Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Greenfaith Ajak Umat Beragama Hemat Listrik Saat Ibadah

Kompas.com - 19/02/2025, 21:12 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Greenfaith Indonesia, organisasi lingkungan lintas agama, menyerukan kampanye Puasa Energi untuk mengajak umat beragama hemat menggunakan listrik saat beribadah.

Koordinator Nasional Greenfaith Indonesia, Hening Parlan, mengatakan kampanye terus digaungkan menjelang bulan Ramadhan 1446 hijriah.

"Di dalam puasa energi tujuannya adalah pada saat shalat berusaha menyalakan lampu hanya di tempat shalat saja. Jadi lampunya kita matiinlah kalau sudah shalat," ungkap Hening dalam acara Cahaya Ramadhan: Menjalani Ibadah Energi dengan Energi Berkelanjutan di Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2025).

Baca juga: 4 Rekomendasi agar RI Beralih ke Kendaraan Listrik demi Capai NZE

Menurut dia, terkadang ketika seseorang beribadah peralatan elektronik seperti AC dan televisi di rumah kerap dibiarkan menyala. Karenanya, gerakan Puasa Energi membantu agar masyarakat bisa menghemat listrik.

"Kedua, kalau kita tarawih tidak di rumah, artinya di rumah enggak ada orang atau hanya ada satu orang maka kita kurangi sebanyak mungkin (penggunaan listrik)," tutur dia.

Hening menyampaikan bahwa pihaknya membuka kesempatan bagi pengurus gereja ataupun pura untuk bergabung dalam kampanye itu.

"Nanti silakan yang mau bergabung, bukan hanya yang masjid yang bisa bergabung, tetapi juga gereja dan pura. Apalagi saudara kita yang Hindu tanggal 29 Nyepi jadi pas banget dengan puasa energi," ujar dia.

Ia mencatat, sejauh ini sudah ada 18 masjid yang telah melakukan penghematan energi. Greenfaith pun menggandeng World Wide Fund for Nature (WWF) untuk menghitung berapa jam, satu keluarga bisa mengurangi penggunaan energi.

"Jadi misalnya satu keluarga itu ternyata dalam sehari bisa mengurangi 2 jam penggunaannya. Akan kami kalkulasi berapa banyak dalam Ramadhan ini yang akan berkurang, berkontribusi berapa jam dalam Ramadhan ini untuk urusan energi," ungkap Hening.

Baca juga: Turunkan Emisi, PLN Rencanakan Pasang CCS di 4 Pembangkit Listrik

Dia menggarisbawahi bahwa Puasa Energi bukan hanya menyangkt listrik saja, melainkan sisa-sisa makanan. Kata Hening, sisa makanan turut berkontribusi terhadap peningkatan emisi karbon.

"Puasa energi, jangan berpikir hanya energinya dari listrik atau lampu, tetapi juga dari makanan dan penggunaan air. Jadi penggunaan airnya seberapa besar sebenarnya, bisa terhemat berapa banyak kami ada panduannya," jelas Hening.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau