Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Tenaga Surya Bersaing Kembangkan Teknologi Sel Tandem

Kompas.com, 21 Mei 2025, 19:02 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber esgdive

KOMPAS.com - Beberapa perusahaan tenaga surya termasuk Hanwha Qcells, Trinasolar, dan LONGi, baru-baru ini mengumumkan terobosan dalam teknologi sel surya tandem.

Sel surya tandem merupakan inovasi yang menggabungkan berbagai material untuk menyerap lebih banyak spektrum sinar matahari.

Ini memungkinkan sel surya untuk mengatasi batas efisiensi teoretis yang membatasi sel surya material tunggal hingga sekitar 30 persen dari energi matahari, sehingga membuka jalan bagi panel surya yang jauh lebih efisien.

Untuk meningkatkan efisiensi, teknologi ini menggabungkan teknologi fotovoltaik silikon tradisional dengan perovskite.

Melansir ESG Dive, Selasa (21/5/2025), material perovskite lebih murah untuk diproduksi atau didapatkan dibandingkan silikon, yang saat ini merupakan material dominan panel surya.

Baca juga: Ambisi Inggris, Targetkan Panel Surya di Semua Rumah pada 2027

Namun, di sisi lain, perovskite secara kimiawi kurang stabil. Karena ketidakstabilan, perovskite menghadapi hambatan besar, misalnya kesulitan memproduksi sel surya perovskite dalam skala besar secara konsisten dan efisien untuk memenuhi permintaan pasar.

Ketidakstabilan ini juga menyulitkan untuk menjual produk sel surya perovskite secara massal karena kekhawatiran tentang umur panjang dan kinerja dalam kondisi nyata.

Namun, perusahaan tenaga surya Qcells kini mengatasi hambatan itu dengan sel surya tandem yang sangat stabil, yang telah terbukti tahan uji tekanan sesuai dengan standar internasional dari nternational Electrotechnical Commission (IEC) dan Underwriters Laboratories (UL).

Ini adalah langkah maju yang signifikan menuju komersialisasi sel surya berbasis perovskite yang lebih efisien.

Uji ketahanan yang dilakukan tidak hanya memenuhi standar umum, tetapi juga standar khusus yang berlaku untuk pengukuran daya pada sel tandem, menjadikannya yang pertama dan sangat penting di industri

Keberhasilan dan kepatuhan pengujian ini juga telah dikonfirmasi secara independen oleh lembaga terkemuka TÜV Rheinland.

Baca juga: Pemasangan Panel Surya Global Dinginkan Bumi Hingga 0,13 Derajat C

Lalu Trinasolar, sebuah perusahaan tenaga surya China, juga telah membuat terobosan besar dengan mengembangkan panel surya berteknologi tandem perovskite/silikon pertama di dunia yang sesuai standar industri.

Panel surya tersebut mampu menghasilkan daya lebih dari 800 watt.

Pencapaian ini menandai langkah maju yang signifikan dalam upaya meningkatkan efisiensi dan daya keluaran panel surya untuk penggunaan industri dan komersial, membuka jalan menuju era baru energi surya yang lebih kuat.

"Terobosan ini merupakan langkah signifikan menuju industrialisasi modul tandem," ungkap Gao Jifan, Ketua dan CEO Trinasolar.

Selain itu masih ada LONGi, yang juga merupakan perusahaan tenaga surya China.

Perusahaan ini berhasil memecahkan rekor dunia dalam efisiensi sel surya tandem silikon-perovskite, hingga mencapai 34,85 persen.

Pencapaian ini tidak hanya mengalahkan rekor sebelumnya yang juga mereka pegang (34,6 persen), tetapi juga telah diverifikasi secara independen oleh laboratorium terkemuka di AS, NREL

Hal tersebut menunjukkan dominasi LONGi dalam inovasi efisiensi sel surya dan merupakan langkah maju yang signifikan dalam pengembangan teknologi energi terbarukan.

Baca juga: Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
Pemerintah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
LSM/Figur
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
Swasta
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Swasta
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
LSM/Figur
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
LSM/Figur
Distribusi Cadangan Beras untuk Banjir Sumatera Belum Optimal, Baru 10.000 Ton Tersalurkan
Distribusi Cadangan Beras untuk Banjir Sumatera Belum Optimal, Baru 10.000 Ton Tersalurkan
LSM/Figur
Menteri LH Ancam Pidanakan Perusahaan yang Terbukti Sebabkan Banjir Sumatera
Menteri LH Ancam Pidanakan Perusahaan yang Terbukti Sebabkan Banjir Sumatera
Pemerintah
KLH Bakal Periksa 100 Unit Usaha Imbas Banjir Sumatera
KLH Bakal Periksa 100 Unit Usaha Imbas Banjir Sumatera
Pemerintah
Tambang Energi Terbarukan Picu Deforestasi Global, Indonesia Terdampak
Tambang Energi Terbarukan Picu Deforestasi Global, Indonesia Terdampak
LSM/Figur
Food Estate di Papua Jangan Sampai Ganggu Ekosistem
Food Estate di Papua Jangan Sampai Ganggu Ekosistem
LSM/Figur
Perjanjian Plastik Global Dinilai Mandek, Ilmuwan Minta Negara Lakukan Aksi Nyata
Perjanjian Plastik Global Dinilai Mandek, Ilmuwan Minta Negara Lakukan Aksi Nyata
LSM/Figur
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Pemerintah
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
LSM/Figur
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau