Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CELIOS: Ekonomi Restoratif Bantu Dukung Program Makan Bergizi Gratis

Kompas.com - 28/11/2024, 08:32 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, ekonomi restoratif dapat mendukung program makan bergizi gratis.

Hal ini disampaikannya, menyusul hasil riset terbaru CELIOS terkait potensi pendekatan ekonomi restoratif. Bhima menjelaskan, bila ekonomi restoratif diterapkan maka petani langsung menjual bahan makanan ke setiap sekolah. Dengan begitu, biaya logistik dapat dipangkas.

"Untuk meminimalkan biaya operasional, biaya logistik, kenapa tidak dicoba produk-produk pangan yang berasal dari praktik berkelanjutan atau restoratif dan sumbernya dari pangan lokal," ujar Bhima dalam acara Diseminasi Riset dan Diskusi Publik di Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2024).

Baca juga:

Adapun ekonomi restoratif adalah langkah pembangunan yang mengutamakan aspek lingkungan serta sosial berkelanjutan. Bhima menutukan, riset ini dilakukan untuk menjawab upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tanpa meninggalkan kelestarian alam.

CELIOS menilai, ekonomi restoratif yang memadukan pemulihan ekosistem dengan pertumbuhan ekonomi inklusif dapat menurunkan ketimpangan sosial, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan lapangan kerja baru.

Hasil riset menunjukkan, peningkatan 1 persen alokasi produk domestik bruto (PDB) untuk inisiatif ekonomi restoratif dapat menurunkan rasio gini hingga 15 persen. Lalu, meningkatkan lapangan pekerjaan sebesar 14 persen, dan mengurangi tingkat morbiditas hingga 11 persen.

Investasi dalam ekonomi restoratif dinilai tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi berdampak positif terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.

"Sepertinya perlu juga memasukkan unsur teknologi inovasi. Berapa banyak pengganda dari teknologi inovasi yang bisa ditambahkan, sehingga nilai ekonomi restoratifnya bisa menjadi lebih besar lagi," ucap Bhima.

Baca juga:


Sementara itu, Peneliti Ekonomi CELIOS Jaya Darmawan menyampaikan riset tersebut berisi pendekatan ekonomi restoratif yang dapat mengatasi berbagai tantangan perekonomian Indonesia.

Menurutnya, ekonomi restoratif yang memadukan pemulihan ekosistem dengan pertumbuhan ekonomi inklusif bisa memangkas ketimpangan sosial, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan lapangan kerja baru.

"Dengan simulasi jangka panjang selama 25 tahun, kami menemukan angka Rp 2.208,7 triliun di dalam output ekonomi. Dibandingkan dengan skenario business as usual (BAU) hanya Rp 200,9 triliun. Dalam hitungan kami itu 10 kali lipat lebih besar," terang Jaya.

Jaya menyatakan, skenario BAU menurunkan 0,09 persen angka kemisikinan pada 2025. Sedangkan pada skenario progresif, penurunan angka kemiskinan mencapai 7,97 persen.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Gara-gara Sampah, Warga Sekitar Cipeucang Harus Hidup Bergantung Air Galon
Gara-gara Sampah, Warga Sekitar Cipeucang Harus Hidup Bergantung Air Galon
LSM/Figur
Dulu Krisis, Petani Sumba Timur Kini Panen Enam Ton Bibit Rumput Laut
Dulu Krisis, Petani Sumba Timur Kini Panen Enam Ton Bibit Rumput Laut
Pemerintah
Pemanasan Global Memburuk, Komunikasi Luar Angkasa Terancam
Pemanasan Global Memburuk, Komunikasi Luar Angkasa Terancam
Pemerintah
Hujan Lebat Guyur Jabodetabek, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Banjir
Hujan Lebat Guyur Jabodetabek, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Banjir
Pemerintah
WWF-Indonesia Dorong Inisiatif Nature-Positive dan Ajak Generasi Muda Melestarikan Alam
WWF-Indonesia Dorong Inisiatif Nature-Positive dan Ajak Generasi Muda Melestarikan Alam
LSM/Figur
Pemerintah Godok Revisi UU Kehutanan, Fokuskan Pengelolaan Hutan
Pemerintah Godok Revisi UU Kehutanan, Fokuskan Pengelolaan Hutan
Pemerintah
Krisis Pendanaan, Sepertiga Program Anti Kekerasan Perempuan Terancam Tutup
Krisis Pendanaan, Sepertiga Program Anti Kekerasan Perempuan Terancam Tutup
Pemerintah
Perusahaan Bahan Bakar Fosil Tambah 2.300 Proyek Baru, Picu Krisis Karbon
Perusahaan Bahan Bakar Fosil Tambah 2.300 Proyek Baru, Picu Krisis Karbon
Pemerintah
Menhut: Tambang Emas Ilegal Akan Ditindak Setegas-tegasnya
Menhut: Tambang Emas Ilegal Akan Ditindak Setegas-tegasnya
Pemerintah
ERIA Sebut ASEAN Butuh Terobosan untuk Dorong Transisi Industri Berkelanjutan
ERIA Sebut ASEAN Butuh Terobosan untuk Dorong Transisi Industri Berkelanjutan
Pemerintah
AS Ekspor Sampah Elektronik, Banjiri Asia Tenggara
AS Ekspor Sampah Elektronik, Banjiri Asia Tenggara
Pemerintah
Diterpa Bencana Iklim, Perempuan Pesisir Tangguh dan Pandai Shifting Pekerjaan
Diterpa Bencana Iklim, Perempuan Pesisir Tangguh dan Pandai Shifting Pekerjaan
LSM/Figur
SIEW 2025: Chandra Asri Siapkan 1 Miliar Dollar AS untuk Investasi di RI dan Singapura
SIEW 2025: Chandra Asri Siapkan 1 Miliar Dollar AS untuk Investasi di RI dan Singapura
Swasta
Polemik Pembakaran Mahkota Cendrawasih, Kemenhut Janji Hormati Budaya Papua
Polemik Pembakaran Mahkota Cendrawasih, Kemenhut Janji Hormati Budaya Papua
Pemerintah
WWF Duet Bareng KLH, Tangani Isu Pencemaran dan Perubahan Iklim
WWF Duet Bareng KLH, Tangani Isu Pencemaran dan Perubahan Iklim
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau