KOMPAS.com - Nitrogen dioksida melonjak dari tahun ke tahun. Peningkatan gas tersebut di atmosfer mengancam Perjanjian Paris untuk mencegah suhu Bumi naik melampaui 1,5 derajat celsius.
Temuan tersebut mengemuka dalam laporan terbaru berjudul The Global Nitrous Oxide Assessment yang digarap oleh sejumlah lembaga internasional.
Laporan tersebut merupakan asesmen dunia pertama terhadap nitrogen oksida di level internasional.
Baca juga: IESR Ungkap 3 Strategi Dekarbonisasi Transportasi untuk Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca
Laporan tersebut diterbitkan oleh Climate and Clean Air Coalition yang beranggotakan lebih dari 180 pemerintah, LSM, dan organisasi internasional.
Nitrogen oksida adalah salah satu gas rumah kaca (GRK) nomor tiga paling banyak dan gas yang paling merusak lapisan ozon.
Secara global, emisi nitrogen oksida meningkat secara 40 persen sejak tahun 1980, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (31/10/2024).
Pada 2050, emisi nitrogen oksida diprediksi kembali meningkat hingga 30 persen dari level tahun 2020.
Para ilmuwan mendesak dunia untuk menekan nitrogen oksida secara kuat.
"Tindakan ambisius untuk mengurangi emisi nitrogen oksida dapat membawa dunia lebih dekat untuk mencapai berbagai tujuan iklim global, ozon, dan tujuan lingkungan dan kesehatan manusia lainnya," kata penelitian tersebut.
Mengambil aksi global untuk mengurangi emisi nitrogen oksida dapat menghindari emisi karbon dioksida hingga 235 miliar metrik ton pada 2100.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS mengatakan kepada Reuters awal tahun ini, memangkas emisi nitrogen oksida dari produksi pupuk atau produksi bahan seperti nilon biayanya cukup murah.
Dia menuturkan, biaya yang dikeluarkan untuk langkah-langkah tersebut hanya 10 dollar per metrik ton melalui proyek-proyek yang menggunakan pasar kompensasi karbon sukarela.
Baca juga: Emisi 1 Persen Hartawan Terkaya Dunia Bisa Tingkatkan Kelaparan hingga Kemiskinan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya