Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/12/2024, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Selain menimbulkan korban, tumpahan cairan kimia caustic soda liquid yang lebih dikenal sebagai soda api, dapat mencemari lingkungan.

Diberitakan Kompas.com, cairan tersebut tumpah sepanjang lebih dari 8 kilometer Jalan Raya Padalarang-Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat pada Selasa (24/12/2024) dan menyebabkan kerusakan pada bodi kendaraan bahkan mesin.

Tak kurang 100 orang dilaporkan mengalami luka-luka akibat insiden tersebut. Ada yang mengalami mata perih hingga luka bakar.

Baca juga: Cairan Soda Api Tumpah dari Truk di Bandung Barat, 104 Orang Luka-Luka dan 200 Kendaraan Rusak

Guru besar dari Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Eddy Setiadi Soedjono mengatakan, cairan soda api merupakan bahan berbahaya dan beracun (B3). 

Untuk diketahui, air mimun biasanya memiliki pH 6-8. Sedangkan soda api memiliki pH di atas itu. Semakin tinggi kadar pH cairan maka semakin basa, semakin rendah semakin asam.

Cairan dengan pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bersifat korosif alias merusak. 

"Misalkan pH 14 itu kalau kena celana jins saja langsung bolong celana itu," ujar pakar lingkungan tersebut menggambarkan sifat korosif cairan ber-pH tinggi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/12/2024).

Eddy menyampaikan, cairan soda api yang tumpah bisa mencemari tanah hingga sungai.

Baca juga: Bahaya Memakai Soda Api untuk Merontokkan Cat Mobil

Apabila tumpah ke tanah, cairan soda api tersebut bisa terbawa air hujan dan meresap ke tanah. Salah satu dampaknya bisa mencemari sumur.

Eddy mengimbau warga di sekitar tumpahan soda api tersebut tidak menggunakan air tanah untuk semua keperluan, mulai dari mandi hingga minum.

Pasalnya, penggunaan air yang tercemar soda api bisa menyebabkan berbagai dampak negatif mulai dari gatal-gatal hingga melukai organ dalam.

"Dampaknya itu tidak langsung muncul hari ini, tapi munculnya beberapa saat kemudian. Apakah warga ada yang gatal-gatal atau tiba-tiba ada apa begitu, ya," kata Eddy.

Sedangkan bila ciaran soda api yang terbawa aliran sungai bisa merusak ekosistem di aliran tersebut. Salah satu indikator yang bisa dilihat adalah kematian ikan.

Baca juga: Apa Efek Soda Api? Ini 3 Daftarnya...

Apabila pH soda api yang larut ke sungai sangat basa, maka bukan tidak mungkin ikan di dalam sungai bisa gosong karena saking korosifnya.

"Mudah-mudahan kalau enggak banyak, cairan itu (bisa) terencerkan oleh air sungai. Tapi kalau tidak sampai terencerkan, bisa dipastikan banyak keanekaragaman hayati yang hilang," sambung Eddy. 

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Green Jobs Belum Jadi Tren, Butuh Dukungan Pemerintah

Green Jobs Belum Jadi Tren, Butuh Dukungan Pemerintah

Swasta
Aruna dan KKP Dukung Program Makan Bergizi Gratis lewat Tata Kelola Perikanan Berkelanjutan

Aruna dan KKP Dukung Program Makan Bergizi Gratis lewat Tata Kelola Perikanan Berkelanjutan

Swasta
Warga Inggris Produksi Emisi Karbon 23 Kali Lebih Banyak pada Natal

Warga Inggris Produksi Emisi Karbon 23 Kali Lebih Banyak pada Natal

Pemerintah
Perubahan Iklim Rugikan Asuransi Hingga 600 Miliar Dollar AS

Perubahan Iklim Rugikan Asuransi Hingga 600 Miliar Dollar AS

Pemerintah
Pengetahuan Publik Tentukan Keberhasilan Carbon, Capture, and Storage

Pengetahuan Publik Tentukan Keberhasilan Carbon, Capture, and Storage

LSM/Figur
Krisis Iklim, Indonesia Alami Tambahan 122 Hari Suhu Panas pada 2024

Krisis Iklim, Indonesia Alami Tambahan 122 Hari Suhu Panas pada 2024

LSM/Figur
Tumpahan Soda Api Dapat Cemari Lingkungan, Pakar: Dampaknya Bisa Bertahun-tahun

Tumpahan Soda Api Dapat Cemari Lingkungan, Pakar: Dampaknya Bisa Bertahun-tahun

LSM/Figur
Jepang Targetkan Potong Emisi Karbon hingga 60 Persen pada 2035

Jepang Targetkan Potong Emisi Karbon hingga 60 Persen pada 2035

Pemerintah
Tanpa Aksi Serius, Rob Masih Bakal Hantui Jakarta pada 2025

Tanpa Aksi Serius, Rob Masih Bakal Hantui Jakarta pada 2025

Pemerintah
6 Tren Keberlanjutan yang Moncer Sepanjang 2024

6 Tren Keberlanjutan yang Moncer Sepanjang 2024

Swasta
China Akan Miliki PLTA Terbesar di Dunia, Kalahkan Rekornya Sendiri

China Akan Miliki PLTA Terbesar di Dunia, Kalahkan Rekornya Sendiri

Pemerintah
Gelar Edukasi dan Bagikan Bibit Tanaman Produktif, Begini Wujud Komitmen PGN dalam Menjaga Ketahanan Pangan dan Lingkungan di Gunungpati Semarang

Gelar Edukasi dan Bagikan Bibit Tanaman Produktif, Begini Wujud Komitmen PGN dalam Menjaga Ketahanan Pangan dan Lingkungan di Gunungpati Semarang

BUMN
Dorong Inklusivitas, BAKTI Komdigi dan Paradifa Berkolaborasi untuk Ubah Perspektif Penyandang Disabilitas di Dunia Kerja

Dorong Inklusivitas, BAKTI Komdigi dan Paradifa Berkolaborasi untuk Ubah Perspektif Penyandang Disabilitas di Dunia Kerja

Pemerintah
Cegah Abrasi, Restorasi Mangrove di Demak Segera Dilakukan

Cegah Abrasi, Restorasi Mangrove di Demak Segera Dilakukan

Pemerintah
10 Kabar Baik soal Lingkungan Sepanjang 2024

10 Kabar Baik soal Lingkungan Sepanjang 2024

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau