Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMI dan Tony Blair Institute Bentuk Kerangka Kerja Sosio-ekonomi Demi Transisi Energi Berkeadilan

Kompas.com, 22 Februari 2024, 14:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI dengan dukungan dari Tony Blair Institute for Global Change (TBI) menggelar proses konsultasi atas Kerangka Kerja Sosial-Ekonomi untuk transisi ekonomi berkeadilan.

Ini merupakan sebuah perangkat praktis yang dapat memaksimalkan pemanfaatan dampak sosial-ekonomi transisi energi berkeadilan di Indonesia.

Proses konsultasi ini bertujuan untuk mengumpulkan masukan dari pemangku kepentingan terkait implementasi kerangka kerja sosial-ekonomi.

Kerangka kerja ini juga akan membantu para pengambil keputusan di Indonesia untuk memitigasi berbagai risiko yang terkait dengan aktivitas transisi ke energi bersih yang berkeadilan.

Baca juga: Indonesia Punya Stasiun Pengisian Hidrogen Pertama, Dipasok dari Energi Hijau

Khususnya dampak terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia yang stabil, apabila tidak dikelola dengan hati-hati dan cermat.

Direktur Utama SMI Edwin Syahruzad mengatakan, semua lapisan masyarakat, tanpa terkecuali, harus dapat menuai manfaat dari transisi energi yang adil di Indonesia.

Transisi energi menghadirkan peluang dan tantangan. Sisi positifnya, perluasan energi terbarukan dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

"Namun demikian, transisi juga dapat menimbulkan risiko negatif bagi kelompok rentan jika tidak dikelola dengan hati-hati, dimana salah satunya adalah pengungsian masyarakat," ujar Edwin, Rabu (21/2/2024).

Kerangka Kerja Sosial Ekonomi ini diharapkan bisa mendukung SMI, yang baru saja ditunjuk sebagai country manager untuk Energy Transition Mechanism (ETM) guna mengawal transisi
Indonesia dari energi fosil ke energi hijau dan rendah karbon.

Baca juga: Strategi Satgas TEN Dorong Transisi Energi, Ada Penyerapan Karbon

"Acara hari ini juga semakin menegaskan komitmen dan upaya kami untuk menjadi bagian dari solusi terhadap masalah iklim global", tambah Edwin.

Country Director TBI Indonesia Shuhaela F Haqim menyambut baik peluncuran kerangka kerja Sosial Ekonomi dan kolaborasi dengan SMI.

Kolaborasi dengan SMI mewakili komitmen TBI untuk menghadirkan inovasi dan dampak positif.

Seiring dengan upaya Indonesia untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi tahun 2045, kebutuhan akan solusi praktis dan inovatif menjadi semakin mendesak dibandingkan sebelumnya.

Kerangka kerja ini diharapkan dapat menghadirkan panduan praktis bagi para manajer di bidang transisi energi dan memastikan bahwa tidak ada pihak yang dikorbankan ketika menjalankan beragam proyek transisi energi.

"Transisi energi yang adil sudah sepatutnya menjadi skema yang saling menguntungkan bagi ekonomi, lingkungan dan pembangunan sosial. Saya optimistis bahwa kerangka kerja ini akan mendukung upaya kita untuk mencapai hal tersebut," tambah Shuhaela.

Peluncuran kerangka kerja ini dilakukan di Jakarta bersamaan dengan pertemuan donor transisi energi SMI yang menghadirkan mitra utama pemerintah dan non-pemerintah dalam satu forum.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Perlu 1 Miliar Hektar untuk Penuhi Janji Iklim
Perlu 1 Miliar Hektar untuk Penuhi Janji Iklim
LSM/Figur
CDP: Bisnis Proyeksikan Kerugian 420 Miliar Dolar AS Akibat Risiko Cuaca Ekstrem
CDP: Bisnis Proyeksikan Kerugian 420 Miliar Dolar AS Akibat Risiko Cuaca Ekstrem
Swasta
Muhammadiyah Luncurkan Pesantren Eco-Saintek, yang Integrasi Pendidikan dan Lingkungan
Muhammadiyah Luncurkan Pesantren Eco-Saintek, yang Integrasi Pendidikan dan Lingkungan
LSM/Figur
Krisis Nutrisi akibat Iklim: Tanaman Makin Berkalori, Kita Makin Rentan
Krisis Nutrisi akibat Iklim: Tanaman Makin Berkalori, Kita Makin Rentan
LSM/Figur
Saat Kebun Harus Beradaptasi
Saat Kebun Harus Beradaptasi
Pemerintah
Empat Miskonsepsi Besar Soal Nikel dan Kendaraan Listrik di Indonesia
Empat Miskonsepsi Besar Soal Nikel dan Kendaraan Listrik di Indonesia
LSM/Figur
Panduan Global Baru Diluncurkan, Bantu Pembuat Kebijakan Pahami Krisis Iklim
Panduan Global Baru Diluncurkan, Bantu Pembuat Kebijakan Pahami Krisis Iklim
Pemerintah
Di Balik Panja AMDK: Krisis Penyediaan Air Minum dan Isu Lingkungan yang Terabaikan
Di Balik Panja AMDK: Krisis Penyediaan Air Minum dan Isu Lingkungan yang Terabaikan
Pemerintah
Mikroplastik Cemari Udara di 18 Kota, Jakarta Pusat Catat Konsentrasi Tertinggi
Mikroplastik Cemari Udara di 18 Kota, Jakarta Pusat Catat Konsentrasi Tertinggi
LSM/Figur
MA Ungkap, Hakim Bersertifikasi Lingkungan Kunci Atasi Anti-SLAPP
MA Ungkap, Hakim Bersertifikasi Lingkungan Kunci Atasi Anti-SLAPP
Pemerintah
COP30: Pemerintah Siapkan Strategi Hadapi Fraud Perdagangan Karbon
COP30: Pemerintah Siapkan Strategi Hadapi Fraud Perdagangan Karbon
Pemerintah
Pulau Buru Maluku Ditetapkan Jadi Kawasan Konservasi Baru Penyu Belimbing
Pulau Buru Maluku Ditetapkan Jadi Kawasan Konservasi Baru Penyu Belimbing
Pemerintah
Timbal Ditemukan dalam Darah Ibu Hamil dan Anak, Ini Sumber Utamanya
Timbal Ditemukan dalam Darah Ibu Hamil dan Anak, Ini Sumber Utamanya
Pemerintah
KLH Serahkan Dokumen National Adaptation Plan di COP30
KLH Serahkan Dokumen National Adaptation Plan di COP30
Pemerintah
COP30: Perlindungan Masyarakat Adat, Jawaban Nyata untuk Krisis Iklim
COP30: Perlindungan Masyarakat Adat, Jawaban Nyata untuk Krisis Iklim
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Tentang

Fitur Apresiasi Spesial dari pembaca untuk berkontribusi langsung untuk Jurnalisme Jernih KOMPAS.com melalui donasi.

Pesan apresiasi dari kamu akan dipublikasikan di dalam kolom komentar bersama jumlah donasi atas nama akun kamu.

Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan yang berisi konten ofensif, diskriminatif, melanggar hukum, atau tidak sesuai etika dapat dihapus tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau