KOMPAS.com - China resmi mulai mengoperasikan Cetrovo 1.0 Carbon Star Express, kereta metro pertama di dunia yang terbuat dari serat karbon.
Seperti namanya, bodi dan rangkanya dibuat menggunakan komposit serat karbon, material yang ringan dan tahan lama.
Serat karbon biasanya digunakan dalam produksi mobil premium dan berperforma tinggi, seperti pada Ferrari dan Lamborghini, yang terkenal karena mengurangi bobot sekaligus mempertahankan kekuatannya.
Namun bukan hanya itu saja keistimewaannya.
Mengutip Know ESG, Rabu (22/1/2025), kereta ini 11 persen lebih ringan daripada kereta metro lainnya sehingga mengurangi konsumsi energi sekitar 7 persen.
Baca juga: 5 Strategi Lawan Perubahan Iklim Versi Sekjen PBB, Pensiunkan Energi Fosil sampai Pembiayaan
Hal ini membantu menurunkan emisi CO2 hingga 130 ton per tahun, setara dengan manfaat lingkungan dari penanaman 100 hektar pohon.
Manfaat lain dari penggunaan serat karbon adalah kereta yang lebih kokoh dan tahan benturan. Serat karbon lima kali lebih kuat dari baja dan beratnya hanya 25 persen dari baja.
Perawatan kereta serat karbon bakal lebih mudah dan murah.
Serat karbon juga mampu mengurangi getaran sehingga menjamin perjalanan yang lebih tenang bagi penumpangnya.
Perusahaan milik negara CRRC Qingdao Sifang mulai mengerjakan kereta tersebut pada tahun 2021.
Setelah bertahun-tahun melakukan pengujian, kereta resmi pertama mulai beroperasi pada bulan Januari 2025.
Baca juga: Pengamat: Perguruan Tinggi yang Kelola Tambang Berkontribusi Rusak Lingkungan
Selama pengujian, kecepatannya mencapai lebih dari 140 km/jam, jauh lebih cepat daripada kecepatan 80 km/jam yang biasa dicapai sistem metro saat ini di negara tersebut.
Kereta ini juga dilengkapi dengan teknologi canggih seperti pengoperasian otomatis, peringatan anti-tabrakan, dan deteksi rintangan.
Cetrovo sekarang beroperasi secara otonom pada rute sepanjang 59,2 km, yang mencakup 41 stasiun di Qingdao.
Teknologi canggih ini kemungkinan akan merevolusi sistem metro tidak hanya di China tetapi di seluruh dunia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya