Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengurangan Produksi Daging Sapi di Negara Kaya Bantu Lawan Perubahan Iklim

Kompas.com - 06/11/2024, 21:26 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Sebuah penelitian terbaru menyimpulkan pengurangan sejumlah kecil produksi daging sapi di negara kaya dapat membantu mengatasi perubahan iklim.

Studi dari Universitas New York, Amerika Serikat menyebut pengurangan produksi itu dapat menghilangkan 125 miliar ton karbon dioksida dari atmosfer.

Angka itu melebihi jumlah total emisi bahan bakar fosil global selama tiga tahun terakhir.

Mengutip Phys, Rabu (6/11/2024) pengurangan produksi daging sebanyak 13 persen dari total produksi di negara berpenghasilan tinggi ini dilakukan dengan mengurangi jumlah lahan yang dibutuhkan untuk menggembalakan ternak.

Baca juga:

Lahan penggembalaan tersebut kemudian akan dialih fungsikan kembali sebagai hutan alami. Tumbuhnya pepohonan inilah yang pada akhirnya akan mendorong penurunan signifikan emisi bahan bakar fosil.

"Kita dapat memperoleh manfaat iklim yang sangat besar dengan perubahan sederhana pada total produksi daging sapi global," kata Matthew N. Hayek, asisten profesor di Departemen Studi Lingkungan Universitas New York.

"Dengan berfokus pada wilayah dengan potensi penyerapan karbon yang tinggi di hutan, beberapa strategi restorasi dapat memaksimalkan manfaat iklim sekaligus meminimalkan perubahan pada pasokan pangan," paparnya lagi.

Kandidat yang Layak

Peneliti menyebut negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas merupakan kandidat yang layak untuk mengurangi produksi daging sapi.

Alasannya, negara-negara tersebut memiliki beberapa wilayah padang rumput yang sebenarnya bisa tumbuh sebagai hutan yang luas dan rimbun serta tanah yang berfungsi untuk menyerap karbon.

Padang rumput juga tidak menghasilkan banyak rumput per hektar dan hanya tumbuh selama musim tanam yang pendek sehingga tidak menghasilkan banyak pakan ternak.

"Ini memang bukan solusi yang cocok untuk semua. Namun temuan kami menunjukkan bahwa peningkatan strategis dalam efisiensi kawanan ternak di beberapa wilayah, ditambah dengan penurunan produksi di wilayah lain, dapat menghasilkan skenario yang menguntungkan bagi iklim dan produksi pangan," papar Hayek.

Lebih lanjut, studi ini juga mengungkap potensi untuk mitigasi iklim jika cakupan restorasi diperluas.

Baca juga:

Peneliti menemukan bahwa memindahkan ternak dari semua wilayah yang berpotensi dapat menjadi hutan secara alami di seluruh dunia bisa menyerap 445 gigaton CO2 pada akhir abad ini.

Jumlah tersebut setara dengan lebih dari satu dekade emisi bahan bakar fosil global saat ini.

Dalam studi ini, peneliti juga menghasilkan peta yang dapat mengidentifikasi area mana yang diprioritaskan untuk mengurangi produksi daging sapi dan mempercepat pemulihan hutan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

LSM/Figur
Punya Peran Penting untuk Ketahanan Pangan Dunia, Petani Gurem Masih Terus Diabaikan

Punya Peran Penting untuk Ketahanan Pangan Dunia, Petani Gurem Masih Terus Diabaikan

LSM/Figur
Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

LSM/Figur
Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Pemerintah
Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

LSM/Figur
Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Pemerintah
Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

LSM/Figur
Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Pemerintah
42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

Pemerintah
Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Pemerintah
Masyarakat di Desa Guci Tegal Berhasil Kembangkan Hutan Wisata Berkelanjutan

Masyarakat di Desa Guci Tegal Berhasil Kembangkan Hutan Wisata Berkelanjutan

LSM/Figur
Jadi Utusan Khusus Sekjen PBB, Retno Marsudi: Dunia Masih Belum Sadar Krisis Air

Jadi Utusan Khusus Sekjen PBB, Retno Marsudi: Dunia Masih Belum Sadar Krisis Air

LSM/Figur
Warga di Berau Manfaatkan Lahan Hutan Mangrove untuk Bertambak

Warga di Berau Manfaatkan Lahan Hutan Mangrove untuk Bertambak

Pemerintah
COP16 Riyadh: Investasi Restorasi Lahan Berdampak Ekonomi 30 Kali Lipat

COP16 Riyadh: Investasi Restorasi Lahan Berdampak Ekonomi 30 Kali Lipat

LSM/Figur
Kendaraan di Dunia Lepaskan 6 Juta Ton Serpihan Mikroplastik Per Tahun

Kendaraan di Dunia Lepaskan 6 Juta Ton Serpihan Mikroplastik Per Tahun

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau