Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Lokasi Penyelenggaraan Olimpiade di Tahun 2050 akan Terlalu Panas

Kompas.com, 15 Agustus 2024, 11:00 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Panas ekstrem menjadi ancaman atlet saat Olimpiade 2024 berlangsung di Paris, Prancis beberapa saat yang lalu.

Hal ini lantas menjadi pertanyaan, apakah Olimpiade di periode-periode berikutnya akan mengalami kondisi yang serupa?

Pasalnya panas dan sengatan suhu tinggi belakangan menjadi lebih umum terjadi sebagai imbas polusi bahan bakar fosil yang mendorong suhu dan tingkat kelembapan.

Seperti dikutip dari CNN, Rabu (14/8/2024) ternyata sebagian besar kota di dunia bakal menjadi lokasi yang kurang representatif sebagai tuan rumah Olimpiade dalam beberapa dekade mendatang.

Alasannya karena suhu udaranya telah melewati ambang batas panas lembap yang aman.

Kesimpulan tersebut merupakan hasil dari data CarbonPlan, sebuah kelompok nirlaba yang berfokus pada ilmu iklim dan analisis.

Baca juga: Cuaca Panas Ekstrem Dapat Pengaruhi Kelangsungan Hidup Satwa

Kenaikan suhu di kota dunia

Salah satu temuan CarbonPlan adalah pada tahun 2050 nanti, tekanan panas di hampir semua kota di bagian timur Amerika Serikat akan melampaui batas 27 derajat C.

Artinya, jika melampaui batas tersebut para ahli merekomendasikan pembatalan acara olahraga. Dengan kata lain, menyelenggarakan Olimpiade Musim Panas di kota-kota tersebut akan menjadi risiko kesehatan yang besar bagi para atlet.

Sementara itu sebagian besar wilayah Tiongkok timur, termasuk Beijing dan Shanghai akan jauh melampaui batas tersebut, seperti halnya Hong Kong dan sebagian besar wilayah Asia Tenggara.

Beijing sendiri yang pernah jadi tuan rumah tahun 2008 bakal menjadi terlalu panas dan lembap, dengan tekanan panas yang diperkirakan melampaui 32 derajat Celcius.

Sedangkan kota-kota di Eropa barat laut seperti London, Oslo, dan Stockholm masih masuk kategori kota yang bisa menjadi tuan rumah Olimpiade 2050.

Namun kota-kota di Mediterania termasuk Palermo di Sisilia dan Seville di Spanyol sebagian besar berada di atas ambang batas.

Lain halnya dengan kota-kota di Belahan Bumi Selatan, Sydney dan Brisbane di Australia, serta Rio de Janeiro, semuanya secara teknis masuk dalam daftar terlalu panas, tetapi masih dapat menjadi tuan rumah di jika dilakukan di musim yang lebih dingin.

"Di sebagian besar dunia, suhu panas terburuk tahun ini sayangnya bertepatan dengan saat Olimpiade Musim Panas biasanya diadakan," papar Oriana Chegwidden, seorang ilmuwan iklim di CarbonPlan

Hal ini membuat beberapa pihak menyarankan untuk mengubah waktu Olimpiade agar tidak bertepatan dengan puncak suhu panas semakin gencar didengungkan.

Baca juga: Tanaman Hias Bisa Bantu Redam Panas Ekstrem, Ini Pilihannya

Minimalisir suhu panas

Chegwidden menambahkan jika lokasi dengan risiko suhu panas dipilih, masih ada hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampaknya dengan beberapa langkah.

"Misalnya, para perencana dapat mengurangi risiko suhu panas dengan memulai sebelum atau setelah puncak musim panas. Bisa juga dengan mengadakan acara pada malam hari atau dini hari saat cuaca lebih dingin." katanya.

Yuri Hosokawa, asisten profesor ilmu olahraga di Universitas Waseda di Jepang mengatakan pula sengatan panas yang disebabkan oleh aktivitas intens bisa berdampak buruk bagi tubuh seperti menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

Ia pun menyerukan kepada komunitas olahraga di seluruh dunia untuk mengubah cara penjadwalan olahraga dan juga melonggarkan aturan tertentu.

Misalnya saja membolehkan lebih banyak pergantian pemain dalam pertandingan sepak bola untuk mencegah atlet dari kelelahan yang berbahaya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau