BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Toyota Motor Manufacturing Indonesia

Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

Kompas.com - 22/01/2025, 14:35 WIB
Hotria Mariana,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.comDekarbonisasi menjadi salah satu cara untuk menghadapi perubahan iklim dengan menurunkan emisi karbon di berbagai sektor, mulai dari energi hingga pengelolaan limbah, hingga mencapai nol emisi bersih atau net-zero emission (NZE).

Dalam proses tersebut, generasi muda memiliki peran strategis untuk memimpin inovasi dan perubahan.

Diberitakan Kompas.com, Sabtu (14/9/2024), emisi karbon global menunjukkan peningkatan mengkhawatirkan. Sistem energi saat ini menyumbang 85 persen emisi karbon global sehingga dekarbonisasi memerlukan transformasi di seluruh teknologi yang digunakan.

Namun, penelitian mengungkapkan bahwa transisi energi masih berada dalam tahap awal. Saat ini, teknologi baru yang menggunakan energi bersih baru 10 persen diterapkan untuk mencapai masa depan nol emisi bersih pada 2050.

Di Indonesia sendiri, dikutip dari laman World O Meter, emisi karbon mencapai 692 juta ton pada 2022 atau berkontribusi emisi sebesar 1,80 persen terhadap total emisi global.

Secara per kapita, emisi karbon Indonesia berada pada angka 2,48 ton carbon dioxide equivalent (CO2e). Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 13,14 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini menjadi peringatan serius dalam perjalanan menuju netralitas karbon.

Sementara itu, menurut data yang dimuat di laman Statista pada November 2024, Indonesia menempati posisi keenam sebagai penghasil emisi karbon tertinggi pada 2022, di bawah Jepang, Rusia, India, Amerika Serikat, dan China.

China memimpin daftar dengan emisi sebesar 12,6 miliar ton CO2e, disusul Amerika Serikat dengan 4,8 miliar ton CO2e, dan India dengan 2,6 miliar ton CO2e.

Meski emisi per kapita Indonesia lebih rendah dari dengan negara-negara lain, total kontribusi nasionalnya terus meningkat. Hal ini menuntut langkah-langkah konkret dan agresif dalam menekan emisi karbon. Inovasi dan teknologi ramah lingkungan menjadi kunci untuk menjawab tantangan ini.

Kontribusi generasi muda

Generasi muda punya peran penting dalam upaya dekarbonisasi. Terlebih, generasi ini akan mewarisi Bumi di masa depan.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2022, mayoritas penduduk Indonesia masuk kategori pemuda.

Sekitar 65,82 juta jiwa atau hampir seperempat (24 persen) dari total penduduk Indonesia berada di kelompok umur 16-30 tahun.

Dengan jumlah tersebut, generasi muda dapat menjadi salah satu penggerak utama dalam mendorong implementasi teknologi ramah lingkungan dan mencapai target NZE pada 2060 atau lebih cepat seperti yang ditargetkan pemerintah.

Menyadari potensi generasi muda, Toyota Indonesia pun menginisiasi program Toyota Eco Youth sejak 2005. Kompetisi inovasi berbasis keberlanjutan lingkungan ini melibatkan pelajar SMA atau sederajat.

Dalam kompetisi itu, peserta diminta untuk mengajukan Eco Project, yaitu gagasan inovatif yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan. Proyek-proyek tersebut kemudian dinilai oleh dewan juri dan diimplementasikan dengan bantuan Toyota Indonesia.

Pada batch ke-13 tahun ini, TEY mengusung tema “EcoActivism: Saatnya Beraksi Jaga Bumi” dan menjaring 1.125 proposal dari SMA/SMK di seluruh Indonesia. Dari jumlah ini, terdapat 25 proposal terbaik.

Inovasi dari SMKN 5 Surabaya. Proyek ini mengusung tema Pemanfaatan Limbah Daun Sebagai Bahan Baku Pembuatan Pupuk Granula dengan Menggunakan Energi Alternatif Biogas sebagai Bahan Bakar Sieving Machine. Dok. TMMIN Inovasi dari SMKN 5 Surabaya. Proyek ini mengusung tema Pemanfaatan Limbah Daun Sebagai Bahan Baku Pembuatan Pupuk Granula dengan Menggunakan Energi Alternatif Biogas sebagai Bahan Bakar Sieving Machine.

Salah satu proyek yang mencuri perhatian dalam TEY Ke-13 adalah inovasi dari SMKN 5 Surabaya. Proyek ini mengusung tema "Pemanfaatan Limbah Daun Sebagai Bahan Baku Pembuatan Pupuk Granula dengan Menggunakan Energi Alternatif Biogas sebagai Bahan Bakar Sieving Machine".

Sekolah dengan luas lahan 4,8 ha yang dihuni lebih dari 5.000 tanaman tersebut menghasilkan limbah organik dalam jumlah besar, yakni sekitar 20 kg per hari atau 7,3 ton per tahun.

Alih-alih membiarkan limbah tersebut terbuang percuma, tim SMKN 5 Surabaya mengolahnya menjadi pupuk granula. Proyek ini tidak hanya inovatif, tetapi juga ramah lingkungan.

Proses produksi pupuk memanfaatkan biogas sebagai energi alternatif untuk menggerakkan mesin ayak (sieving machine). Mesin ini dirancang khusus untuk menciptakan butiran pupuk yang seragam, meningkatkan kualitas produk, dan sekaligus efisiensinya dalam aplikasi.

Biogas yang digunakan dihasilkan dari fermentasi limbah organik seperti daun kering, eceng gondok, dan feses sapi.

“Proses ini memungkinkan kami memanfaatkan limbah daun yang selama ini terabaikan, sekaligus mengurangi emisi karbon dengan menggunakan biogas sebagai sumber energi,” jelas salah satu guru pembimbing dari SMKN 5 Surabaya.

Tidak hanya berhenti di proses produksi, SMKN 5 Surabaya juga aktif mengedukasi warga sekolah dan masyarakat sekitar tentang pengelolaan limbah berbasis komunitas. Pupuk granula hasil inovasi ini tidak hanya membantu meningkatkan kesuburan tanah, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca.

Dengan inovasi ini, tim SMKN 5 Surabaya menargetkan peningkatan pemanfaatan limbah organik hingga 90 persen. Hal ini pun sejalan dengan visi Toyota Eco Youth untuk mendorong keberlanjutan melalui aksi nyata.

Ada pula proyek dari SMAN 2 Ngadirojo di Pacitan, Jawa Timur, yang menyoroti peran teknologi tenaga surya dalam mendukung konservasi lingkungan. Sebagai salah satu penghasil cengkih utama di Jawa Timur, Pacitan menghadapi penurunan produksi dalam dekade terakhir.

Salah satu penyebabnya adalah pemanfaatan daun cengkih kering untuk keperluan lain, seperti dijual ke pengepul. Praktik ini mengurangi bahan alami yang seharusnya melindungi pohon dari jamur sehingga memperburuk kondisi pohon.

Untuk mengatasi masalah itu, tim dari SMAN 2 Ngadirojo mengembangkan alat penyulingan berbasis tenaga surya untuk mengolah daun cengkih menjadi minyak asiri. Biasanya, penyulingan tradisional menggunakan kayu bakar sebagai sumber energi yang tidak hanya tidak efisien, tetapi juga meningkatkan emisi karbon secara signifikan.

“Setiap tahun, lebih dari 300 ton kayu dibakar untuk penyulingan di Desa Wonosobo. Hal ini menciptakan jejak karbon yang besar,” jelas salah satu siswa yang terlibat dalam proyek ini.

Alat penyulingan yang dikembangkan menggunakan reflektor parabola dan dilapisi cermin untuk menangkap sinar matahari. Energi panas ini kemudian digunakan untuk merebus daun cengkih di boiler.

Uap yang dihasilkan dialirkan melalui pipa menuju tong kondensasi, tempat minyak asiri dipisahkan dari air. Proses ini tidak hanya lebih ramah lingkungan, tetapi juga lebih hemat biaya karena mengurangi ketergantungan pada bahan bakar kayu.

Selain itu, tim juga mengolah sisa penyulingan dan kotoran kambing menjadi pupuk bokashi untuk mendukung pertumbuhan pohon cengkih yang lebih sehat. Pendekatan ini mampu mengatasi masalah emisi karbon dan juga membantu konservasi pohon cengkih yang menjadi sumber penghidupan banyak petani lokal.

Proyek tersebut juga melibatkan reboisasi pohon cengkih di wilayah setempat sehingga memperkuat pesan bahwa keberlanjutan adalah tanggung jawab bersama. Dengan solusi yang inovatif dan komprehensif, SMAN 2 Ngadirojo menunjukkan bahwa teknologi ramah lingkungan dapat mendukung ketahanan lingkungan dan ekonomi lokal.

Kedua proyek terbaik TEY Ke-13 dari SMKN 5 Surabaya dan SMAN 2 Ngadirojo adalah contoh nyata solusi yang dihadirkan generasi muda dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. 

Dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia dan memberdayakan komunitas lokal, mereka membuktikan bahwa perubahan dimulai dari langkah kecil yang berdampak besar.

Toyota Eco Youth Ke-13 tidak hanya sekadar kompetisi, tetapi panggung bagi mereka untuk menunjukkan bahwa masa depan yang lebih hijau. Selain kedua inovasi tersebut, 23 finalis lain dari berbagai wilayah Indonesia juga menghadirkan solusi kreatif untuk kelestarian lingkungan.

Di wilayah Sumatera, tim Group PAKK ECO dari SMA Negeri Unggul Seribu Bukit, Aceh, mengembangkan inovasi energi alternatif dari sisa panen kopi.

Masih di pulau yang sama, tiga tim dari Sumatera Utara menunjukkan inovasi beragam. Tim Ecofish Guardians SMA Negeri 1 Simanindo mengembangkan tepung protein berbahan dasar ikan predator.

Kemudian, tim CC SMANSAGIDO dari SMA Negeri 1 Gido mengolah limbah pertanian menjadi energi alternatif dan kantong ramah lingkungan. Tim CES SMA Negeri 1 Matauli Pandan memanfaatkan limbah kepiting untuk energi alternatif.

SMA Negeri 2 Sekayu, Sumatera Selatan, mengembangkan pemanfaatan biostimulan untuk aktivitas pertambangan. Sementara itu, SMA Negeri 2 Painan, Sumatera Barat, mengembangkan penggunaan drone untuk menciptakan udara bersih dalam pengiriman barang

Ada pula tim PSR dari SMA Negeri 1 Bengkulu Selatan yang memanfaatkan limbah nonorganik untuk material konstruksi jalan serta tim Enviro Genius SMA Negeri 1 Karimun, Kepulauan Riau, yang melakukan diversifikasi produk gulma air untuk ecopackaging.

Di wilayah Kalimantan, tim Pablo Ecobar SMA Negeri 5 Balikpapan menciptakan inovasi pengubah air laut menjadi air layak konsumsi. Tim Ecosmart SMA Negeri 2 Tarakan, Kalimantan Utara, fokus pada peningkatan pemanfaatan limbah kerang untuk penyubur tanaman.

Di Pulau Jawa, inovasi datang dari berbagai sekolah. Tim Rocreate SMA Negeri 41 Jakarta menghadirkan kreativitas pemanfaatan limbah berbahaya untuk mengatasi banjir.

Dari Jawa Barat, SMK Texar Klari Karawang memanfaatkan teknologi internet of thing (IoT) untuk menghemat energi. SMA Negeri 1 Tasikmalaya mengembangkan biota air untuk energi terbarukan dan peningkatan kualitas air. Lalu, SMK PGRI Telagasari memanfaatkan teknologi energi alternatif untuk pengairan sawah.

Tim Halte Pintar SMA Negeri 1 Blora, Jawa Tengah, mengoptimalkan potensi alam sebagai bahan dasar pembangkit listrik untuk masyarakat. Di Yogyakarta, tim Arkalya SMA Negeri 3 menghadirkan inovasi bahan bekas papan sebagai bahan bangunan untuk daerah rawan gempa.

Dari Bali, tim Le-Bios SMA Negeri 1 Bangli memanfaatkan sisa canang (persembahan masyarakat Hindu) untuk energi alternatif.

Di Sulawesi, tim Vigenia SMA Negeri 9 Manado mengolah limbah pohon untuk tempat pembawa barang, sementara tim SMA Negeri 21 Makassar memaksimalkan potensi buah beracun untuk bahan bakar ramah lingkungan.

Di Indonesia bagian timur, tim Ecobiofarm SMA Negeri 3 Merauke, Papua Selatan, mengoptimalkan penggunaan ampas dan kohe yang efisien untuk pertanian. Sementara, tim Plastipave Creators SMK Negeri 1 Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, melakukan eksplorasi sampah anorganik untuk bahan pembangunan jalan.

Keberagaman inovasi dari para finalis TEY Ke-13 ini menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia memiliki kepedulian tinggi terhadap isu lingkungan dan mampu menghadirkan solusi sesuai tantangan di daerah masing-masing.

Pendampingan intensif Toyota

Sama seperti batch-batch sebelumnya, Toyota Indonesia memberikan dukungan penuh kepada 25 finalis terbaik TEY Ke-13, seperti mentoring online, kunjungan langsung ke lokasi proyek, dan penyediaan helpdesk.

Dukungan itu diberikan untuk memastikan setiap proyek berjalan sesuai rencana dan membantu peserta mengatasi kendala teknis dan memastikan ide-ide yang diajukan dapat diimplementasikan dengan baik.

Tim Toyota dan komite TEY juga memberikan umpan balik untuk menyempurnakan inovasi yang finalis kerjakan.

Setiap proyek dinilai dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang berfokus pada dampak lingkungan dan keberlanjutan. Dampak proyek terhadap Masyarakat dan pelibatan stakeholder menjadi salah satu hal utama yang diperhatikan.

Proyek yang mampu memberikan manfaat langsung, seperti meningkatkan kesejahteraan atau mengatasi tantangan lingkungan lokal, mendapatkan perhatian lebih. Hal ini juga termasuk kegiatan sosial (social movement), seperti bersih-bersih pantai dan pasar bersama pihak lain (stakeholder)

Selain itu, potensi replikasi dan keberlanjutan juga menjadi bagian penting dari penilaian. Inovasi yang dapat diterapkan di wilayah lain atau tetap berjalan dalam jangka panjang tanpa ketergantungan besar dinilai lebih unggul.

Penilaian juga mencakup pelaksanaan ide inovasi. Peserta dinilai berdasarkan efektivitas implementasi proyek mereka. Keterlibatan berbagai pihak atau stakeholder dalam mendukung keberhasilan proyek menjadi indikator lain yang menunjukkan keberhasilan kolaborasi.

Proyek yang berhasil menunjukkan dampak sosial dan lingkungan yang terukur, seperti pengurangan emisi karbon atau pengelolaan limbah yang efisien, circular economy mencerminkan keberlanjutan yang kuat.

Toyota Indonesia turut memberikan pendanaan tambahan dan bimbingan teknis bagi proyek-proyek yang dinilai memiliki potensi besar untuk direplikasi serta bertahan dalam jangka panjang. Hal ini menunjukkan komitmen Toyota Indonesia dalam mendukung ide-ide inovatif dari generasi muda.

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan, aksi nyata dan partisipasi aktif pelajar sekolah menengah atas di lingkungan sekitarnya dapat membantu upaya akselerasi target pemerintah mencapai pengurangan emisi memasuki era transisi energi pada 2030.

Optimisme juga disampaikan Vice President Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto. Ia menyampaikan, program TEY merupakan bentuk dukungan nyata pihaknya kepada generasi muda dalam melakukan dekarbonisasi dan menjaga kelestarian lingkungan dengan cara yang cerdas, inovatif, dan berkelanjutan.

“Terlebih lagi saat ini TEY sudah pada tahap 25 besar proposal terbaik yang akan kami beri bimbingan agar para peserta dapat lebih terarah dan termotivasi dalam mengimplementasikan ide-ide yang telah mereka buat,” terang Henry.

Sebagai bagian dari komitmen global terhadap keberlanjutan, Toyota Indonesia juga menjalankan Toyota Environmental Challenge (TEC) 2050. Program ini bertujuan mengatasi berbagai tantangan lingkungan, termasuk perubahan iklim, kelangkaan air, kekurangan sumber daya alam, serta hilangnya keanekaragaman hayati.

Toyota menerapkan komitmen ini ke seluruh aspek operasionalnya, mulai dari proses produksi, rantai pasok (supply chain), hingga pemberdayaan komunitas di sekitar. Dengan TEC 2050, Toyota ingin memastikan bahwa semua inisiatif lingkungan, termasuk TEY, dapat berkontribusi pada masa depan yang lebih hijau.

Informasi lebih lengkap mengenai TEY Ke-13 bisa didapat dengan mengklik tautan ini.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

'Bahan Kimia Abadi' PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

"Bahan Kimia Abadi" PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

Pemerintah
Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Swasta
Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Pemerintah
Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

BrandzView
China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

Pemerintah
Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Swasta
100 Hari Prabowo-Gibran, Ini Pejabat Energi dan Lingkungan dengan Skor Tertinggi hingga Terendah

100 Hari Prabowo-Gibran, Ini Pejabat Energi dan Lingkungan dengan Skor Tertinggi hingga Terendah

LSM/Figur
Menag Dorong Integrasi Isu Lingkungan dengan Pendidikan Agama

Menag Dorong Integrasi Isu Lingkungan dengan Pendidikan Agama

Pemerintah
Pengamat Ekonomi Energi Desak Perguruan Tinggi Tolak Konsesi Tambang

Pengamat Ekonomi Energi Desak Perguruan Tinggi Tolak Konsesi Tambang

LSM/Figur
Organisasi Masyarakat Sipil: RUU Minerba Jadi Jorjoran Izin Tambang

Organisasi Masyarakat Sipil: RUU Minerba Jadi Jorjoran Izin Tambang

LSM/Figur
Baleg Setuju Revisi UU Minerba Jadi Inisiatif DPR, Disepakati Jelang Tengah Malam

Baleg Setuju Revisi UU Minerba Jadi Inisiatif DPR, Disepakati Jelang Tengah Malam

Pemerintah
Total Penyaluran Kredit BCA 2024 Rp 900-an T, 25 Persennya Sektor ESG

Total Penyaluran Kredit BCA 2024 Rp 900-an T, 25 Persennya Sektor ESG

Swasta
IWHM 2025, Berdayakan Perempuan lewat Langkah Inspiratif

IWHM 2025, Berdayakan Perempuan lewat Langkah Inspiratif

Swasta
SBTi Hapus Lebih dari 200 Perusahaan dari Daftarnya, Apa Alasannya?

SBTi Hapus Lebih dari 200 Perusahaan dari Daftarnya, Apa Alasannya?

Pemerintah
BCA Bantu 1986 UMKM Dapat Sertifikasi Halal, Dorong Keberlanjutan

BCA Bantu 1986 UMKM Dapat Sertifikasi Halal, Dorong Keberlanjutan

Swasta
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau