JAKARTA, KOMPAS.com - PT PLN (Persero) menyebutkan teknologi substitusi batubara atau co-firing biomassa di 47 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menghasilkan 1,67 juta Megawatt hour (MWh) energi hijau pada 2024.
Angka ini meningkat 60 persen dibandingkan 2023 yang mencapai 1,4 juta MWh. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan bahwa co-firing biomassa menekan 1,87 juta ton emisi karbon dioksida (CO2) di tahun tersebut.
"Kini tugas PLN menyediakan energi yang bersih dan affordable untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Jumat (7/2/2025).
Baca juga: Produksi Listrik PLTS Lampaui PLTU Batu Bara di Uni Eropa
Co-firing biomassa PLN juga disebut menyumbang bauran energi terbarukan sebesar 1,86 persen, dibandingkan tahun 2023 yang berada di kisaran 1,2 persen.
Darmawan mencatat, konsumsi biomassa mencapai 1,62 juta ton pada 2024. Sedangkan di 2023, konsumsinya hanya 1 juta ton.
Selain mengurangi emisi karbon, teknologi tersebut mendorong pemanfaatan sumber daya yang lebih efisien dan berkelanjutan.
PLN menggunakan sawdust, woodchip, cangkang sawit, sekam padi, pellet sekam padi, bonggol jagung, bahan bakar jumputan padat, pellet tankos kelapa sawit, cangkang kemiri, serta limbah Rlracik uang kertas untuk co-firing biomassa PLTU.
“Melalui biomassa, kita dapat menciptakan ekonomi sirkuler dengan memanfaatkan limbah pertanian, perkebunan, dan kehutanan yang sebelumnya tidak bernilai," papar Darmawan.
"Selain itu, lahan-lahan kritis bisa direvitalisasi agar lebih hijau dan produktif,” tambah dia.
Baca juga: Bahlil Sebut Pensiun PLTU Jangan Dipaksakan, Greenpeace: Kontradiktif
Di tahun ini, PLN menargetkan untuk menambah teknologi co-firing biomassa ke 52 PLTU dengan proyeksi kebutuhan biomassa mencapai 10,2 juta ton per tahun.
Untuk memastikan ketersediaan pasokan, PLN akan terus mengembangkan ekosistem biomassa melalui program Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu. Karenanya, PLN bakal bekerja sama dengan Kementerian Pertanian.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya