BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Home Credit

Tip Tetap Menjaga Kelestarian Air saat Ramadhan

Kompas.com, 19 Maret 2024, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan dan ditunggu-tunggu semua umat muslim di seluruh dunia.

Saat Ramadhan, kita tak hanya bisa mendekatkan diri dengan Sang Pencipta melalui berbagai ibadah, melainkan juga bisa berbuat baik kepada sesama manusia dan semesta.

Salah satu perbuatan baik yang bisa kita lakukan terhadap Bumi ciptaan Tuhan ini adalah dengan menjaga lingkungan, utamanya melestarikan air.

Baca juga: Terapkan Green Ramadhan, Ini Kiat Kurangi Sampah Berburu Takjil

Air merupakan salah satu elemen yang paling penting untuk kehidupan semua makhluk, tak terkecuali manusia.

Meski telah berpuasa, menahan diri dari makan dan minum di siang hari selama Ramadhan, kita masih sering menggunakan air secara berlebihan tanpa disadari.

Beberapa contoh pemborosan air yang tidak sengaja kita lakukan adalah saat mempersiapkan makanan secara berlebihan, mandi, mencuci, atau bahkan saat berwudhu.

Di sisi lain, air adalah sumber daya terbatas. Apabila tidak dilestarikan, krisis air bisa terjadi dan memengaruhi semua makhluk hidup.

Berikut sejumlah tip yang bisa dilakukan dari diri kita sendiri untuk tetap menjaga kelestarian air selama Ramadhan, sebagaimana dilansir dari panduan Greenpeace Indonesia.

Baca juga: Sambut Ramadhan, Sompo Insurance Gelar Program #SelamatSompoTujuan

Keran air

Matikan keran air saat menyikat gigi sebelum sahur dan setelah berbuak puasa. Bukalah keran hanya saat dibutuhkan untuk berkumur.

Dengan tidak membiarkan air mengalir saat kita sedang menyikat gigi, maka kita bisa mencegah air terbuang sia-sia.

Habiskan minuman

Selama bulan Ramadhan, kita terkadang menemukan botol air plastik setengah
kosong ditinggalkan di masjid pada malam hari setelah shalat sehingga terbuang begitu saja.

Kita bisa mencegah perilaku tersebut terjadi pada diri kita sendiri. Caranya, cobalah untuk tidak meninggalkan botol dan berusahalah untuk menghabiskan air di dalamnya.

Baca juga: Jelang Ramadhan, Baznas Distribusikan Makanan untuk Anak Yatim

Bawa botol minum sendiri

Jika membawa bekal minuman ke masjid, bawalah botol air yang dapat digunakan kembali.

Perliaku tersebut dapat membuat kita lebih bertanggung jawab untuk tidak menyia-nyiakan air sekaligus mengurangi sampah plastik.

Berwudhu dengan kesadaran

Saat berwudhu, jangan membuka keran air secara penuh. Cukup buka sebagian.

Melalui tindakan itu, kita bisa meminimalisasi air yang mungkin terbuang dan menggunakannya sesuai kebutuhan.

Selain itu, cukup berwudhu hanya jika diperlukan.

Baca juga: 6 Cara Mengajarkan Anak Puasa Ramadhan sejak Dini

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau