KOMPAS.com - Masyarakat internasional perlu memastikan bahwa peralihan global dari bahan bakar fosil ke energi bersih bersifat adil. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB Amina Mohammed.
Seperti yang kita ketahui makin banyak teknologi energi bersih yang berkembang pesat saat ini. Mulai dari turbin angin, panel surya hingga kendaraan listrik.
Permintaan energi bersih tersebut diproyeksikan meningkat hampir tiga kali lipat pada 2030 karena dunia makin gencar beralih dari bahan bakar fosil seperti batu bara dan gas untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
Sayangnya meski permintaan naik, Mohammed menyebut transisi energi tersebut tidak merata.
Baca juga:
Selain itu juga, transisi ini juga dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan dan merugikan khususnya negara-negara berkembang yang sumber daya, manusia, dan lingkungannya berisiko dieksploitasi.
Mengutip laman resmi United Nations, Rabu (6/11/2024) untuk mengatasi masalah itu, Sekretaris Jenderal kemudian membentuk Panel Transisi Energi yang baru-baru ini juga telah mengeluarkan laporan
Laporan tersebut mengidentifikasi cara-cara pemerintah, industri, dan PBB dalam menanamkan keadilan dan kesetaraan di masa transisi energi sebagai upaya untuk memacu pembangunan berkelanjutan, menghormati manusia, melindungi lingkungan, dan mendorong kemakmuran di negara-negara berkembang yang kaya sumber daya.
Laporan tersebut juga menguraikan tujuh prinsip panduan yang memprioritaskan hak asasi manusia, perlindungan lingkungan, dan pembangunan inklusif sekaligus menekankan perdagangan dan investasi yang bertanggung jawab.
Tidak hanya itu saja, laporan pun menetapkan lima Rekomendasi yang Dapat Ditindaklanjuti, mencakup pembentukan kelompok ahli yang diselenggarakan PBB untuk memimpin dialog kebijakan yang adil dan mendorong akuntabilitas di seluruh rantai nilai mineral.
Baca juga:
Lebih jauh, laporan tersebut mengadvokasi kerangka kerja transparansi global, mekanisme pendanaan untuk mengatasi dampak jangka panjang pertambangan, dan dukungan bagi penambang skala kecil sebagai mitra dalam pembangunan berkelanjutan.
“Bersama-sama, rekomendasi ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, menciptakan akuntabilitas, dan memastikan bahwa energi bersih tidak hanya mendorong perekonomian kita tetapi juga pertumbuhan yang adil dan tangguh,” jelas Mohammed.
Ia menambahkan Sekretaris Jenderal meminta Panel dan PBB untuk memberi tahu Negara Anggota dan pemangku kepentingan lainnya terkait dengan peluncuran laporan tersebut.
“Kami sedang mempersiapkan sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan Panel yang termasuk di antaranya menjaga dan memajukan hak asasi manusia, khususnya hak-hak Masyarakat Adat, di seluruh rantai nilai mineral penting,” katanya.
Kerjasama dengan negara anggota ini pun pada akhirnya dapat menghasilkan kemakmuran dan kesetaraan dalam pemanfaatan energi bersih.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya