KOMPAS.com - Lembaga think tank Institute for Essential Services Reform (IESR) mendorong pemerintah untuk mempercepat transisi energi dan dekarbonisasi di sektor industri.
Pasalnya, dekarbonisasi industri dan pemanfaatan energi terbarukan dapat meningkatkan daya saing produk nasional.
Saat ini, standar keberlanjutan dari dunia internasional semakin tinggi, salah satunya kebijakan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) dari Uni Eropa.
Baca juga: IESR Ungkap 3 Strategi Dekarbonisasi Transportasi untuk Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca
Melalui penerapan kebijakan ini, produk yang mempunyai jejak karbon tinggi akan dikenakan pajak tambahan.
Beberapa komoditas yang pasti terdampak dari aturan CBAM ini adalah semen, pupuk, listrik, besi dan baja, dan aluminium.
Manajer Program Transformasi Sistem Energi IESR Deon Arinaldo mengatakan, dekarbonisasi industri dapat memangkas emisi secara signifikan.
Hal tersebut dapat mengurangi jejak karbon sektor industri dan meningkatkan daya saing produk domestik.
Baca juga: Industri Pengiriman Hadapi Kendala Capai Dekarbonisasi
"Saat ini, lebih dari 60 persen pelaku industri bersedia melakukan dekarbonisasi, asalkan pemerintah menunjukkan komitmen yang kuat dalam menciptakan lapangan tanding yang setara," jelas Deon, dikutip dari siaran pers, Selasa (5/11/2024).
Hal tersebut disampaikan Deon di sela Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2024 yang digelar oleh IESR.
Deon menambahkan, pemerintah sedang menyusun peta jalan dekarbonisasi untuk sektor industri di Indonesia.
IESR juga turut berperan dalam kajian peta jalan ini, terutama untuk industri ringan seperti tekstil, makanan dan minuman, otomotif, keramik, dan kaca.
Menurut Deon, selain menyusun peta jalan dekarbonisasi, pemerintah perlu menetapkan strategi untuk menjadikan transisi energi dan dekarbonisasi sebagai bagian pertumbuhan industri.
Baca juga: Korporasi Sebut Penggunaan AI Berdampak dalam Upaya Dekarbonisasi
Dewan Pakar Prabowo-Gibran Ning Wilawati mengakui, industri perlu didukung pertumbuhannya untuk mewujudkan pertumbuhan 8 persen.
Dukungan yang diberikan dapat berupa penyediaan energi dengan biaya kompetitif dan lebih bersih untuk operasi industri.
IETD 2024 berlangsung pada 4-6 November 2024 dengan tema "Mewujudkan Transisi Energi yang Berkeadilan dan Tertata".
IETD 2024 digelar dalam 11 sesi dengan ragam topik dan format, menghadirkan 50 pembicara, panelis, serta moderator nasional dan internasional.
Hasil dari IETD 2024 akan dirangkum dan dijadikan rekomendasi bagi pemerintah dalam menjalankan transisi energi yang berkeadilan dan mencapai tujuan kemandirian energi dalam lima tahun ke depan.
Baca juga: 20 Kawasan Industri Dunia Targetkan Dekarbonisasi, 2 dari Indonesia
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya