KOMPAS.com - Pekerjaan yang layak dan ramah lingkungan atau green jobs telah menjadi lambang perekonomian dan masyarakat yang lebih berkelanjutan.
Ia juga dianggap mampu melestarikan lingkungan untuk generasi sekarang dan masa mendatang secara lebih layak dan inklusif bagi semua orang di semua negara.
Ide di balik pertumbuhan hijau dan pembangunan bersih yang sebagian besar disajikan dalam situasi yang menguntungkan bagi lingkungan hidup dan pertumbuhan ekonomi.
Namun dalam pelaksanaannya, hanya sedikit perhatian yang diberikan pada dimensi sosial dari pembangunan berkelanjutan, terutama implikasinya terhadap tenaga kerja dan pekerjaan layak.
Baca juga: Indonesia-Korsel Sepakat Mendukung Investasi Ramah Lingkungan
Penurunan mutu lingkungan, termasuk kemerosotan dan berkurangnya sumber daya alam merupakan ancaman yang paling serius terhadap perekonomian dan pembangunan yang lebih luas dan berkelanjutan.
Pada masa mendatang, persoalan ini menjadi lebih memburuk akibat dampak perubahan iklim, yang sudah mulai dirasakan di berbagai negara berkembang.
Untuk jangka menengah dan panjang, masalah perubahan iklim ini dapat menimbulkan gangguan serius terhadap kegiatan sosial ekonomi di berbagai sektor di dunia.
Adaptasi serta upaya untuk mencegah perubahan iklim itu sendiri dengan mengurangi emisi memiliki implikasi yang sangat luas terhadap pembangunan sosial ekonomi, pola produksi dan konsumsi serta terhadap pekerjaan, pendapatan dan upaya pengurangan kemiskinan.
Implikasi ini memiliki risiko sekaligus peluang besar bagi masyarakat pekerja di dunia.
Berdasarkan laporan yang disusun Program Lingkungan Hidup PBB sesuai Prakarsa Green Jobs bersama dengan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), semakin banyak green jobs yang akan diciptakan sebagai upaya untuk menciptakan perekonomian rendah karbon dan lebih berkelanjutan.
Baca juga: Indonesia-Korsel Sepakat Mendukung Investasi Ramah Lingkungan
Setiap negara memiliki peluang untuk menciptakan lebih banyak green jobs yaitu pekerjaan bermutu yang dapat membantu menciptakan perekonomian yang ramah lingkungan dan rendah karbon.
Peluang-peluang ini perlu dinilai secara tepat dan dieksploitasikan sepenuhnya melalui pelaksanaan perekonomian hijau yang tepat.
Green jobs dimaksudkan untuk mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh perusahaan dan sektor ekonomi, hingga ke tingkat yang mampu melestarikan lingkungan hidup.
Secara khusus, hal ini mencakup pekerjaan ?yang dapat membantu melindungi ekosistem dan biodiversitas; mengurangi energi, materi, dan konsumsi air melalui strategi yang memiliki tingkat efisiensi tinggi; dekarbonisasi perekonomian; serta mengurangi atau mencegah pembuatan segala bentuk limbah dan polusi.
Green jobs di negara berkembang dan sedang berkembang mencakup lapangan pekerjaan bagi para manajer, ilmuwan dan teknisi dan berbagai pihak dapat memperoleh manfaat dari mereka seperti kalangan remaja, petani, penduduk desa dan pen- duduk perkampungan miskin.
Namun ada banyak jenis pekerjaan yang pada prinsipnya hijau namun pada praktiknya tidak. Hal ini dikarenakan kerusakan lingkungan akibat terjadinya praktik-praktik yang salah.
Baca juga: Mahasiswa UI Diajak Peduli Keberlanjutan Sosial dan Lingkungan
Di samping itu, bukti menunjukkan bahwa green jobs tidak secara otomatis merupakan pekerjaan layak. Banyak pekerjaan yang berhubungan dengan lingkungan merupakan pekerjaan yang kotor, berbahaya dan sulit.
Pekerjaan di sektor industri seperti daur ulang dan pengolahan limbah, energi biomass dan konstruksi cenderung bersifat berbahaya dan berupah kecil.
Oleh karena itu, kebijakan tentang green jobs perlu difokuskan pada upaya untuk mengalihkan pekerjaan-pekerjaan ini menjadi pekerjaan yang hijau dan bermutu serta mampu melestarikan lingkungan hidup.
Apabila green jobs dijadikan jembatan untuk menciptakan masa depan yang benar-benar berkelanjutan, maka perubahan perlu dilakukan.
Oleh karena itu, green jobs harus berupa pekerjaan yang layak. Pekerjaan yang layak dan ramah lingkungan secara efektif berhubungan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pertama (pengurangan kemiskinan) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan delapan (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi) yang saling melengkapi dan bukan bertentangan satu sama lain.
Prakarsa Green Jobs
Prakarsa Green Jobs adalah kemitraan yang dibentuk tahun 2007 antara ILO, Program Lingkungan PBB atau United Nations Environment Programme dan Konfederasi Serikat Pekerja Internasional (International Trade Union Confederation).
Organisasi Pengusaha Internasional (International Organization of Employers) bergabung dengan prakarsa ini tahun 2008.?
Baca juga: Isu Lingkungan dari Aktivitas Perusahaan Diminati dan Dirasakan Pembaca
Prakarsa ini diluncurkan untuk menggalang pemerintah, pengusaha dan pekerja agar terlibat langsung dalam dialog tentang kebijakan terkait dan program-program efektif yang mampu menciptakan perekonomian yang hijau melalui green jobs dan pekerjaan layak untuk semua.
Bidang-bidang pekerjaan yang berpotensi menjawab masalah perubahan iklim serta masalah-masalah lingkungan lain antara lain:
Contoh Green Jobs di Kawasan Asia Pasifik
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya