KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap hidrogen dapat menjadi salah satu kontributor transisi energi di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu saat peresmian stasiun pengisian hidrogen atau hydrogen refueling station (HRS), di Senayan, Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Jisman mengatakan, hidrogen memiliki peran penting dalam dekarbonisasi sistem energi global.
Baca juga: Indonesia Punya Stasiun Pengisian Hidrogen Pertama, Dipasok dari Energi Hijau
"Dan sebagai salah satu strategi utama pemerintah dalam menjalankan peta jalan atau roadmap menuju netral karbon di tahun 2060," kata Jisman sebagaimana dilansir Antara.
Jisman mengutarakan, Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang sangat besar, tersebar, dan beragam dengan total potensi mencapai 3.689 gigawatt (GW).
Potensi tersebut, kata Jisman, berpotensi digunakan dalam produksi hidrogen hijau atau green hydrogen sebagai cadangan atau penyimpanan energi.
Dia menambahkan, hidrogen juga dapat digunakan pada berbagai macam sektor untuk tujuan dekarbonisasi pada sektor yang tidak mungkin atau sulit untuk diredakan seperti transportasi jarak jauh, pelayaran, penerbangan, produksi baja, pemanasan industri, dan manufaktur.
Baca juga: Ini Sederet Manfaat Hidrogen Hijau di Indonesia
Jisman menuturkan, sasaran utama pengembangan hidrogen di Indonesia ialah tercapainya target penurunan emisi dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) dan net zero emission (NZE) melalui proses transisi energi dan dekarbonisasi sistem energi global.
"Untuk mencapai sasaran utama tersebut, Indonesia akan mengembangkan hidrogen sebagai upaya mendukung pengembangan EBT, upaya dekarbonisasi transportasi dan industri serta sebagai komoditas yang dapat diekspor," ujar Jisman.
Pemerintah Indonesia, papar Jisman, akan terus mendorong agar ekosistem hidrogen nasional dapat terbentuk.
Sehingga, pengembangan infrastruktur strategis yang memungkinkan keterlibatan berbagai peran dari semua pemangku kepentingan dapat tercipta demi tercapainya keekonomian hidrogen di Indonesia.
Baca juga: 17 Wilayah Ini Punya Potensi Produksi Hidrogen Hijau
Diberitakan sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) meresmikan HRS pertama di Indonesia di Senayan, Jakarta, pada Rabu.
Peresmian tersebut merupakan kelanjutan pengembangan hidrogen dari PLN usai beroperasinya 21 pembangkit hidrogen hijau atau green hydrogen plant (GHP) pada November 2023.
Hidrogen untuk HRS Senayan tersebut dipasok dari 22 GHP milik PLN. Selain 21 GHP eksisting, saat ini PLN telah menambah 1 GHP di PLTP Kamojang.
Total GHP tersebut mampu memproduksi hidrogen hijau hingga 203 ton per tahun.
Dari jumlah tersebut, 75 ton hidrogen digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit sedangkan 128 ton digunakan untuk mendukung kendaraan hidrogen.
Baca juga: 8 Provinsi dengan Potensi Produksi Hidrogen Hijau Terbesar
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya