Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 14 November 2024, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Meski KTT Iklim telah digelar beberapa kali, emisi gas rumah kaca (GRK) masih terus lepas ke atmosfer.

Sejumlah ilmuwan dalam KTT Iklim COP29 di Baku, Azerbaijan, menyampaikan, emisi GRK terus meningkat dari tahun ke tahun.

Menurut analisis Global Carbon Project, jumlah emisi GRK yang lepas ke atmosfer diprediksi mencapai 37,4 miliar metrik ton pada tahun ini, sebagaimana dilansir Associated Press, Rabu (13/11/2024).

Baca juga: Pemadaman Lampu Serentak di Jakarta Diklaim Turunkan 66,49 Ton Emisi Karbon

Angka tersebut meningkat 0,8 persen bila dibandingkan tahun lalu. Meski demikian, lonjakan emisi GRK tahun ini tak lebih besar dibandingkan periode sebelumnya.

Pada 2023, emisi meningkat 1,4 persen bila dibandingkan 2022.

Ilmuwan iklim Mike O'Sullivan dari University of Exeter mengatakan, peningkatan emisi tersebut menunjukkan dunia belum melakukan upaya yang cukup untuk mengurangi emisi.

"Kita perlu meningkatkan ambisi secara besar-besaran dan benar-benar berpikir di luar kotak tentang bagaimana kita dapat mengubah banyak hal, tidak terlalu terikat pada kepentingan bahan bakar fosil," kata O'Sullivan dalam satalh satu panel di KTT Iklim COP29.

Peneliti lain, Stephen Sitch memberikan peringatan keras.

Baca juga: Emisi Penerbangan Pribadi Naik 46 Persen Dari 2019 Hingga 2023

Ia menjelaskan, jika dunia terus membakar bahan bakar fosil pada tingkat saat ini, hanya butuh waktu enam tahun sehingga suhu Bumi naik melampaui 1,5 derajat celsius.

Saat ini, suhu rata-rata Bumi sudah naik 1,3 derajat celsius menurut penghitungan PBB.

Laporan Global Carbon Project juga menghasilkan angka yang lebih rinci dan final untuk sekitar 200 negara pada 2023.

Peningkatan emisi karbon yang berkelanjutan sebagian besar berasal dari negara-negara berkembang dan China

Banyak analis menduga, "Negeri Panda" akan mencapai puncak emisinya tahun ini.

Sebaliknya, Global Carbon Project mencatat emisi China tahun ini naik 0,2 persen dari 2023, dengan polusi batu bara naik 0,3 persen.

Baca juga: Bank di Eropa Gagal Tetapkan Rencana Emisi Nol Bersih

Meski demikian, peningkatan tersebut tidak seberapa dibandingkan dengan lonjakan emisi yang berasal dari India. Emisi GRK India melonjak 4,6 persen dari tahun 2023 hingga 2024, kata para ilmuwan.

AS dan Uni Eropa turun

Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan emisi GRK 0,6 persen dari tahun lalu. Sebagian besar penurunan emisi tersebut berasal dari berkurangnya penggunaan batu bara dan minyak.

Namun, AS masih berkontribusi 13 persen terhadap emisi GRK dunia pada 2024. Selain itu, AS secara historis bertanggung jawab atas 21 persen emisi dunia sejak tahun 1950 dan gas tersebut tetap berada di udara selama berabad-abad.

Penurunan emisi terbesar dari tahun 2014 hingga 2023 terjadi di AS, Jepang, Jerman, Inggris, dan Ukraina, menurut penelitian tersebut.

Eropa juga mengalami penurunan emisi GRK sebesar 3,8 persen dari tahun lalu — didorong oleh penurunan emisi batu bara sebesar 15,8 persen.

Baca juga: Sebagian Besar Perusahaan Tak Punya Rencana Kurangi Emisi dari Perjalanan Bisnis

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
LSM/Figur
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Pemerintah
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
LSM/Figur
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
LSM/Figur
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
LSM/Figur
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
LSM/Figur
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Pemerintah
PHE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
PHE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
Pemerintah
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
LSM/Figur
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Pemerintah
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Pemerintah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
Pemerintah
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
Pemerintah
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
LSM/Figur
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau