JAKARTA, KOMPAS.com - Food Estate atau Lumbung Pangan yang dicanangkan pemerintah dinilai memiliki tingkat keberhasilan kecil.
Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia Khudori menjelaskan, konsep Food Estate telah ada sejak ada sejak lama dan sejarahnya selalu bermasalah.
Pemerintah Orde Baru memiliki program serupa bernama "Lahan Sejuta Hektar" yang dilakukan dengan membuka 1 juta hektar lahan gambut di Kalimantan Tengah.
Pada era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, ada Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFFE) yang pada 2010 ditargetkan membuka 1,2 juta hektar di Merauke, Papua.
"Presiden Jokowi juga melanjutkan di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur dan lain-lain. Tetapi, semua itu belum ada yang disebut berhasil," terang Khudori.
"Tingkat keberhasilannya kecil. Kenapa, karena Food Estate belum direncanakan dan dilakukan dengan benar," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/1/2025).
Sementara dampaknya untuk pangan belum terasa, dampak lingkungannya justru langsung bisa dituai.
Khudori menyatakan, program tersebut merusak lahan, menyebabkan satwa kehilangan hutan hingga memicu bencana alam.
Baca juga: Food Estate dan Orang Asli Papua
"Hewan besar dan renik yang semula memiliki tempat hidup di hutan, kehilangan rumah atau tempat hidup. Ketika hutan tidak ada, mereka bisa masuk ke ladang, persawahan, bahkan ke kampung," ungkap Khudori.
Masalah lain yang ditimbulkan yakni menyebarnya hama atau penyebaran penyakit dari hutan. Keseimbangan lingkungan akhirnya ikut terdampak.
"Hutan yang biasanya menjadi penangkap air kala hujan, kini mengalir jadi limpasan permukaan. Banjir, longsor adalah dampak berikutnya," tutur dia.
Khudori berpandangan, pembukaan lahan yang sebelumnya telah dilakukan harus menjadi prioritas.
Dia meminta agar pemerintah tak terburu-buru membuka hutan untuk lahan lumbung pangan.
"Membuka lahan baru dari hutan, misalnya, itu mudah. Kerahkan alat-alat berat, pohon bisa ditumbangkan dan lahan jadi terbuka. Tetapi bagaimana membuat lahan pertanian dari lahan bukaan baru itu jadi lahan produktif berkelanjutan tanpa ada masalah hama atau penyakit?" tanya Khudori.
Salah satu proyek food estate terbesar di Indonesia adalah di Kalimantan Tengah, yang direncanakan mencakup sekitar 1,2 juta hektare lahan. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan, terutama beras, jagung, dan kedelai dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Baca juga: Food Estate Berisiko Gagal Jika Tak Perhatikan Sosial Budaya Masyarakat
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya