KOMPAS.com - Beberapa perusahaan tenaga surya termasuk Hanwha Qcells, Trinasolar, dan LONGi, baru-baru ini mengumumkan terobosan dalam teknologi sel surya tandem.
Sel surya tandem merupakan inovasi yang menggabungkan berbagai material untuk menyerap lebih banyak spektrum sinar matahari.
Ini memungkinkan sel surya untuk mengatasi batas efisiensi teoretis yang membatasi sel surya material tunggal hingga sekitar 30 persen dari energi matahari, sehingga membuka jalan bagi panel surya yang jauh lebih efisien.
Untuk meningkatkan efisiensi, teknologi ini menggabungkan teknologi fotovoltaik silikon tradisional dengan perovskite.
Melansir ESG Dive, Selasa (21/5/2025), material perovskite lebih murah untuk diproduksi atau didapatkan dibandingkan silikon, yang saat ini merupakan material dominan panel surya.
Baca juga: Ambisi Inggris, Targetkan Panel Surya di Semua Rumah pada 2027
Namun, di sisi lain, perovskite secara kimiawi kurang stabil. Karena ketidakstabilan, perovskite menghadapi hambatan besar, misalnya kesulitan memproduksi sel surya perovskite dalam skala besar secara konsisten dan efisien untuk memenuhi permintaan pasar.
Ketidakstabilan ini juga menyulitkan untuk menjual produk sel surya perovskite secara massal karena kekhawatiran tentang umur panjang dan kinerja dalam kondisi nyata.
Namun, perusahaan tenaga surya Qcells kini mengatasi hambatan itu dengan sel surya tandem yang sangat stabil, yang telah terbukti tahan uji tekanan sesuai dengan standar internasional dari nternational Electrotechnical Commission (IEC) dan Underwriters Laboratories (UL).
Ini adalah langkah maju yang signifikan menuju komersialisasi sel surya berbasis perovskite yang lebih efisien.
Uji ketahanan yang dilakukan tidak hanya memenuhi standar umum, tetapi juga standar khusus yang berlaku untuk pengukuran daya pada sel tandem, menjadikannya yang pertama dan sangat penting di industri
Keberhasilan dan kepatuhan pengujian ini juga telah dikonfirmasi secara independen oleh lembaga terkemuka TÜV Rheinland.
Baca juga: Pemasangan Panel Surya Global Dinginkan Bumi Hingga 0,13 Derajat C
Lalu Trinasolar, sebuah perusahaan tenaga surya China, juga telah membuat terobosan besar dengan mengembangkan panel surya berteknologi tandem perovskite/silikon pertama di dunia yang sesuai standar industri.
Panel surya tersebut mampu menghasilkan daya lebih dari 800 watt.
Pencapaian ini menandai langkah maju yang signifikan dalam upaya meningkatkan efisiensi dan daya keluaran panel surya untuk penggunaan industri dan komersial, membuka jalan menuju era baru energi surya yang lebih kuat.
"Terobosan ini merupakan langkah signifikan menuju industrialisasi modul tandem," ungkap Gao Jifan, Ketua dan CEO Trinasolar.
Selain itu masih ada LONGi, yang juga merupakan perusahaan tenaga surya China.
Perusahaan ini berhasil memecahkan rekor dunia dalam efisiensi sel surya tandem silikon-perovskite, hingga mencapai 34,85 persen.
Pencapaian ini tidak hanya mengalahkan rekor sebelumnya yang juga mereka pegang (34,6 persen), tetapi juga telah diverifikasi secara independen oleh laboratorium terkemuka di AS, NREL
Hal tersebut menunjukkan dominasi LONGi dalam inovasi efisiensi sel surya dan merupakan langkah maju yang signifikan dalam pengembangan teknologi energi terbarukan.
Baca juga: Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya