KOMPAS.com – Lebih dari 20 negara berjanji, termasuk Jepang dan Amerika Serikat (AS), untuk melipatgandakan kapasitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pada 2050 guna mengurangi emisi karbon global.
Deklarasi tersebut disiarkan oleh Kementerian Energi AS pada Sabtu (2/12/2023) dan dikeluarkan pada sesi ke-28 KTT iklim PBB COP28 yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Mereka menyebut energi nuklir berperan penting untuk mencapai netralitas karbon atau net zero emission (NZE) global, sebagaimana dilansir Kyodo News.
Baca juga: Sinyal Pembangunan Makin Kuat, PLTN Ditarget Masuk Sistem pada 2040
Dalam deklarasi tersebut, mereka mengatakan akan bekerja sama untuk melipatgandakan kapasitas PLTN pada 2050 dari tingkat 2020.
Namun, pernyataan tersebut mendapat kritik dari para aktivis iklim, termasuk organisasi lingkungan hidup internasional 350.
Dalam siaran persnya, juru kampanye 350 asal Jepang Masayoshi Iyoda mendesak “Negeri Sakura” untuk tidak menjustifikasi implementasi PLTN.
“Berhenti menggunakan krisis iklim untuk membenarkan kecanduan terhadap energi nuklir sementara Jepang mengizinkan industri padat karbon untuk memperpanjang proyek fosil,” kata Iyoda.
Baca juga: BRIN Ungkap PLTN di Indonesia Dibangun 2030-an
Awal tahun ini, pemerintah Jepang mengeluarkan undang-undang yang mengizinkan reaktor nuklir di negara tersebut beroperasi melampaui batas 60 tahun yang berlaku saat ini.
Jepang memproyeksikan, sekitar 20 hingga 22 persen energinya akan berasal dari energi nuklir pada tahun fiskal 2030.
Undang-undang tersebut bertujuan untuk memastikan pasokan energi yang memadai bagi negara tersebut.
Di satu sisi, penggunaan PLTN menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat Jepang setelah krisis nuklir 2011 di PLTN Fukushima Daiichi di timur laut Jepang.
Dilansir dari France24, penggunaan PLTN sebagai alternatif dibandingkan bahan bakar fosil masih kontroversial.
Baca juga: Bapeten Ungkap 3 Provinsi Ini Punya Bahan Baku Nuklir Cukup untuk PLTN
Aktivis dan kelompok lingkungan hidup mengkhawatirkan keselamatan dan keamanan pembuangan limbah nuklir.
“Kami tidak berargumen kepada siapa pun bahwa ini benar-benar akan menjadi alternatif bagi sumber energi lainnya,” kata utusan iklim AS John Kerry.
“Tetapi kami mengetahuinya karena ilmu pengetahuan dan fakta serta bukti yang ada memberi tahu kami bahwa Anda tidak dapat mencapai NZE pada 2050 tanpa nuklir,” sambungnya.
Selain AS dan Jepang, negara-negara lain yang menandatangani deklarasi tersebut adalah Inggris, Bulgaria, Kanada, Republik Ceko, Finlandia, Perancis, Hongaria, Korea Selatan, Moldova, Mongolia, Maroko, Belanda, Polandia, Rumania, Slovakia, Slovenia, Swedia, Ukraina, UEA, dan lainnya.
Baca juga: Lokasi Pembangunan PLTN Sedang Digodok, Kalimantan Barat Paling Potensial
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya