KOMPAS.com - Laporan baru dari Sport Industry Group (SIG) yang bekerja sama dengan Nielsen Sports serta konsultan Think Beyond menemukan tantangan dan peluang bagi industri olahraga yang ingin menyelaraskan strategi bisnis mereka dengan keberlanjutan dan dampak sosial.
Laporan yang diluncurkan 14 Januari 2025 tersebut mengungkap adanya perbedaan yang mengejutkan dalam persepsi kontribusi lingkungan dan sosial olahraga.
Laporan memaparkan sebanyak 56 penggemar olahraga percaya olahraga memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Sedangkan hanya 21 persen profesional olahraga yang memiliki optimisme itu.
Namun konsensus tentang perlunya perubahan mengenai itu sudah jelas.
Dikutip dari Sustainability Magazine, Senin (27/1/2025) sebanyak 70 persen penikmat olahraga dan hampir 90 persen profesional industri setuju bahwa tim dan liga olahraga harus berbuat lebih banyak untuk mengatasi keberlanjutan dan sosial.
Baca juga:
Lebih lanjut, laporan juga mencatat 85 persen profesional olahraga mengakui peran keberlanjutan dalam strategi komersial tetapi hanya 36 persen yang menganggapnya penting.
Dan organisasi yang memprioritaskan strategi ESG tersebut melaporkan manfaat yang besar termasuk keterlibatan penggemar yang lebih kuat (65 persen) dan peningkatan pendapatan komersial (62 persen).
"Laporan ini memperjelas keberlanjutan bisa menjadi kunci mendorong pendapatan, melibatkan penggemar, memperkuat kemitraan dan membangun keunggulan kompetitif," ungkap Dr Susie Tomson, Global Head of Insight & Impact di Think Beyond.
Data tersebut menyoroti pula dampak keselarasan merek dengan keberlanjutan.
Lebih dari dua pertiga (68 persen) penggemar olahraga memandang merek secara positif saat berkolaborasi dengan organisasi olahraga yang mempromosikan inisiatif dalam perubahan sosial.
Sedangkan 65 persen penggemar menghargai upaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari acara olahraga.
Laporan kemudian membeberkan generasi muda berada di garis depan pergeseran menuju keberlanjutan ini.
Di antara penggemar olahraga berusia 18 hingga 34 tahun, 87 persen menyatakan kesediaan untuk membayar biaya tambahan guna mendukung inisiatif yang bermanfaat bagi lingkungan.
Sementara hanya 49 persen dari mereka yang berusia 55 tahun ke atas yang mau melakukan hal serupa.
Baca juga:
Secara keseluruhan, 53 persen penggemar mengatakan mereka akan membayar tambahan 5 poundsterling untuk harga tiket acara yang berkontribusi pada perbaikan lingkungan.
Laporan tersebut mengidentifikasi peluang yang jelas bagi industri olahraga untuk memanfaatkan platform dan tokoh-tokoh terkemuka mereka untuk mendorong perubahan.
Ini lantaran penggemar dan profesional industri menganggap tim dan atlet sebagai suara paling berpengaruh dalam keberlanjutan, menempatkan mereka lebih tinggi daripada politisi, tokoh media, dan ikon budaya.
Dampak klub atau tim yang berinvestasi dalam keberlanjutan telah terlihat memiliki efek yang sangat positif pada penggemar.
Misalnya, di Liga Premier, Liverpool, Brentford, dan Arsenal semuanya telah membuat langkah penting dalam keberlanjutan.
Hal ini juga dapat dilihat di F1, dengan Mercedes menarik penggemar dengan persuasi yang sadar sosial berkat pendekatannya terhadap ESG.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya