Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban TPPO Ungkap Praktik Sindikat Internasional, Bermula Tawaran dari Facebook

Kompas.com - 06/10/2023, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Waktu berjalan. Tak terasa lima bulan sudah dia di sana. Pada satu waktu, dia sempat disekap selama satu pekan di sebuah ruangan di bangunan berlantai tiga dan mendapat siksaan fisik.

Dia mendapat kekerasan fisik tersebut karena sempat berontak tidak mau dipekerjakan sebagai penipu.

“Waktu itu, ada orang bernama Liu Jin (pelaku) panggil saya ke atas, lalu saya dipukuli 10 orang kemudian disekap, diikat. Selama saya disekap selalu dipukuli. Pelakunya minta tebusan Rp 105 juta, tapi bapak saya hanya bisa bayar Rp 30 juta,” kenang Fajri.

Pemukulan berkali-kali dilakukan saat proses meminta tebusan melalui sambungan telepon video yang tidak jadi. Terdapat luka robek di kening dan bagian dahi wajahnya dampak dari pukulan tersebut.

Bukan hanya Fajri seorang yang mendapat siksaan. Beberapa orang, ucapnya, juga mendapat kekerasan, bahkan ada yang sampai disetrum.

Saat ditanya bagaimana bisa lolos dari sana, Fajri menyampaikan ada proses negosiasi dengan para pelaku sindikat internasional dengan Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, difasilitasi KBRI di Thailand.

Baca juga: Kasus TPPO di NTT Sangat Darurat, Ada Peran Sindikat

Dia pun sempat dibawa ke rumah sakit oleh pihak kepolisian setempat setelah lepas dari lokasi itu.

“Lolos saat itu ada 26 orang, warga Indonesia. Selama di sana saya berkali-kali dipukuli karena tidak mau menuruti kemauan mereka. Akhirnya terpaksa saya lakukan (menipu) menjalankan situs biro jodoh palsunya,” ucap dia.

Pada Jumat 9 Juni 2023 ia akhirnya tiba di rumahnya, di Makassar, Sulawesi Selatan, setelah sebelumnya berada di Jakarta usai diselamatkan.

Fajri sangat bersyukur dibantu dan ditolong salah satu rekan baiknya dari Makassar yang menjadi perantara melalui sambungan telepon maupun video saat para pelaku meminta tebusan uang hingga memukulinya agar segera uang itu dikirim ke mereka.

Ironisnya, uang tebusan yang dikirim ke nomor rekening bank swasta itu malah berdomisili di Indonesia.

Atas kejadian itu, Fajri meminta dan menyarankan kepada masyarakat, jangan terlalu percaya dengan orang luar negeri yang mengiming-iming gaji besar, termasuk menjadi tenaga kerja.

Alasannya, sudah banyak jatuh korban, bahkan ada orang yang diambil organ ginjalnya, hingga tidak diketahui keberadaannya dan pulang tinggal nama.

Baca juga: Indonesia Berperan Penting Pimpin Koordinasi Isu TPPO di ASEAN

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
SIS Group Kolaborasi dengan Raffles Institution, Kembangkan Pertukaran Pelajar Berkelanjutan di Asia Tenggara
SIS Group Kolaborasi dengan Raffles Institution, Kembangkan Pertukaran Pelajar Berkelanjutan di Asia Tenggara
Swasta
Populasi Burung Dunia Menyusut 61 Persen, Krisis Sudah di Depan Mata
Populasi Burung Dunia Menyusut 61 Persen, Krisis Sudah di Depan Mata
LSM/Figur
Hari-hari Terasa Panas Menyengat, BMKG Ungkap Penyebabnya
Hari-hari Terasa Panas Menyengat, BMKG Ungkap Penyebabnya
Pemerintah
Langkah Maju Konservasi, IUCN Adopsi Resolusi Lawan Kejahatan Lingkungan
Langkah Maju Konservasi, IUCN Adopsi Resolusi Lawan Kejahatan Lingkungan
Pemerintah
Pemerintah Fokus Tangani Karhutla di Luar 6 Wilayah Prioritas
Pemerintah Fokus Tangani Karhutla di Luar 6 Wilayah Prioritas
Pemerintah
Kabar Baik, Populasi Penyu Hijau Dunia Naik 28 Persen
Kabar Baik, Populasi Penyu Hijau Dunia Naik 28 Persen
Pemerintah
Guru Besar ITB: Etanol di BBM Kurangi Impor dan Buka Peluang Kerja Hijau
Guru Besar ITB: Etanol di BBM Kurangi Impor dan Buka Peluang Kerja Hijau
LSM/Figur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Pada Desember, Waspadai Banjir dan Longsor
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Pada Desember, Waspadai Banjir dan Longsor
Pemerintah
Laporan IEA: Lebih 100 Negara Kurangi Impor Bahan Bakar Fosil
Laporan IEA: Lebih 100 Negara Kurangi Impor Bahan Bakar Fosil
Pemerintah
Peran Strategis Industri Kertas dalam Menjaga Hutan Lestari
Peran Strategis Industri Kertas dalam Menjaga Hutan Lestari
BrandzView
Setengah Emisi dari Pangan Bisa Dipangkas Lewat Praktik Berkelanjutan
Setengah Emisi dari Pangan Bisa Dipangkas Lewat Praktik Berkelanjutan
LSM/Figur
ESDM : 110 Gedung Menghemat Energi 34 GWh, Turunkan Emisi 24.513 tCO2e
ESDM : 110 Gedung Menghemat Energi 34 GWh, Turunkan Emisi 24.513 tCO2e
Pemerintah
BMKG: Kerugian Ekonomi akibat Karhutla Turun hingga Rp 68 T
BMKG: Kerugian Ekonomi akibat Karhutla Turun hingga Rp 68 T
Pemerintah
Pensiun Dini Batu Bara Ancam Ribuan Pekerja, Menaker Perlu Petakan Green Jobs
Pensiun Dini Batu Bara Ancam Ribuan Pekerja, Menaker Perlu Petakan Green Jobs
LSM/Figur
Menembus Hutan Kalimantan, Perjalanan Mencari Asa di Sekolah Pedalaman
Menembus Hutan Kalimantan, Perjalanan Mencari Asa di Sekolah Pedalaman
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau