Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Kira Kebiasaan Buruk Mencuci Piring Juga Bisa Merusak Planet?

Kompas.com, 13 Juni 2023, 06:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber Euronews

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernahkah terpikir oleh Anda, jika penggunaan mesin pencuci piring yang salah akan merusak planet kita?

Sebuah studi terbaru dari Utilita Energy melaporkan, tiga dari lima rumah tangga di Inggris membilas piring-piring dan perangkat makan kotor dengan air terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke mesin pencuci atau dishwaser.

Kebiasaan buruk menggunakan mesin pencuci piring secara tidak benar, ini dinilai telah membuang-buang uang dan air.

Membilas barang secara sia-sia sebelum memasukkannya ke mesin pencuci piring dan tidak beralih ke mode eco  menyebabkan kerugian finansial tertinggi.

Baca juga: Jerremy dan Aksi The Spring Membangun Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak

Ribuan rumah tangga ini mengaku membilas piring mereka terlebih dahulu sampai benar-benar bersih, sebelum mengisi mesin pencuci piring.

Alasan paling umum untuk kebiasaan 'mencuci piring ganda' ini adalah kekhawatiran akan menyumbat dan ingin menjaga mesin tetap bersih.

Kebiasaan 'mencuci piring ganda' tersebut membebani rumah tangga sekitar 44 Euro jika menggunakan air panas dan 13 Euro jika menggunakan air dingin.

Utilita Energy menghitung, akibat kebiasaan buruk 2.000 rumah tangga di Inggris yang disigi, menghabiskan 525 juta Euro atau ekuivalen Rp 83,9 triliun per tahun.

Penelitian Utilita Energy juga menemukan bahwa tiga dari lima rumah tangga tidak pernah menggunakan mode eco pencuci piring mereka, yang justru dapat menurunkan suhu pencucian dan pembilasan selama satu siklus.

Menggunakan pengaturan ini dapat menghemat rata-rata rumah tangga sebesar 40 Euro per tahun.

Baca juga: Waspada, 7 dari 10 Sumber Air Rumah Tangga Tercemar Limbah

Kebiasaan 'mencuci piring ganda' ini juga disebut Utilita Energy sama dengan merusak planet. Betapa tidak, air yang dihabiskan untuk kebiasaan buruk tersebut sebanyak 4.576 liter per tahun.

Angka ini ekuivalen dengan membuang air dari 2.422 kolam renang ukuran Olimpiade!

Utilita Energy juga menghitung bahwa dampak lingkungan dari 'mencuci piring ganda' setara dengan emisi karbon yang dihasilkan dengan mengemudikan mobil standar sejauh 849 juta mil atau 34.000 kali mengelilingi ekuator Bumi.

Para peneliti berharap, studi ini dapat mendorong rumah tangga di Inggris untuk mengubah kebiasaan mencuci piring mereka.

“Mengetahui apa yang merugikan kebiasaan dapat mendorong kita untuk mempertimbangkan kembali perilaku kita, dan dalam hal ini, penghematannya signifikan. Jadi semoga membuat rumah tangga berpikir dua kali,” kata Head of Sustainability Utilita Energy, Archie Lasseter.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Terumbu Karang Terancam Dikuasai Alga Tahun 2100 akibat Pengasaman Laut
Terumbu Karang Terancam Dikuasai Alga Tahun 2100 akibat Pengasaman Laut
LSM/Figur
Tekan Emisi, Anak Usaha TAPG Olah Limbah Cair Sawit Jadi Listrik dan Pupuk Organik
Tekan Emisi, Anak Usaha TAPG Olah Limbah Cair Sawit Jadi Listrik dan Pupuk Organik
Swasta
Cegah Greenwashing, OJK Perketat Standar Pengkungkapan Keberlanjutan Perusahaan
Cegah Greenwashing, OJK Perketat Standar Pengkungkapan Keberlanjutan Perusahaan
Pemerintah
Menteri LH Hentikan Operasional Tambang Imbas Banjir Sumatera Barat
Menteri LH Hentikan Operasional Tambang Imbas Banjir Sumatera Barat
Pemerintah
Banjir Sumatera dan Ancaman Sunyi bagi Perempuan, Belajar dari Pengalaman dalam Bencana Likuefaksi di Sulawesi
Banjir Sumatera dan Ancaman Sunyi bagi Perempuan, Belajar dari Pengalaman dalam Bencana Likuefaksi di Sulawesi
LSM/Figur
Warga Bantu Warga, JNE Percepat Distribusi 500 Ton Bantuan ke Sumatera
Warga Bantu Warga, JNE Percepat Distribusi 500 Ton Bantuan ke Sumatera
Swasta
Pasar Software Akuntansi Karbon Diprediksi Meroket sampai 2033
Pasar Software Akuntansi Karbon Diprediksi Meroket sampai 2033
LSM/Figur
Kemenhut Segel Lagi 3 Entitas di Tapanuli Selatan, Diduga Picu Banjir Sumatera
Kemenhut Segel Lagi 3 Entitas di Tapanuli Selatan, Diduga Picu Banjir Sumatera
Pemerintah
Suhu Laut Naik akibat Perubahan Iklim Bikin Siklon di Asia Makin Parah
Suhu Laut Naik akibat Perubahan Iklim Bikin Siklon di Asia Makin Parah
LSM/Figur
Bahan Kimia Sintetis Dalam Pangan Ciptakan Beban Kesehatan 2,2 Triliun Dollar AS Per Tahun
Bahan Kimia Sintetis Dalam Pangan Ciptakan Beban Kesehatan 2,2 Triliun Dollar AS Per Tahun
LSM/Figur
Pendanaan Hijau Diproyeksikan Naik Tahun 2026, Asal..
Pendanaan Hijau Diproyeksikan Naik Tahun 2026, Asal..
Swasta
Longsor di Hulu DAS Padang dan Agam, Kemenhut Lakukan Kajian Mendalam
Longsor di Hulu DAS Padang dan Agam, Kemenhut Lakukan Kajian Mendalam
Pemerintah
BEI Sebut Investasi Berbasis ESG Naik 194 Kali Lipat dalam 1 Dekade Terakhir
BEI Sebut Investasi Berbasis ESG Naik 194 Kali Lipat dalam 1 Dekade Terakhir
Pemerintah
Perkuat Digital Nasional, TIS Kembangkan Kabel Laut TGCS-2 Jakarta–Manado
Perkuat Digital Nasional, TIS Kembangkan Kabel Laut TGCS-2 Jakarta–Manado
Swasta
EIB Global dan Uni Eropa Bersihkan Sampah Laut di Kepulauan Seribu
EIB Global dan Uni Eropa Bersihkan Sampah Laut di Kepulauan Seribu
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau