Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Stunting Tetap Perlu Distimulasi Agar Otaknya Berkembang

Kompas.com, 6 Oktober 2023, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Anak yang sudah telanjur stunting harus tetap terus distimulasi agar otaknya tetap berkembang dengan baik.

Hal tersebut disampaikan pelaksana tugas Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lovely Daisy di Jakarta, Kamis (5/10/2023).

“Anak yang sudah stunting tetap kita lakukan tata laksana, intervensi gizi kita sesuaikan dengan status gizinya, kemudian distimulasi perkembangannya,” kata Lovely sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Hapuskan Stunting di Babel, Intervensi Gizi Balita Digencarkan

Dia menjelaskan, anak yang telanjur mengalami gangguan pertumbuhan seperti stunting bukan hanya fisiknya yang bermasalah.

Akan tetapi, otaknya juga pasti mengalami gangguan sehingga perlu terus distimulasi dan dipantau gizinya.

“Jadi tetap dipantau pertumbuhannya, kemudian gizi tetap diberikan sesuai dengan status gizinya, dan dilakukan stimulasi terhadap perkembangannya,” papar Lovely.

Lovely menyampaikan, stimulasi harus tetap dilakukan agar otak anak tetap berkembang, meski tubuhnya sudah telanjur tidak berkembang optimal.

Baca juga: Ibu Hamil yang Anemia Pengaruhi Kecerdasan Bayi Hingga Stunting

Dia menuturkan, Kemenkes terus berupaya meningkatkan intervensi spesifik dengan langsung menyasar keluarga berisiko stunting mulai dari sebelum hamil, saat hamil, sampai kelahiran bayi, balita, hingga imunisasi.

“Ada satu intervensi sensitif (tidak langsung) dari Kemenkes yaitu setop buang air besar sembarangan, tetapi yang lainnya intervensi spesifik,” terang Lovely.

Sebagian intervensi spesifik yang sudah dilakukan sudah mencapai target, sebagian lagi ada yang belum, salah satunya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, 18,5 persen dari bayi lahir sudah pendek, sehingga intervensi perlu terus dilakukan sebelum bayi lahir.

Baca juga: 6 Kabupaten di Sulawesi Tenggara Jadi Fokus Upaya Penurunan Stunting

“Mesti terus diintervensi pada remaja, calon pengantin, ibu hamil harus periksa hamil secara rutin minimal enam kali, minum tablet tambah darah, ibu hamil yang kurang energi kronis diberikan makanan tambahan,” ujar Lovely.

Dia menekankan, Kemenkes terus memperkuat intervensi spesifik untuk penanganan stunting.

“Kalau ada masalah ditemukan kita tata laksana. Kalau ada ibu hamil kurang energi kronis, kita tata laksana,” ucap Lovely.

Dia berujar, ibu hamil ini harus periksa kehamilan minimal enam kali, di mana dua kalinya dengan dokter.

“Kalau semua sudah dikerjakan dan semua masyarakat mau hadir fokus untuk stunting, pasti teratasi,” tutur Lovely.

Baca juga: Cegah Stunting, Papua dan Papua Barat Didorong Tekan Perkawinan Usia Muda

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
BUMN
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
BUMN
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pemerintah
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Pemerintah
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
Pemerintah
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Pemerintah
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
LSM/Figur
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Pemerintah
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Pemerintah
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Advertorial
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Pemerintah
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
LSM/Figur
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau