JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat (Kalbar) mengalami peningkatan pada bulan Juli 2023 seluas 6.681,95 hektar.
Rinciannya, karhutla di lahan gambut seluas 1.261,29 hektar, dan di lahan mineral seluas 5.420,66 hektar. Karhutla Kalbar paling luas terjadi di Kabupaten Sambas, Kapuas Hulu, Sintang, dan Sanggau.
Untuk mengatasi karhutla yang menyebabkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) meningkat ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membentuk sinergi dan koordinasi dengan sejumlah pemangku kepentingan.
Baca juga: Ada 6 Titik Rawan Karhutla di Tol Trans-Sumatera, Ini Upaya HK
Bahkan, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Thomas Nifinluri melakukan pemantauan langsung dan koordinasi pengendalian karhutla.
Untuk memperkuat sinergitas para pihak dalam pengendalian karhutla juga dilaksanakan Rapat Koordinasi Pengendalian Karhutla di Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, Selasa (22/8/2023).
Thomas mengungkapkan, saat ini organisasi Manggala Agni, Satgas Darat dan Satgas Udara Provinsi Kalbar masih melakukan pemadaman di beberapa titik.
“Saat ini kita sedang berjuang menghadapi karhutla sebagai dampak El Nino yang menyebabkan curah hujan semakin rendah hingga memicu mudahnya terjadi karhutla serta dampak kekeringan lainnya. Kami mengharapkan kerjasama dari pemerintah daerah dan semua pihak untuk mengatasi kejadian karhutla,” tutur Thomas.
Koordinasi ini dilaksanakan untuk meningkatkan upaya pengendalian dan mengantisipasi karhutla. Partisipasi dan kolaborasi dengan masyarakat sangat penting untuk pengendalian karhutla.
Untuk itu, dalam rangka pemberdayaan masyarakat, pihaknya mendorong program perhutanan sosial dan Masyarakat Peduli Api dalam rangka mendukung program pemerintah provinsi yaitu Indeks Desa Mandiri.
Baca juga: El Nino Berpotensi Sebabkan Karhutla Lebih Besar
Selain pengerahan Manggala Agni untuk pemadaman, KLHK juga telah melakukan water bombing dan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Sampai Selasa (22/8/2023) water bombing telah dilakukan sebanyak 19 sortie dengan total 1,25 juta liter air untuk pemadaman.
Selain itu, TMC juga telah dilaksanakan sebanyak 40 sortie dengan total garam yang disemai sebanyak 38,3 ton. TMC Tahap III akan dimulai pada 23 Agustus-2 September 2023.
“Kami sangat mengharapkan mobilisasi anggota Tim Satgas lebih banyak dan konsisten di lapangan selama masa krisis karhutla di Kalimantan Barat. Kami mengatisipasi kemungkinan potensi terjadimya asap lintas batas,” harap Thomas.
Untuk diketahui, Provinsi Kalbar telah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Asap melalui Keputusan Gubernur Kalimantan Barat No. 355/BPBD/2023 tentang Status Siaga Darurat Penanganan Bencana Asap Akibat Karhutla di Kalimantan Barat Tahun 2023.
Berbagai upaya penanggulangan telah dilakukan baik melalui operasi pemadaman darat maupun udara. Koordinasi antar instansi dan lembaga, TNI/Polri, Organisasi Kemasyarakatan, Lembaga Adat dan Relawan sudah dilaksanakan dan langsung melakukan upaya pemadaman di lapangan.
Pemerintah Kota Pontianak dan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya telah mengambil kebijakan pembelajaran online dari rumah bagi siswa TK/PAUD, SD dan SMP. Kebijakan ini muncul sebagai respon atas kualitas udara yang semakin memburuk akibat terpaan kabut asap.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya