Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Global: Ada Kesenjangan dalam Kemajuan Menuju SDGs

Kompas.com - 07/02/2025, 19:00 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) merupakan kerangka kerja global terkemuka untuk mencapai kemajuan manusia, kemakmuran ekonomi, dan kesehatan planet.

Kerangka kerja ini menekankan isu-isu seperti kesehatan masyarakat, pendidikan untuk semua, kesetaraan gender, nol kelaparan, adopsi energi bersih dan terbarukan, dan konservasi keanekaragaman hayati.

Namun, studi global baru-baru ini menemukan bahwa ada kesenjangan kemajuan negara-negara dalam mencapai SDGs.

Itu terungkap setelah peneliti mendapatkan wawasan bagaimana upaya 166 negara dalam mencapai SDGs selama dua dekade terakhir.

Baca juga:

Dikutip dari Phys, Jumat (7/2/2025) dengan menerapkan analisis jaringan dan metodologi, peneliti menunjukkan negara-negara memang melangkah maju menuju pembangunan berkelanjutan.

Namun, data juga menunjukkan bahwa prioritas nasional bergeser dari waktu ke waktu seiring membaiknya kondisi sosial ekonomi secara keseluruhan.

Studi menyebut negara-negara mengubah arah dan mengejar tujuan berbeda.

"Dalam prosesnya, kami menemukan pergeseran prioritas nasional selama 20 tahun terakhir serta area yang terus menerus diabaikan kelompok negara tertentu dan membutuhkan tindakan terarah segera," ungkap kata Dr. Asaf Tzachor dari Sekolah Keberlanjutan Universitas Reichman di Israel.

Kesenjangan yang ditemukan peneliti terutama terkait dengan kualitas lingkungan, emisi karbon, hilangnya keanekaragaman hayati, atau dampak kekurangan gizi.

Area tersebut mendesak dan memerlukan tindakan terarah.

Indikator pengabaian tersebut misalnya terjadi pada negara-negara seperti Ethiopia dan India yang perlu fokus pada sanitasi dasar dan keanekaragaman hayati.

Sementara itu, negara-negara seperti China dan Amerika Serikat menghadapi tantangan terkait emisi gas rumah kaca, dan kekurangan gizi.

Baca juga:

Studi ini pun memberikan pemahaman terperinci tentang apa yang menghambat negara-negara dan di mana mereka dapat menggandakan upaya untuk mencapai kemajuan seimbang dan inklusif.

"Memahami kesenjangan ini sangat penting bagi kemajuan negara dan global," kata Dr. Tzachor.

"Dengan mengidentifikasi di mana negara-negara berkinerja buruk, kita dapat menyesuaikan kebijakan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan ini secara efektif," katanya lagi.

Studi ini menekankan pula perlunya tinjauan komprehensif terhadap kerangka kerja SDG saat tenggat waktu 2030 mendekat.

Studi juga menyerukan kerja sama internasional untuk memastikan bahwa tidak ada wilayah yang tertinggal dalam upaya mencapai pembangunan berkelanjutan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Pembukaan Lahan Sebabkan Pendangkalan di Danau Lido, MNC Land Bekukan Izin MNC Land

Pembukaan Lahan Sebabkan Pendangkalan di Danau Lido, MNC Land Bekukan Izin MNC Land

Pemerintah
Kementerian LH: Luas Danau Lido Berkurang hingga 12 Hektare

Kementerian LH: Luas Danau Lido Berkurang hingga 12 Hektare

Pemerintah
Studi Global: Ada Kesenjangan dalam Kemajuan Menuju SDGs

Studi Global: Ada Kesenjangan dalam Kemajuan Menuju SDGs

Pemerintah
Polusi Udara Kurangi Kemampuan Orang untuk Fokus

Polusi Udara Kurangi Kemampuan Orang untuk Fokus

Pemerintah
PLTU Hasilkan 1,67 Juta MWh Listrik Hijau Selama 2024, Diklaim Turunkan 1,87 juta Ton CO2

PLTU Hasilkan 1,67 Juta MWh Listrik Hijau Selama 2024, Diklaim Turunkan 1,87 juta Ton CO2

Pemerintah
Bluebird Bakal Tambah 1.000 Kendaraan Listrik yang Lebih Ramah Lingkungan

Bluebird Bakal Tambah 1.000 Kendaraan Listrik yang Lebih Ramah Lingkungan

Pemerintah
Terbukti Lakukan Pelanggarab, KEK Lido Milik Hari Tanoe Bakal Disegel Selama 90 Hari

Terbukti Lakukan Pelanggarab, KEK Lido Milik Hari Tanoe Bakal Disegel Selama 90 Hari

Pemerintah
Djarum Foundation Berikan 26.000 Bibit Tanaman ke Kelompok Tani Wonorejo

Djarum Foundation Berikan 26.000 Bibit Tanaman ke Kelompok Tani Wonorejo

Pemerintah
Suhu Kutub Utara Naik 20 Derajat Celsius di Atas Normal, Lampaui Ambang Pencairan Es

Suhu Kutub Utara Naik 20 Derajat Celsius di Atas Normal, Lampaui Ambang Pencairan Es

LSM/Figur
Area Es Terakhir di Arktik Terancam Hilang Lebih Cepat

Area Es Terakhir di Arktik Terancam Hilang Lebih Cepat

LSM/Figur
Fitur 'Sustainability' Bluebird, Ajak Penumpang Sumbang Dana untuk Tanam Pohon

Fitur "Sustainability" Bluebird, Ajak Penumpang Sumbang Dana untuk Tanam Pohon

Pemerintah
Cuap-cuap Transisi Energi, G7 Masih Subsidi Bahan Bakar Fosil

Cuap-cuap Transisi Energi, G7 Masih Subsidi Bahan Bakar Fosil

LSM/Figur
KLH Siapkan Regulasi Wajibkan Pemilik Kawasan Kelola Sampah

KLH Siapkan Regulasi Wajibkan Pemilik Kawasan Kelola Sampah

Pemerintah
KKP Optimistis Perdagangan Karbon Sektor Kelautan Terealisasi Tahun Ini

KKP Optimistis Perdagangan Karbon Sektor Kelautan Terealisasi Tahun Ini

Pemerintah
Begini Tanggapan MNC Land soal Penyegelan KEK Lido oleh Kementerian Lingkungan Hidup

Begini Tanggapan MNC Land soal Penyegelan KEK Lido oleh Kementerian Lingkungan Hidup

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau