Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 5 November 2024, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Di Inggris, tren repair cafe alias kafe reparasi semakin menjamur dan meningkat dari tahun ke tahun.

Kafe reparasi merupakan tempat di mana semuanya yang berkumpul memperbaiki barang-barang mulai dari pakaian, furnitur, peralatan listrik, sepeda, peralatan makan, peralatan, mainan, dan lain-lain.

Di tempat itu pula, mereka yang lebih ahli bersedia memperbaiki dan menularkan keahlian memperbaiki barang secara cuma-cuma alias gratis. Mereka disebut sebagai relawan.

Kafe reparasi tersebut tidak berdiri di atas bangunan megah, melainkan bisa berlangsung di mana saja, contohnya "aula" permukiman, gereja, kafe, pub, dan bahkan perpustakaan.

Inisiator reparasi kafe bisa berasal dari komunitas atau individu.

Menjamurnya kafe reparasi tak lepas dari kesadaran publik untuk gaya hidup berkelanjutan. Kalau bisa diperbaiki, mengapa harus dibuang dan mencemari lingkungan?

Baca juga: Mobil Balap Inggris di Event BTCC Pakai 100 Persen Bahan Bakar Berkelanjutan

Solusi

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Repair Café Foundation (@repaircafefoundation)

Salah satu inisiator reparasi kafe, Harriet Bagley di Carmarthen, Wales, mengatakan, gerakan tersebut penting untuk menyadarkan publik.

Reparasi kafe yang diinisasinya tersebut dilatarbelakangi atas keresahannya mengnai banyaknya barang-barang yang akhirnya dibuang dan memenuhi tempat pembuangan akhir.

Menurutnya, reparasi kafe merupakan cara yang bagus untuk menunjukkan solusi, bukan sekadar memberi tahu masalah yang ada, paling tidak bagi anak-anaknya.

"Saya berharap kedua putra saya tumbuh dengan kenangan indah tentang kunjungan ke reparasi kafe, dan bahwa itu menanamkan rasa ingin tahu, tekad, dan kepercayaan diri untuk memperbaiki barang sendiri," kata Bagley sebagaimana dilansir The Guardian, 12 Maret 2024.

Inisiator reparasi kafe dari London, Sophie Heathscott, mengatakan gerakan kafe reparasi memang tampak terlihat kecil dari luar.

Baca juga: Dorong Irigasi Berkelanjutan, Balai Teknik Irigasi Kementerian PU Jalin Kerja Sama dengan MRC

Namun, gerakan tersebut menurutnya memberi dampak positif yang luar biasa bagi dirinya.

"Ada kegembiraan yang nyata saat bisa memperbaiki sesuatu untuk seseorang, lalu menunjukkan caranya. Itu jauh lebih baik daripada mereka harus mengantar dan mengambilnya nanti," tutur Heathscott kepada The Guardian.

Setiap bulan, para relawan di kare reparasi tersebut bertemu hingga terjalin ikatan yang kuat di antara mereka.

"Perasaan yang kuat, mengetahui dampak lingkungan yang telah kami buat setiap bulan," jelas Heathscott.

Ali Anthony, salah satu relawan di reparasi kafe Wrexham, menuturkan setiap bulan sekali ada sesi perbaikan di "aula" komunitas.

Tujuan utama dari terbentuknya reparasi kafe tersebut adalah mencegah barang-barang dibuang ke tempat pembuangan sampah.

"Saya juga mengajar orang-orang saat saya memperbaiki barang-barang tersebut, dengan harapan mereka akan tahu cara memperbaiki kerusakan serupa di masa mendatang," ucap Anthony.

Baca juga: Ini 5 Inovasi Berkelanjutan Pemuda Inspiratif yang Diapresiasi Astra

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Pemerintah
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
LSM/Figur
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau