JAKARTA, KOMPAS.com - Karla Bionics berhasil menyelesaikan seluruh tantangan dan mendapatkan poin penuh (20 poin) pada kompetisi Cybathlon Challenges 2023. Pencapaian ini menempatkan Karla Bionics dalam posisi lima besar kategori Arm Prosthetic Race.
Sebuah prestasi membanggakan, mengingat para peserta yang mengikuti kategori ini terbilang kuat yakni dari China, Swedia dua tim, Italia, Perancis, dan Spanyol.
Sementara untuk kategori lain, Karla Bionics harus bertarung dengan peserta kuat lainnya dari Jerman, China, Amerika Serikat, dan lain-lain.
Secara umum, terdapat 15 tim yang bertanding, dan terbagi dalam lima kategori disabilitas yakni Arm Prosthetic Race, Leg Prosthetic Race, Wheelchair Race, Robot Assistance Race, dan Vision Assistance Race.
Baca juga: Modalku Salurkan Rp 45 Triliun untuk 100.000 UMKM di Lima Negara
Ajang kompetisi dunia ini diikuti peneliti dan penyandang disabilitas di seluruh dunia. Mereka diuji untuk menyelesaikan berbagai tantangan menggunakan teknologi inovasi buatannya.
Kesempatan ini dimanfaatkan Karla Bionics yang merupakan start-up binaan Lembaga Penelitian Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi (LPIT) Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Rumah Amal Salman (RAS) untuk mengembangkan dan menguji teknologi terbarunya.
Selain menguji teknologi terbarunya, Karla Bionics juga turut serta membuktikan kekompakan dan ketangkasan "pilot" atau pengguna lengan prostesis dari penyandang disabilitas di Indonesia.
Dengan demikian, manfaat dari teknologi ini bukan hanya pada produk akhirnya, melainkan pada prosesnya yang dapat menginspirasi para penyandang disabilitas agar kembali bangga dan kembali aktif di berbagai kegiatan positif atau proud-active.
Menguji Langsung Purwarupa Lengan Prostesis
Karla Bionics menguji teknologi yang dikembangkan untuk kebutuhan spesifik atau vokasional. Jika Raga Arm sebagai produk pionir dari Karla Bionics sebelumnya memenuhi kebutuhan estetika lengan serta fungsi sehari-hari, maka Mega Arm yang dikembangkan kali ini ditujukan untuk mendukung kebutuhan pekerjaan mekanikal.
Fitur utama yang ditonjolkan adalah kemampuan mencapit serta kekuatan struktur pada bagian pergelangan lengan prostesis.
Hal ini mengacu pada temuan Karla Bionics, bahwa secara umum para penyandang disabilitas di Indonesia merupakan pekerja kerah biru yang mengalami kecelakaan kerja. Akibatnya, sulit bagi mereka untuk kembali menemukan pekerjaan secara formal.
Namun, pada dasarnya para pengguna teknologi lengan prostesis yang menjadi tulang punggung keluarga ini rata-rata memiliki keterampilan mekanikal.
Mereka dapat mengembangkannya sebagai mata pencarian seperti membuka bengkel tambal ban ataupun membuat bengkel las.
Fenomena ini juga tercermin dari kisah pilot yang mewakili Karla Bionics pada Cybathlon Challenges tahun 2023 yaitu Daffa Aldiansyah yang merupakan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan mekanik asal Bekasi.
Daffa adalah penerima manfaat dari program Rangkul Difabel RAS yang menunjukkan ketangkasannya saat menggunakan lengan prostesis Karla Bionics.
Menjadi difabel tak lantas membuat Daffa mengurungkan cita-citanya untuk terus berkarya sebagai mekanik khususnya mekanik sepeda motor.
Terbukti kini ia masih aktif menjadi mekanik sepeda motor di lingkungannya. Selain itu, Daffa juga saat ini masih bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan, Jurusan Mesin.
"Ketika mesin yang disetel ternyata bikin motor lebih enak dibawanya, saya merasa puas," ujar Daffa.
Tantangan pada Cybathlon Challenges 2023
Pada disiplin Arm Prosthesis Race (ARM) yang diikuti kali ini, terdapat dua jenis tantangan yang perlu diselesaikan untuk menguji kemampuan teknologi dan ketangkasan pilot.
Pertama, bottles yang ditujukan untuk merekonstruksi situasi berbelanja. Pada tantangan ini peserta perlu
memindahkan botol berisi total 3 liter air menggunakan peti untuk dipindahkan ke posisi meja yang telah disediakan.
Kedua, clean sweep, yang bertujuan untuk menguji kemampuan menggenggam dan memindahkan berbagai
bentuk benda sehari-hari seperti kunci, kartu kredit, kelereng dan juga potongan balok mainan.
Daffa sebagai pilot Karla Bionics menunjukkan kemampuannya dan berhasil menyelesaikan seluruh tantangan tersebut dengan poin penuh 20.
Meski dengan teknologi yang jauh lebih sederhana namun inovasi Karla Bionics ini dapat menghasilkan manfaat yang tak kalah unggul dengan teknologi canggih dari berbagai negara di dunia.
“Dengan pendekatan yang sesuai dengan sosial dan ekonomi Indonesia, teknologi kami secara fungsi setara dengan teknologi yang berkembang di negara Barat," kata Kepala Tim Inovasi Produk Karla Bionics Wildan Trusaji kepada Kompas.com, Jumat (28/4/2023).
Cybathlon Challenges merupakan kompetisi berskala Internasional sebagai bagian dari proyek nirlaba ETH Zurich yang diadakan setiap empat tahun sejak 2016 di Zurich, Swiss.
Kompetisi ini ditujukan untuk menantang tim dari seluruh dunia untuk mengembangkan teknologi alat bantu kehidupan sehari-hari bagi penyandang difabel.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya