KOMPAS.com - Di Inggris, tren repair cafe alias kafe reparasi semakin menjamur dan meningkat dari tahun ke tahun.
Kafe reparasi merupakan tempat di mana semuanya yang berkumpul memperbaiki barang-barang mulai dari pakaian, furnitur, peralatan listrik, sepeda, peralatan makan, peralatan, mainan, dan lain-lain.
Di tempat itu pula, mereka yang lebih ahli bersedia memperbaiki dan menularkan keahlian memperbaiki barang secara cuma-cuma alias gratis. Mereka disebut sebagai relawan.
Kafe reparasi tersebut tidak berdiri di atas bangunan megah, melainkan bisa berlangsung di mana saja, contohnya "aula" permukiman, gereja, kafe, pub, dan bahkan perpustakaan.
Inisiator reparasi kafe bisa berasal dari komunitas atau individu.
Menjamurnya kafe reparasi tak lepas dari kesadaran publik untuk gaya hidup berkelanjutan. Kalau bisa diperbaiki, mengapa harus dibuang dan mencemari lingkungan?
Baca juga: Mobil Balap Inggris di Event BTCC Pakai 100 Persen Bahan Bakar Berkelanjutan
Lihat postingan ini di Instagram
Salah satu inisiator reparasi kafe, Harriet Bagley di Carmarthen, Wales, mengatakan, gerakan tersebut penting untuk menyadarkan publik.
Reparasi kafe yang diinisasinya tersebut dilatarbelakangi atas keresahannya mengnai banyaknya barang-barang yang akhirnya dibuang dan memenuhi tempat pembuangan akhir.
Menurutnya, reparasi kafe merupakan cara yang bagus untuk menunjukkan solusi, bukan sekadar memberi tahu masalah yang ada, paling tidak bagi anak-anaknya.
"Saya berharap kedua putra saya tumbuh dengan kenangan indah tentang kunjungan ke reparasi kafe, dan bahwa itu menanamkan rasa ingin tahu, tekad, dan kepercayaan diri untuk memperbaiki barang sendiri," kata Bagley sebagaimana dilansir The Guardian, 12 Maret 2024.
Inisiator reparasi kafe dari London, Sophie Heathscott, mengatakan gerakan kafe reparasi memang tampak terlihat kecil dari luar.
Baca juga: Dorong Irigasi Berkelanjutan, Balai Teknik Irigasi Kementerian PU Jalin Kerja Sama dengan MRC
Namun, gerakan tersebut menurutnya memberi dampak positif yang luar biasa bagi dirinya.
"Ada kegembiraan yang nyata saat bisa memperbaiki sesuatu untuk seseorang, lalu menunjukkan caranya. Itu jauh lebih baik daripada mereka harus mengantar dan mengambilnya nanti," tutur Heathscott kepada The Guardian.
Setiap bulan, para relawan di kare reparasi tersebut bertemu hingga terjalin ikatan yang kuat di antara mereka.
"Perasaan yang kuat, mengetahui dampak lingkungan yang telah kami buat setiap bulan," jelas Heathscott.
Ali Anthony, salah satu relawan di reparasi kafe Wrexham, menuturkan setiap bulan sekali ada sesi perbaikan di "aula" komunitas.
Tujuan utama dari terbentuknya reparasi kafe tersebut adalah mencegah barang-barang dibuang ke tempat pembuangan sampah.
"Saya juga mengajar orang-orang saat saya memperbaiki barang-barang tersebut, dengan harapan mereka akan tahu cara memperbaiki kerusakan serupa di masa mendatang," ucap Anthony.
Baca juga: Ini 5 Inovasi Berkelanjutan Pemuda Inspiratif yang Diapresiasi Astra
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya