Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2024, 16:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Deputi Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves dan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Transisi Energi Nasional (TEN) Rachmat Kaimuddin menyampaikan konsistensi Indonesia dalam mendorong transisi energi.

Transisi energi, terus didorong sebagai upaya memitigasi perubahan iklim, memperkuat ketahanan energi, serta menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hal ini disampaikan Deputi Rachmat Kaimuddin di depan para media, saat pertemuan Intenational Energy Agency (IEA) Ministerial Meeting 2024 di Prancis pada 13-14 Februari 2024 lalu.

Ia juga menyampaikan beberapa poin penting dari IEA Ministerial Meeting 2024, di antaranya adalah tingginya ketergantungan sumber energi Indonesia terhadap impor refined oil dan LPG.

Baca juga: Transisi Energi Tak Punya Formula Ajaib, Perlu Pendekatan Bertahap

“Ketergantungan Indonesia terhadap refined oil dan LPG dipengaruhi oleh tingginya kebutuhan energi konsumer dari sektor industri dan transportasi. Selain itu, mayoritas energi listrik juga berasal dari fosil,” jelas Deputi Rachmat, dalam pernyataan resmi, Rabu (21/2/2024).

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Rachmat menyampaikan bahwa Satgas TEN saat ini tengah menyusun strategi dan rencana implementasi menyeluruh untuk program-program transisi energi nasional.

Strategi pendukung transisi energi

Strategi tersebut dibagi ke empat sektor utama, yaitu pembangkitan listrik, transportasi, industri, dan bangunan.

Deputi Rachmat menuturkan, strategi transisi energi akan mendorong pemanfaatan empat pilar teknologi yang diterapkan lintas sektor.

Di antaranya efisiensi energi, elektrifikasi industri, pemanfaatan alternatif energi rendah karbon, dan penyerapan karbon bagi bangunan.

Ia memberikan contoh, pemanfaatan sumber energi rendah karbon di sektor pembangkitan listrik akan melihat potensi pemanfaatan sumber energi terbarukan seperti surya, panas bumi, dan lainnya.

“Sementara untuk transportasi, kita ingin mengoptimalkan bahan bakar nabati atau biofuel, dan untuk bangunan kita dorong panel surya atap,” terang Rachmat.

Pada akhirnya, kata dia, pendekatan lintas sektor dan lintas strategi menjadi kunci pencapaian transisi energi yang berpihak pada Indonesia dalam memitigasi perubahan iklim, tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi nasional.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau