Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Nusantara Peduli Stunting di Makassar Terus Berlanjut, Beri Dampak yang Lebih Luas

Kompas.com, 26 November 2024, 20:00 WIB
Rafa Zahra Atifa,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Kolaborasi antara PT Nusantara Infrastructure (NI), pengelola Jalan Tol Makassar, PT Makassar Metro Network (MMN) dan PT Makassar Airport Network (MAN), PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services (MPTIS), Rumah Sakit (RS) Hermina, serta Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar dalam upaya menurunkan angka stunting di Kota Makassar yang mulai berjalan sejak awal November 2024, terus berlanjut.

Melalui Program “Nusantara Peduli Stunting”, PT NI Group menyasar anak stunting dan ibu hamil yang terindikasi mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Adapun target tersebut dipilih berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang mencatat angka 25,6 persen pada 2023 untuk prevalensi stunting di Makassar. Angka itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat angka 18,04 persen.

Baca juga: Turunkan Angka Stunting di Makassar, Nusantara Infrastructure Group Gelar Program Nusantara Peduli Stunting

Selain itu, program tersebut juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar melalui keterlibatan pihak Kelurahan, Kecamatan, serta Puskesmas setempat.

Direktur Utama PT NI Ramdani Basri memaparkan bahwa penanganan stunting tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Oleh karena itu, PT NI bermitra dengan berbagai pihak untuk menurunkan angka stunting di Kelurahan Pannampu.

Dengan kolaborasi tersebut, PT NI menghadirkan berbagai kegiatan komprehensif penurunan angka stunting, mulai dari dari edukasi kesehatan, pemantauan gizi, hingga intervensi medis.

Upaya peningkatan gizi melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Sebagai informasi, kegiatan PMT sendiri resmi dimulai dan rutin diberikan sejak Rabu (30/10/2024).

Baca juga: Nusantara Infrastructure Kaji Peluang Bangun Infrastruktur di IKN

Hingga kini, lebih dari 182 porsi makanan tambahan dan multivitamin telah diberikan kepada anak-anak dengan kondisi stunting. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan berjalannya program.

PMT diharapkan dapat membantu meningkatkan status gizi dan memberikan asupan yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak. Kegiatan tersebut juga diharapkan dapat menurunkan angka stunting di Kelurahan Pannampu.

Edukasi kesehatan dari mahasiswa UIN Alauddin Makassar

Selain PMT, edukasi bagi para orangtua dari anak stunting juga menjadi prioritas dalam program “Nusantara Peduli Stunting”.

Baca juga: Dulu Kumuh dan Bau, Begini Pesona Kampung Bersih Nusantara di Pannampu Sekarang

Oleh karena itu, mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Alauddin Makassar memberikan edukasi langsung kepada para orangtua tentang pentingnya asupan gizi dan praktik perawatan yang dapat membantu anak dalam mencapai pertumbuhan optimal. Kegiatan tersebut dilaksanakan sejak Selasa (12/11/2024).

Kegiatan edukasi itu diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat setempat tentang pentingnya pola asuh dan pemantauan gizi secara berkala yang bisa mendukung pertumbuhan anak.

Pemantauan lanjutan oleh dokter spesialis RS Hermina

Sebagai upaya pengentasan stunting secara berkelanjutan, PT NI Group juga akan melakukan pantauan progres terhadap anak-anak stunting dan ibu hamil dengan KEK yang dimulai pada November 2024.

Pemantauan tersebut didukung oleh tim medis RS Hermina Makassar yang terdiri dari dokter spesialis anak dan dokter spesialis kandungan.

Baca juga: Warga Kelurahan Pannampu Aktif Kelola Sampah dan Hijaukan Lingkungan lewat Program Kampung Bersih Nusantara

Dalam kegiatan itu, Pemkot Makassar melalui Puskesmas dan kader Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) setempat juga berperan aktif dengan menyediakan data kesehatan dan dukungan tempat serta logistik untuk pelaksanaan kegiatan.

Pemantauan dilakukan dengan tujuan menilai efektivitas intervensi yang sudah dijalankan. Pemantauan itu juga dilakukan untuk melakukan penyesuaian guna memastikan target penurunan angka stunting dapat tercapai.

Perlu diketahui, prevalensi stunting di Makassar cenderung melonjak jika dibandingkan dengan angka stunting di tingkat nasional yang hanya berkisar 21,5 persen pada 2023 berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).

Keterlibatan Pemkot Makassar dalam program tersebut menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam menangani masalah stunting di tengah masyarakat, khususnya di kawasan timur Indonesia.

Lebih lanjut Ramdani mengatakan, PT NI Group, RS Hermina, UIN Alauddin, dan Pemerintah setempat berkomitmen menjalankan program tersebut secara berkesinambungan.

“Kami harap, program berkesinambungan yang dijalankan dapat berdampak nyata dalam menurunkan angka stunting di Kota Makassar, khususnya wilayah sekitar operasional perusahaan,” ujar Ramdani dalam siaran pers yang diterima Kompas.com saat peresmian program.

Ia juga berharap, program tersebut dapat menjadi contoh kolaborasi antara sektor swasta, lembaga kesehatan, akademisi, dan pemerintah dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan.

“Kami percaya, investasi dalam kesehatan dan kesejahteraan generasi mendatang menjadi salah satu investasi terbaik untuk masa depan Indonesia,” tutur Ramdani.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Pemerintah
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
Pemerintah
COP30 Gagal Sepakati Penghentian Bahan Bakar Fosil, RI Diminta Perkuat Tata Kelola Iklim
COP30 Gagal Sepakati Penghentian Bahan Bakar Fosil, RI Diminta Perkuat Tata Kelola Iklim
Pemerintah
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau