KOMPAS.com - Sebanyak empat negara di Asia kompak menyatakan bahwa 2024 menjadi tahun terpanas. Keempat negara tersebut adalah India, China, Indonesia, dan Jepang.
Di India, Departemen Meteorologi India melaporkan, 2024 menjadi tahun terpanas di "Negeri Anak Benua" tersebut sejak 1901 alias sekitar 123 tahun terakhir.
"Suhu udara permukaan daratan rata-rata tahunan di seluruh India pada 2024 adalah 0,65 derajat celsius di atas rata-rata jangka panjang, periode 1991-2020," kata Direktur Jenderal Departemen Meteorologi India Mrutyunjay Mohapatra, sebagaimana dilansir AFP, Rabu (1/1/2025).
India sendiri turut dilanda gelombang panas terpanjang tahun lalu. Suhu udara melonjak lebih dari 45 derajat celsius.
Pada Mei, gelombang panas di ibu kota, New Delhi, sempat mencapai 49,2 derajat celsius, rekor yang sebelumnya terpecahkan pada 2022.
Baca juga: Selain India, China Nobatkan 2024 Jadi Tahun Terpanas
Sedangkan Administrasi Meteorologi China melaporkan, suhu rata-rata selama 2024 mencapai 10,92 derajat celsius.
Suhu tersebut lebih tinggi 1,03 derajat bila dibandingkan temperatur rata-rata selama setahun pada 2023.
"Tahun terhangat sejak dimulainya pencatatan lengkap pada 1961," kata Administrasi Meteorologi China, sebagaimana dilansir AFP, Rabu (1/12/2025).
Administrasi Meteorologi China menambahkan, 10 tahun terhangat sejak pencatatan dimulai pada 1961 semuanya terjadi pada abad ke-21.
Sementara itu, Shanghai yang menjadi pusat finansial "Negeri Panda" juga melaporkan 2024 sebagai tahun terpanas sejak pencatatan suhu dilakukan pada zaman Dinasti Qing, sebagaimana dilansir Reuters.
Suhu rata-rata Shanghai mencapai 18,8 derajat celsius pada 2024, yang merupakan tahun terpanas sejak pencatatan temperatur dilakukan pada 1873.
Baca juga: 2024 Jadi Tahun Terpanas di India dalam 123 Tahun Terakhir
Di Indonesia, sepanjang periode pengamatan tahun 1981 hingga tahun lalu, 2024 menempati urutan pertama tahun terpanas.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, nilai anomali pada 2024 adalah sebesar 0,8 derajat celsius.
Dilasir dari situs web BMKG, anomali suhu udara rata-rata dari 113 stasiun pengamatan di Indonesia menunjukkan, hampir seluruhnya bernilai anomali positif.
Perbedaan antara suhu udara rata-rata tahun 2024 terhadap tahun 2023 menunjukkan sebagian besar stasiun pengamatan BMKG bernilai positif.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya