Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulan Lalu Jadi Januari Terpanas Sepanjang Sejarah

Kompas.com - 10/02/2025, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Lembaga pemantau perubahan iklim bentukan Uni Eropa, Copernicus Climate Change Service (C3S), menyatakan Januari 2025 sebagai bulan Januari terpanas speanjang sejarah pencatatan.

Lembaga tersebut menyebutkan, suhu rata-rata permukaan Bumi pada Januari 2025 naik 1,75 derajat celsius dibandingkan masa praindustri, alias melampaui ambang batas 1,5 derajat celsius.

Januari 2025 memecahkan rekor sebagai bulan Januari terpanas meskin fenomena La Nina mulai terbentuk dan mendinginkan Pasifik.

Baca juga: 2024 Resmi Jadi Tahun Terpanas, Kali Pertama Suhu Lampaui 1,5 Derajat Celsius

Lembaga tersebut menyampaikan, rata-rata suhu permukaan Bumi pada Januari 2025 adalah 13,23 derajat celsius.

Temperatur tersebut membuat Januari 2025 lebih panas 0,79 derajat celsius dibandingkan rata-rata Januari 1991-2020.

Wakil Direktur C3S Samantha Burgess mengatakan, temuan tersebut merupakan fakta yang mengejutkan.

Rekor Januari terpanas tersebut terjadi setelah rekor tahun terpanas dan bulan terpanas dipecahkan secara berentetan.

"Copernicus akan terus memantau suhu laut dan pengaruhnya terhadap perubahan iklim kita sepanjang tahun 2025," kata Burgess, dikutip dari siaran pers, Kamis (6/2/2025).

Baca juga: 4 Negara Termasuk Indonesia Kompak Nyatakan 2024 Tahun Terpanas

Januari 2025 juga menjadi bulan ke-18 dari 19 bulan terakhir yang mencatat kenaikan suhu 1,5 derajat celsius dibandingkan masa praindustri.

Sejumlah ilmuwan iklim sebelumnya memperkirakan periode panas akan beralih ke fase yang lebih dingin karena El Nino berakhir digantikan dengan La Nina.

Namun, sampai Januari 2025, suhu panas masih terjadi sehingga memicu perdebatan tentang faktor-faktor lain sebagai pemicunya, sebagaimana dilansir The Guardian.

Julien Nicolas, seorang ilmuwan iklim dari C3S, juga mengungkapkan keterkejutannya atas temuan tersebut.

"Anda tidak melihat efek pendinginan ini, atau setidaknya pengereman sementara, pada suhu global yang kami perkirakan akan terjadi," ujar Nicolas.

Baca juga: Selain India, China Nobatkan 2024 Jadi Tahun Terpanas

Tahun terpanas

Diberitakan sebelumya, C3S juga menyatakan bahwa 2024 sebagai tahun terpanas. Dan untuk kali pertamanya suhu naik 1,5 derajat celsius bila dibandingkan pada masa praindustri pada tahun 1850-an.

Suhu rata-rata sepanjang 2024 menurut analisis data satelit C3S adalah 15,10 derajat celsius. Suhu tersebut lebih tinggi 0,72 derajat celsius di atas rata-rata periode 1991-2020.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau