Chegwidden menambahkan jika lokasi dengan risiko suhu panas dipilih, masih ada hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampaknya dengan beberapa langkah.
"Misalnya, para perencana dapat mengurangi risiko suhu panas dengan memulai sebelum atau setelah puncak musim panas. Bisa juga dengan mengadakan acara pada malam hari atau dini hari saat cuaca lebih dingin." katanya.
Yuri Hosokawa, asisten profesor ilmu olahraga di Universitas Waseda di Jepang mengatakan pula sengatan panas yang disebabkan oleh aktivitas intens bisa berdampak buruk bagi tubuh seperti menyebabkan kegagalan organ dan kematian.
Ia pun menyerukan kepada komunitas olahraga di seluruh dunia untuk mengubah cara penjadwalan olahraga dan juga melonggarkan aturan tertentu.
Misalnya saja membolehkan lebih banyak pergantian pemain dalam pertandingan sepak bola untuk mencegah atlet dari kelelahan yang berbahaya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya