kepada PTAR pada bulan Juni 2022.
Baca juga: Desa Sejahtera Astra Tingkatkan Pendapatan Warga hingga 89 Persen
Community Development Manager PTAR Rohani Simbolon menargetkan angka 5,6 ton hingga 5,8 ton per hektar untuk sekali panen.
"Panen ini diharapkan terjadi dua kali per tahun dengan sistem organik," ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (25/3/2023).
Untuk program ini, PTAR memberikan dukungan berupa sarana produksi tanaman, mulai dari pupuk kompos, pupuk cair untuk budidaya organik, pupuk dan pestisida kimia untuk budidaya konvensional, serta peningkatan kapasitas dan pendampingan dari awal budidaya hingga panen bersama BPP Batangtoru.
Selain dikembangkan di Kelompok Tani Aek Pahu Desa Napa, PTAR juga merangkul Kelompok Tani Permata Hijau Desa Sipenggeng dengan metode konvensional.
Program ini adalah bentuk komitmen perusahaan dalam meningkatkan kualitas sektor pertanian di Kabupaten Tapanuli Selatan, sehingga secara langsung juga dapat meningkatkan perekonomian lokal sekitar wilayah Tambang Emas Martabe.
"Selain itu juga mendukung upaya Bupati dalam mengembangkan benih padi lokal,” ungkap Rohani.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian Tapanuli Selatan Muhammad Taufik Batubara mengatakan, panen padi Siporang di Kecamatan Batangtoru ini adalah momentum penting, karena secara endemik, benih Siporang tumbuh di area Sipirok yang memiliki ketinggian di atas 800 mdpl, sementara area Batangtoru merupakan dataran rendah.
“Artinya, benih Siporang ternyata bisa dibudidayakan tidak hanya di dataran tinggi. Ini membuka kemungkinan untuk pengembangan Siporang di daerah lain,” terang Taufik.
Taufik menambahkan, pengembangan benih padi Siporang ini selaras dengan visi Bupati dalam bidang pertanian, yaitu pengembangan pertanian melalui penguatan local wisdom di masing-masing kecamatan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada PTAR yang telah banyak bekerjasama dengan pemerintah dalam penguatan sektor pertanian, serta telah banyak membuat program di sekitar lingkar tambang yang inovatif dan edukatif,” pungkas Taufik.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya