Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Targetkan Potong Emisi Karbon hingga 60 Persen pada 2035

Kompas.com, 27 Desember 2024, 16:32 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber ESG News

KOMPAS.com - Kementerian lingkungan hidup dan industri Jepang telah merampungkan rencana untuk memangkas emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 60 persen pada 2035.

Rencana ini menandai pembaruan ambisius dari target sebelumnya yaitu pengurangan sebesar 46 persen pada 2030.

Rencana baru tersebut juga sejalan dengan target pencapaian net-zero pada 2050.

"Target ini menggarisbawahi keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keamanan    energi, dan komitmen kita terhadap dekarbonisasi," tulis pernyataan kementerian tersebut, seperti dikutip dari ESG News, Jumat (27/12/2024).

Baca juga: Anak Usaha Telkom Bangun Menara dari Resin, Kurangi Emisi 856,96 Ton

Namun, para kritikus berpendapat bahwa rencana Jepang tersebut tidak cukup untuk negara penghasil emisi karbon terbesar kelima di dunia yang masih bergantung pada bahan bakar fosil.

Aktivis iklim menekankan bahwa untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius dari masa pra-industri, Jepang memerlukan pengurangan GRK sebesar 66 persen pada 2035.

Akan tetapi, meski ada beberapa keberatan, rancangan target tetap disetujui tanpa perubahan.

Kementerian akan menyerahkan target yang direvisi, dikenal sebagai Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (NDC), kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan Februari setelah konsultasi publik.

Dorong Energi Terbarukan

Tak hanya menargetkan untuk memotong emisi GRK, Jepang juga punya target lain, yakni menambah energi terbarukan sebesar 40-50 persen pada 2040.

Rencana menambah porsi energi terbarukan ini juga mencakup pembangunan reaktor nuklir generasi baru, yang akan mendukung kebutuhan daya 24/7 untuk industri seperti pusat data.

Baca juga: Label Emisi Penerbangan Bakal Diluncurkan di Eropa, Penumpang Bisa Bandingkan Jejak Karbon

Selain itu juga, pemerintah menekankan LNG sebagai bahan bakar transisi yang realistis. Di mana kontrak LNG jangka panjang akan membantu mengurangi lonjakan harga dan risiko pasokan.

Jepang sendiri merupakan importir LNG terbesar kedua di dunia.

Lebih lanjut, rencana pembaharuan target energi ini akan dirampungkan dan disetujui oleh kabinet awal tahun depan.

Strategi ini juga sekaligus menandai pendekatan pragmatis untuk menyeimbangkan investasi energi bersih, kebangkitan nuklir, dan keamanan energi di tengah meningkatnya permintaan.

Baca juga: Label Emisi Penerbangan Bakal Diluncurkan di Eropa, Penumpang Bisa Bandingkan Jejak Karbon

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau