Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena “Milky Way” di Bali Ingatkan Masyarakat untuk Menjaga dan Berterima Kasih kepada Alam

Kompas.com, 24 Maret 2023, 20:56 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Baru-baru ini, ramai di media sosial (medsos) soal foto langit di Bali bertabur bintang pada malam Tahun Baru Saka atau Nyepi, Rabu (22/3/2023).

Kondisi langit malam di Pulau Dewata pada foto itu dipenuhi gemerlap gugusan bintang. Foto gugusan Bima Sakti atau "Milky Way" pun bertebaran di Twitter, Instagram, dan TikTok. Warganet dibuat kagum karenanya.

Fenomena alam tersebut terjadi bukan tanpa sebab. Hari besar Nyepi yang dirayakan umat Hindu di Bali ternyata berdampak besar terhadap perbaikan lingkungan.

Selama perayaan Nyepi, tak boleh ada aktivitas yang boleh dilakukan masyarakat Bali ataupun wisatawan dalam kurun waktu 24 jam.

Pulau Bali selama seharian penuh hening tanpa suara dan listrik, bahkan pada malam hari. Siapa menyangka, hal ini berdampak baik terhadap penghematan penggunaan listrik, mengurangi emisi karbon dioksida, dan peningkatan kualitas udara.

Baca juga: Keindahan Pantai Bali Tak Lekang Waktu, Ini Rekomendasi Liburan Seru bareng Keluarga

Tak kalah penting, polusi cahaya di langit Bali juga ikut berkurang sehingga bintang-bintang di langit tampak jelas.

Selain apik untuk dinikmati, kemunculan “Milky Way” saat perayaan Nyepi juga menitipkan pesan penting kepada setiap insan untuk ikut berinisiatif menjaga sekaligus berterima kasih kepada alam.

Salah satu beach club baru yang menarik perhatian banyak wisatawan lokal dan asing adalah Canna Bali. Pengunjung akan merasakan suasana dan konsep bangunan yang minimalis modern dengan suasana tropis dan beberapa sudutnya terasa seperti nuansa Eropa. Dok. Canna Bali Salah satu beach club baru yang menarik perhatian banyak wisatawan lokal dan asing adalah Canna Bali. Pengunjung akan merasakan suasana dan konsep bangunan yang minimalis modern dengan suasana tropis dan beberapa sudutnya terasa seperti nuansa Eropa.

Liburan ke Bali jangan lupa jaga alam

Keheningan Bali karena Hari Raya Nyepi juga semakin menunjukkan keindahan alam yang dimilikinya. Tidak heran jika hingga kini, Pulau Dewata kerap jadi pilihan pelancong.

Keindahan alam di Pulau Bali tentu perlu terus dijaga. Dengan begitu, alam dipercaya akan memberikan sisi terbaiknya guna keberlangsungan hidup umat manusia.

Sadar betapa pentingnya untuk terus mensyukuri keindahan alam, Canna Bali Beach Club secara khusus mengajak para pengunjung dan wisatawan untuk sama-sama berterima kasih kepada alam.

Baca juga: Family Time Bisa Beri Rasa Aman bagi Anak, Ini Kata Psikolog Klinis

Melalui ajang Canna Sunday Festival (Canna Sunfest) yang akan berlangsung pada Minggu (26/3/2023), wisatawan bisa turut terlibat mengikuti rangkaian kegiatan seru berlibur sambil menikmati keindahan alam kawasan pantai Nusa Dua, Bali.

Untuk diketahui, Canna Bali menawarkan area pantai yang langsung menghadap laut lepas dengan pasir putih lembut dan pemandangan sunset yang indah.

Direktur Marketing and Public Relation Canna Bali Kiki Utara mengatakan, pengunjung bisa menikmati sekaligus mensyukuri keindahan area pantai yang ada di area Canna Bali Beach Club.

Serangkaian kegiatan menarik telah disiapkan selama kegiatan Canna Sunfest berlangsung, seperti kelas yoga, voli pantai, aquatic zumba, olaharga air, face painting, kelas salsa, serta dog workshop Gede Bali Jon.

“Ada pula aktivitas anak dan budaya Bali lainnya, seperti mejejahitan dan membuat Gebogan,” ujar Kiki dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (24/3/2023).

Design bangunan Canna Bali beach club langsung menghadap ke arah pantai dan laut lepas dengan pasir putihnya yang cantik dan lembut. Dok. Canna Bali Design bangunan Canna Bali beach club langsung menghadap ke arah pantai dan laut lepas dengan pasir putihnya yang cantik dan lembut.

Baca juga: Tak Sekadar Penampilan Fisik, Nilai Hidup Jadi Kriteria Penting Temukan Pasangan Ideal

Adapun Canna Sunfest kali ini merupakan kegiatan kedua yang diadakan oleh Canna Bali.
Canna Sunfest merupakan kegiatan yang digelar secara berkala oleh Canna Bali setiap bulannya.

Pengunjung bisa mengikuti kegiatan Canna Sunfest secara gratis tanpa harus membayar tiket masuk.

Canna Bali sendiri dirancang dengan arsitektur mediterania, bohemian, dan rustic. Berbeda dengan beach club lainnya, Canna Bali menawarkan konsep beach club yang ramah bagi seluruh anggota keluarga yang ingin menghabiskan akhir pekannya berlibur di pantai.

"Banyak aktivitas yang bisa diikuti saat Canna Sunday Festival berlangsung. Khusus Maret 2023, kami memang mengusung tema back to nature dengan tagline ‘thanks for everything our nature’," terang Kiki.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau