Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Polutan Penyumbat Atmosfer Pecahkan Rekor

Kompas.com - 06/11/2024, 21:09 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laporan terbaru World Meteorological Organization (WMO) menemukan, tingkat konsentrasi polutan yang menyumbat atmosfer Bumi mencapai rekor tertinggi pada 2023.

Mengutip The Guardian, Rabu (6/11/2024), WMO mencatat bahwa konsentrasi karbon dioksida meningkat 10 persen dalam dua dekade terakhir. Ini menandai peningkatan konsentrasi polutan yang signifikan.

"Tahun demi tahun, sebuah rekor baru. Ini seharusnya menandakan peringatan bagi para pembuat keputusan," kata Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo.

Baca juga:

Dalam laporannya, WMO menyebut melonjaknya tingkat polutan dikarenakan pembakaran bahan bakar fosil yang sangat tinggi oleh manusia. Hal itu diperparah dengan kebakaran hutan, dan menurunnya kemampuan pohon menyerap karbon.

"Jelas, kita tidak mampu untuk mewujudkan Perjanjian Paris agar membatasi pemanasan global di bawah 2 derajat celsius dan mencapai 1,5 derajat celsius di atas tingkat pra-industri," ungkap Saulo.

Dia menjelaskan, pembakaran bahan bakar fosil dari kendaraan ataupun batu bara untuk pembangkit listrik melepaskan gas yang menghalangi sinar matahari ke Bumi.

WMO lantas memperingatkan, kondisi tersebut dapat menyebabkan kebakaran hutan hebat. Akibatnya adalah karbon makin meningkat, dan lautan yang menghangat.

Konsentrasi polusi lebih tinggi

Para peneliti mengungkapkan, konsentrasi karbon dioksida mencapai 420 bagian per juta (ppm) pada 2023. Tingkat polusi ini 51 persen lebih tinggi dibandingkan sebelum revolusi industri.

"Konsentrasi polutan yang kuat namun bersifat sementara juga melonjak. Konsentrasi metana mencapai 1.934 bagian per miliar (ppb), naik 165 persen dari tingkat pra-industri. Nitrous oxide mencapai 336,9 ppb, naik 25 persen," tulis para peneliti.

Baca juga:

Salah satu penulis laporan WMO Joeri Rogelj menyatakan, konsentrasi karbon dioksida yang terus meningkat merupakan dampak gas rumah kaca (GRK) akibat ulah manusia.

Untuk mengatasi emisi, para ilmuwan menyebut, diperlukan investasi hingga Rp 31 ribu triliun setiap tahunnya.

"Tren saat ini menunjukkan pemanasan global melebihi batas pemanasan yang disepakati para pemimpin dunia dalam Perjanjian Paris tahun 2015. (Laporan tersebut) juga menunjukkan, ini bukanlah akhir dari segalanya," ucap Rogelj.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

LSM/Figur
Punya Peran Penting untuk Ketahanan Pangan Dunia, Petani Gurem Masih Terus Diabaikan

Punya Peran Penting untuk Ketahanan Pangan Dunia, Petani Gurem Masih Terus Diabaikan

LSM/Figur
Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

LSM/Figur
Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Pemerintah
Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

LSM/Figur
Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Pemerintah
Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

LSM/Figur
Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Pemerintah
42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

Pemerintah
Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Pemerintah
Masyarakat di Desa Guci Tegal Berhasil Kembangkan Hutan Wisata Berkelanjutan

Masyarakat di Desa Guci Tegal Berhasil Kembangkan Hutan Wisata Berkelanjutan

LSM/Figur
Jadi Utusan Khusus Sekjen PBB, Retno Marsudi: Dunia Masih Belum Sadar Krisis Air

Jadi Utusan Khusus Sekjen PBB, Retno Marsudi: Dunia Masih Belum Sadar Krisis Air

LSM/Figur
Warga di Berau Manfaatkan Lahan Hutan Mangrove untuk Bertambak

Warga di Berau Manfaatkan Lahan Hutan Mangrove untuk Bertambak

Pemerintah
COP16 Riyadh: Investasi Restorasi Lahan Berdampak Ekonomi 30 Kali Lipat

COP16 Riyadh: Investasi Restorasi Lahan Berdampak Ekonomi 30 Kali Lipat

LSM/Figur
Kendaraan di Dunia Lepaskan 6 Juta Ton Serpihan Mikroplastik Per Tahun

Kendaraan di Dunia Lepaskan 6 Juta Ton Serpihan Mikroplastik Per Tahun

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau