JAKARTA, KOMPAS.com - Start up pertanian, Banyu, memperoleh pendanaan dari Intudo Ventures untuk pengembangan rumput laut menjadi sumber daya yang berkelanjutan.
CEO Banyu, Dodon Yamin mengatakan perusahaan rintisan yang dipimpinnya ingin merevolusi industri rumput laut Indonesia melalui penyediaan bibit berkualitas tinggi, penerapan teknik budidaya modern, dan upaya meningkatkan pendapatan stabil bagi petani lokal.
Selain itu, Banyu juga berfokus pada pengembangan ekosistem budidaya yang efisien dan berkelanjutan.
Baca juga: Beri Ternak dengan Rumput Laut Bisa Kurangi Emisi Metana Hampir 40 Persen
“Pendanaan ini membantu kami mempercepat misi kami untuk menjadikan rumput laut sebagai sumber daya berkelanjutan yang bernilai tinggi” kata Dodon Yamin, dalam keterangan resminya, Rabu (22/1/2025).
Hingga saat ini Indonesia merupakan produsen rumput laut tropis terbesar di dunia, namun industri ini masih menghadapi sejumlah tantangan.
Tantangan yang dimaksud di antaranya kuantitas dan kualitas bibit yang belum optimal, praktik pertanian yang membutuhkan banyak tenaga kerja dan biaya, kurangnya transparansi harga dan permintaan pasar yang tidak konsisten, akses ke pembiayaan yang terbatas dan rendahnya penerapan data atau teknologi.
Dalam hal ini, Banyu menghadirkan teknologi yang bisa meningkatkan hasil panen hingga 20% lebih tinggi dibandingkan metode tradisional serta lebih adaptif terhadap berbagai kondisi perairan di Indonesia.
Selain itu, perusahaan rintisan ini juga melengkapi petani dengan protokol budidaya yang dikembangkan berdasarkan pengetahuan tentang varietas rumput laut berdasarkan lokasi dan waktu.
Sebagai negara kepulauan dengan beragam kondisi perairan, Indonesia memiliki karakteristik budidaya rumput laut yang berbeda di tiap wilayah.
Baca juga: Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak
Hal ini mendorong Banyu untuk memperkenalkan Farming as a Service (FaaS) untuk komoditas rumput laut. Layanan ini memberikan solusi menyeluruh, mulai dari penyediaan bibit berkualitas, manajemen budidaya, proses pasca-panen hingga pengiriman produk rumput laut sesuai kebutuhan para pelaku bisnis, seperti FMCG, Produsen Bahan Makanan, bioteknologi, tekstil dan industri lainnya.
Banyu akan banyak fokus di Sulawesi, yang kemudian diikuti dengan menjangkau wilayah lain seperti Nusa Tenggara, Lampung, dan Maluku.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya